Ada Yang Cemburu

1083 Words
"Aku merasa nyaman saat berada di sisi kak Akio , namun aku juga merasa senang jika bersama Kak Davin. Tapi aku tak bisa berlaku egois. Diantara keduanya, aku harus tetap memilih kemana hatiku akan berlabuh " DisaLove Diary *** Seorang gadis berseragam putih abu-abu tampak berdiri di depan pagar sekolahnya. Wajahnya sudah memerah karena suhu panas musim kemarau. Berkali-kali tangannya mengibaskan kipas dari kayu cendana untuk mendinginkan suhu tubuhnya yang gerah dibalik rok panjang, kemeja lengan panjang beserta jilbab segi empat yang menutupi kepalanya. Wajahnya gelisah , sesekali dia melirik jam ditangan kirinya . Dibukanya kembali ponsel, lalu mencari nomor mommynya. Namun sayang yang menjawab suara lembut sang operator yang mengatakan tidak dia tak bisa melakukan panggilan karena pulsa yang di miliki tidak mencukupi, nasib yang sama di alami kuota internet bulanannya yang lupa dia isi ulang karena keasikkan menggunakan wifi di rumah. "Yah pake abis lagi! Kalau gini badu aja nyesal, kenapa nggak ngikut saran Mommy pakai internet pasca bayar," gumam gadis itu dengan wajah yang hampir menangis." Bang Daniz kemana sih? kok belum balik? pamitnya tadi cuman sebentar!" gumam gadis itu lagi sambil celingak celinguk mencari sosok kembarannya. Tiba-tiba sebuah motor sport berhenti tak jauh dari dia berdiri. Seorang pemuda melepas helm full face yang membungkus kepalanya. turun dari motor besar itu. Berjalan menghampiri Disa yang masih cemas menunggu. "Disa kok berdiri disini? Dan kenapa belum pulang?" tanya pria berwajah tampan dengan garis wajah khas negeri matahari terbit yang tak lain adalah Akio yang sudah berdiri di depan Disa . Disa menatap Akio sesaat sebelum menundukan kepalanya. "Nunggu Bang Daniz, tapi belum datang," jawab Disa masih menunduk pandangannya jatuh pada ujung sepatunya. "Kemana Daniz?" "Tadi izin mau ada rapat panitia baksos sekolah dengan sekolah lain." "Kenapa tidak ditelphone ? Tidak bawa ponsel?" "Bawa cuman pulsanya habis," aku Disa dengan malu membuat Akio menggeleng pelan dan tersenyum sangat tipis, melihat gadis kecil kecil didepannya terlihat malu . "Ya sudah Kakak anter pulang saja, ya?" tawar Akio yang langsung membuat Disa mengangkat wajahnya dan menatap Akio seakan bertanya apa boleh ? "Sebentar! Kakak telphone Daniz dulu. Biar dia tidak usah jemput kamu, karena kamu pulang sama saya," ujar Akio dengan bahasanya yang formal. Akio lalu mengambil ponsel dari saku jaket yang dia pakai, lalu menekan nomor Daniz. Lama Akio menunggu. Sampai panggilan ketiga, baru panggilan tersebut tersambung dan teesengar suara Daniz dari seberang. "Selamat Siang, apa ini benar ponselnya Daniz?" "Iya! Ini Daniz kak Akio?" Terdengar kekehan Daniz membuat Akio tersenyum masam. "Kamu melupakan adikmu?" "Astaga! Iya! Daniz lupa! Bisa diamuk dad dan mom ini," sahuy Daniz panik. "Sudah tidak perlu panik, kakak minta izin mau antar Disa pulang. Kasihan Disa hampir menangis karena belum dijemput." "Kok Kak Akio Tahu?" tanya Daniz bingung. "Kebetulan tadi kakak lewat depan sekolah kamu!" "Oke, Kak Akio! Daniz ucapkan makasih, karena mau mengantar Disa pulang. Daniz masih belum selesai rapatnya. Makasih Kak! Sudah selamatkan Daniz dari kemaraha, Daddy." "Lain kali jika tak bisa pulang bersama, jangan buat adikmu menunggu." "Iya, Kak! Daniz salah! Sekali lagi Daniz minta maaf dan ngucap terima kasih pada kak Akio," aku Daniz penuh penyesalan, karena selama di sekolah, Disa adalah tanggung jawabnya seperti yang dia sampaikan ke daddy juga mommynya. "Nggak, apa Daniz. Tadi juga pas Kakak lewat depan sekolah kalian." "Oke kak, Assalamualaikum" "Makasih Dan, wassalamualaikum." Akio memasukkan kembali ponselnya setelah melakukan panggilan. Pemuda berwajah Jepang itu melepas jaket yang dipakainya dan memakaikan ke tubuh Disa, walau awalnya Disa menolak . "Pakai ini. Kakak tidak mau kena marah tante Ara, karena boncengin kamu tidak pakai jaket. Kamu tahu kan bagaimana kalau mommy kamu mengomel? Wiz Khalifa saja kalah dan pastinya akan merembet ke mama saya," ujar Akio. Dan Disa tersenyum lebar saat mengingat jika sedang mengomel maka mommynya juga mama Bela adalah pasangan duet yang paling epic. Dan Akio mengingat Mommy gadis cantik yang kini bersamanya sebagai perempuan cantik dan lembut yang dikenalnya sejak kecil sebagai sahabat mamanya. Perempuan yang bisa berubah jadi rapper saat mendapati anak-anaknya melakukan kesalahan , Sementara Disa hanya tersenyum memdemgar perkataan Akio tentang mommynya . Dengan bertumpu pada bahu Akio, dan di jaga dengan lengan pemuda itu. Disa naik keboncengan motor Akio yang lumayan tinggi. "Mau langsung pulang? Atau mau mampir ke tempat lain" tanya Akio sebelum menjalankan motornya. "Pulang saja, Kak! Takut momny mencari," jawab Disa sedikit keras, karena Akio kembali memakai helm full facenya. Akio mengangguk dan mulai menjalankan motornya dengan kecepatan standart. Menghindari jalan utama karena Disa tidak memakai helm. *** Akio ikut turun saat sudah sampai di rumah Letkol. Penerbang Purnawirawan Rewindra Wiratama. Pemuda itu berjalan di belakang Disa saat memasuki rumah berlantai dua dengan halaman luas itu. Suara ramai langsung terdengar saat mereka sudah berada di dalam rumah. "Assalamualaikum, Mom!" salam Disa seraya mengganti sepatu sekolahnya dengan sandal rumah berbentuk kelinci. Akio yang melihat itu hanya tersenyum tipis dan ikut mengganti sepatunya dengan sandal tipis untuk dalam rumah. "Walaikumsalam, loh! Kakak pulang sama siapa?" tanya Araela setelah menjawab salam putrinya. "Sama Kak Akio, Mom!" jawab Disa sembari mencium punggung tangan mommynya. "Loh kok sama Kak Akio?" tanya Ara bingung, lantas mengulurkan tangan saat Akio memintanya. "Iya, tante! Tadi kebetulan saya lewat di depan sekolah Disa. Lalu ketemu Daniz yang meminta tolong mengantar Disa pulang, karena Daniz ikut rapat panitia baksos di sekolahnya." "Daniz kebiasaan sekali. Dia kan bisa menelphone mommy!" "Sudah, Tante! Jangan dimarahi Daniz. Yang penting Disa sudah di rumah," jawab Akio. "Terima kasih banyak, ya Akio. Maaf sudah merepotkan kamu," jawab Araela disertai senyumnya. "Sama-sama, Tante Ara!" jawab Akio seraya membungkuk hormat. "Loh Akio disini? Ngapain?" Akio menoleh dan mendapati Davin yang baru masuk. "Mengantar Disa pulang sekolah, kau sendiri ada acara apa kemari?" "Saya sering kesini! Biasanya Disa telphone saya kalau nggak dijemput! Kok hari ini dia telphone kamu?" tanya Davin terdengar ada nada tak suka dalam bicara pemuda itu. "Hanya kebetulan saja, bukan hal yang direncanakan sebelumnya," jawab Akio tenang tidak terprovokasi dengan kalimat Davin. "Oh kebetulan! Syukurlah! Karena aneh saja, tiba-tiba Disa pulang sekolah bersama kamu," ujar Davin disertai senyum miringnya. "Ya anggap saja itu hal yang biasa," jawab Akio lalu tersenyum tipis saat melihat Disa berjalan ke arah mereka. "Kak Akio, dipanggil Mommy!" "Iya!" jawab Akio. "Loh Kak Davin mau jemput, Davina dan tante Melia?" tanyw Disa tanpa basa basi. "E-ehh ... I-iya! Kakak mau jemput mama dan Davina." Disa mengangguk lalu berbalik berjalan di sebelah Akio meninggalkan Davin yang menatap dengan kesal. "Awas kamu caper ke Disa! Disa hanya boleh bersamaku, bukan dengan Samurai X sepertimu," ucap Davin lalu berjalan kearah ruang keluarga. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD