Pengakuan Davin

1471 Words
"Luka yang tak berdarah walau terasa sakit luar biasa, saat mendengar dia yang disayang tak lagi sendiri dalam mengejar bayangan." DisaLoveDiary *** Pukul 11.00 wib , Disa membereskan peralatan tulisnya dan memasukkannya kedalam tas . "Bik ikut aku ke butik mommy, skalian makan siang disana aja!" ajak Disa yang sudah siap menyelempangkan tas canvasnya . "Ada apa ke butik yokap loe?" "Mommy nyuruh kita ngepasin baju buat acara nikahannya Joana ama kak Devian, ntar Ariana juga kesana." "Sekarang?" Disa menyebikkan bibirnya, dia kadang teramat kesal dengan kelemotan sahabatnya ini. "Nggak tahun depan aja, Bik! ya sekarang donk kan tadi Aku ngajak sekarang ." "Ya elaahh gitu aja ngambek," Sabika menjawab dengan tawa sembari mencolek lengan Disa gemas,"Ya kali aja masih lama , gua kan mau ngecengin Marcel si anak Akutansi." "Ishhh kok malah ngecengin cowo sich , kita kan cewek, Bik." "Emang kenapa kalau cewe? Nggak boleh gitu ngecengin cowok?" "Ya nggak juga sih, tapi jadi cewe itu yang elegan donk, walau kita suka tapi jangan juga terlihat mengejar-ngejar, biar cowonya aja yg ngejar kita." "Layangan putus keless pake dikejar." Sabika cekikikan , sementara Disa memutar bola matanya malas . "Seperti Joana ya , nggak tau kapan ngejarnya tau-tau nikah," ucapan Sabika membuat Dosa terdiam sesaat "Ya mana kita tahu, Bik! kan Kak Davin nggsk kuliah disini ." "Iya juga sih ." "Udah yuk , cepetan , mommy udah nunggu!" ajak Disa sambil menarik tangan Sabika . Sabika manut-manut saja waktu tangannya digandeng Disa berjalan menuju tempat parkir, dari jauh seorang gadis tampak melambaikan tangannya memanggil mereka untuk mendekat . "Ishh kalian kenapa sih lelet banget kayak siput , aku udah hampir lumutan nunggu!" sungut Ariana dengan mimik wajah lucu . Ya gadis itu Ariana Delia Toriq , putri pertama pasangan Athanza Toriq dan Ivone Gisella Smith mahasiswi Cerdas Fakultas Teknik Arsitektur berusia 18 tahun memiliki sifat cuek namun baik hati, sikapnya yang tomboy dan jutek membuatnya mudah bergaul dengan siapa saja. Disa tersenyun melihat wajah kesal Ariana, lalu menyentil dagu gadis cantik berhijab itu gemas sembari menggodanya. "Tapi baru hampir lumutan kan, belum lumutan beneran ? Karna klo lumutan beneran bisa-bisa bang Daniz kabur." Ariana semakin kesal saat nama Daniz disebut, dan itu semakin membuat Disa dan Sabika tersenyum lebar . "Cie kalau nama Daniz disebut kenapa pipinya jadi merah gitu, Non?" "Iya nih kesayangannya abang Daniz, pake blus on nya ketebelan ya." "Issh kak Disa ama kak Bika ini sama aja ya, suka banget bikin Riana kesel! lagian siapa juga kesayangan bang Daniz , mana ada kalau sayang kok suka banget menyentil jidat Riana dan jutekin Riana ." sahut Ariana dengan wajah kesalnya . "Cie curhat nie , kak Bika yakin kok itu sentilan sayang loh ." "Kak Bika!" teriak Ariana sembari memukuli lengan Sabika membuat gadis itu mengaduh kesakitan . "Ishh cantik-cantik kok bar bar banget sih ." "Biarin! emang Riana pikirin," sahut Ariana sembari membuka pintu mobil dan meletakkan tas sketsa gambarnya di jok belakang . Lalu mendudukkan diri ke kursi pengemudi, disebelahnya Disa sudah duduk cantik dan Sabika yang duduk kepaksa duduk ditemenin gitar dan tabung kertas gambar milik Ariana . "Biasanya pake motor, Dek?" tanya Disa ketika mobil Mazda 2 putih itu meninggalkan parkiran . "Lagi males pake motor, Kak! lagian hari ini praktek kerja bengkel jadi bawaannya banyak" sahut Ariana sembari tetap fokus pada jalan didepannya . Disa manggut manggut mendengar jawaban gadis itu , dan Disa percaya dengan melihat banyaknya barang dimobil Ariana. "Kita jadikan bawain lagu dipernikahannya kak Davin ?." tanya Ariana memecah kesunyian . "Jadi dong! hari ini kita latihan saja sekalian gimana, Di?" tanya Sabika yang hanya dianggukin oleh Disa . Tak lama mobil memasuki area parkir Cafe and Boutique Red Flowers milik Araela yang dikelola bersama Ivone dan Krisnabella . Setelah memarkir mobilnya , Ariana bersama Disa dan Sabika melangkah riang masuk kedalam Cafe yang tampak ramai karena memang jam makan siang . "Eh Mba Disa , lama nggak kesini?" sapa pemuda pelayan cafe menyapa Disa ramah, membuat gadis itu terkikik geli . "Lebay loe banget mas Arif , tiga hari yang lalu kan aku kesini ." jawab Disa yang dibalas dengan cengiran Arif . "Ya eellaahh, basa basi kan nga apa, Mbak!biar akrab gitu ." "Basa basi kelamaan jadi basi tau." Disa memutar bola matanya , pegawai mommy nya ini emang rada tengil tapi baik dan rajin anaknya . Arif mengarahkan Disa dan kedua temannya ke meja yang berada diruang terbuka dilantai 2 yang teduh dan lebih tenang . "Kak Arif , Disa pesen nasi bakar pedes, ebi Furai sama lemon tea dingin ya 3, Spangetti bolognes 2, kentang goreng 1,salad buah 1, puding coklat vanila 2 dan nggak pake lama ." Arif mengangguk mencatat pesanan Disa lalu bergegas menuju dapur menyerahkan daftar pesanan ke chief untuk segera di olah . 1/2 jam kemudian ketiga gadis cantik itu menikmati makan siang diselingi canda dan obrolan ringan . "Maaf telat, boleh gabung ?" suara bass seorang pria menghentikan obrolan ketiga gadis itu, berdiri dihadapan mereka seorang pria tampan berpakaian casual yang tersenyum manis kemereka . "Ehh kak Davin , boleh kak ,sini silahkan," sahut Ariana sembari menarik kursi disebelahnya, tepatnya di depan Disa duduk, Davin mengangguk lalu ikut duduk bersama mereka . "Kak Davin sudah makan?" tanya Disa dan Davinn hanya mengangguk pelan . "Pesankan coffe latte panas saja ." Disa mengangguk lalu memanggil pelayan untuk memesan minuman Davin . "Kak Davibn kok nggak ada cerita ke kita sih? kalau sudah mau mariage? Ariana aja sampe kaget untung jantung Ariana kuat ." Davin tertawa kecil mendengar penuturan Ariana . "Memang kenapa kalau jantungnya nggak kuat." Devian bertanya disela tawanya . "Ya kalau nggak kuat bisa kena serangan jantung, Kak! terus Ariana koit diusia muda! ihh nga oke banget deh ." Dan tonyoran kejam mendarat sukses dikening mulus Ariana dan pelakunya siapa lagi kalau bukan Sabika . "Lebay loe , drama banget sih ." "Biarin sapa tau lolos audisi main drama bareng DO EXO!" balas Ariana cuek dan melanjutkan memakan kentang gorengnya . "Bener kata Riana. Disa saja kaget denger kakak mau nikah sama Joana ." Davin tampak menghela nafasnya pelan , kepala menunduk sesaar seakan berupaya mengatur hatinya . "Iya , kakak minta maaf nggak cerita ini kekamu juga lainnya." Devian terdiam sejenak lalu melanjutkan kalimatnya, "Pernikahan dadakan bisa dibilang seperti itu." "Dadakan ? Maksudnya kak ?" Disa mulai penasaran . "Iya dadakan, tidak direncanain sebelumnya. Tiba-tiba saja kakek kakak yang di Thailand meminta kakak untuk menikah dengan cucu dari teman dekatnya yang tidak kakak kenal sebelumnya." "Joana ?" Disa memgeja nama itu dengan pelan . "Iya Joana teman kamu di kampus ." Disa tampak diam, dia malah asik memainkan sendok dimangkuk saladnya . Sabika menendang kaki Ariana pelan lalu memberi isyarat pada gadis itu untuk cari tempat lain . "Aishh! Bunda nggak ngenakin banget deh , masih juga makan siang, sudah di suruh ke ruangannya," gerutu Ariana pura-pura kesal sembari menatap ponsel yang sebenarnya pesan dari Sabika bukan dari bundanya. "Kak Disa, kak Davin nggak apakan Riana tinggal bentar?" ucap gadis itu sembari menyangclong tas punggungnya dan tas gitarnya . Disa dan Davin mengangguk bersamaan, lalu Ariana menarik tangan Sabika untuk ikut dengannya pindah meja dilantai bawah. Kini tinggal Davin dan Disa yang masih duduk di kursi mereka . Untuk sesaat mereka saling diam dan sibuk berbicara dengan pikiran masing-masing . "Disa! kak Devian mau minta maaf ." Akhirnya Davin memutuskan untuk memecah keheningan. Disa mengangkat kepalanya dan menatap Devian dengan tatapan tanya . "Maaf ? Kenapa ?" "Karena kakak tidak bisa menepati janji untuk selalu disisimu. Janji untuk selalu ada dan menjadi sandaran kamu selain Daniz. Kakak merasa gagal untuk menempatkan hati kakak dihatimu. Kalau Didi mau marah marahlah! kakak akan terima, tapi Didi juga perlu tahu jika kakak menerima pernikahan ini karena rasa hormat dan sayang kakak pada kakek dan untuk nama baik keluarga. Kakak tidak bisa mengecewakan orang tua dan kakek walau untuk itu kakak harus terluka." Disa menggigit bibirnya, dia tidak tahu bagaimana perasaannya berbicara . "Maaf kakak sudah membuat Disa kecewa. Tapi sampai kapan pun, gadis yang kakak cintai hanya kamu Disa." Disa tertegun sejenak saat mendengar pernyataan cinta Davin. Namun dia tak ingin menjadi egois dengan menghancurkan pernikahan pria itu. "Nggak apa, Kak! Disa nggak apa- apa kok! jangan merasa bersalah begitu, Kak. Ini kan sudah jalan jodoh kakak, jadi kakak juga harus bisa menerima dengan lapang dada." Jleb Disa terasa seperti ditusuk ribuan jarum saat mengatakan itu. Jujur dia kecewa atas pernikahan Davin ini tapi dia juga harus bisa memahami alasan yang dikatakan Davin. Sebenarnya Disa bukan tak rela Davin menikah dengan wanita lain, semua karena dirinya sudah merasa nyaman bersama Davin. Davin yang dia anggap seperti kakaknya sendiri , dia akan selalu menemani saat Disa sedang sendirian . Setelah menjelaskan semua ya Davin berpamitan untuk kembali ke Caffenya, sementara Disa menyusul Ariana dan Bika ke Butik milik mommya . ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD