Makna Kecantikan untuk Pria

754 Words
Number Thirty Nine ( Number 3 9 ), dua ribu enam puluh tujuh ( 2 0 6 7 ). Ia adalah seseorang yang memiliki wajah cantik. Cantik sesungguhnya dalam makna yang harfiah. Makna tersurat maupun tersirat. Apabila helai surai panjangnya yang indah itu diikat… ia akan cantik. Apabila helai surai panjangnya yang tampak menahan seperti para bintang iklan produk kecantikan rambut itu terurai… ia akan tetap senantiasa cantik. Bahkan… apabila ia mengenakan kerudung yang berfungsi untuk menutupi setiap helai rambut… ia akan tetap tetap tetap dan tetap saja cantik. Seolah kata yang melambangka keindahan itu enggan hengkang dari bagaimanapun juga penampilan yang ia kenakan. Cantik. Cantik. Cantik. Sekali cantik yang cantik. Bahkan kalau ia sedang tidur dengan mulut yang mengeluarkan liur bau jigong. Ia akan tetap cantik. Karena ia cantik. Sangat cantik. Dan benar-benar cantik. Apa kalian sudah mampu membayangkan betapa besar kecantikan yang ia miliki sampai kata cantik diulang lebih dari selusin kali hanya dalam pengenalan singkat dirinya? Ia memiliki rambut yang memiliki warna hitam. Namun, bukan hitam kusam yang asal hitam saja. Tapi, hitam berkilau yang amat menunjukkan betapa terawatt surai yang tumbuh di kulit kepalanya. Berkilau seperti langit malam yang ditaburi oleh gemerlap jutaan bintang. Tidak begitu lurus, namun juga tidak begitu keriting. Melainkan bergelombang dalam proporsi sempurna yang membuatnya jadi sangat memanjakan setiap mata yang menatap. Bukan hanya itu saja. Ia memiliki bentuk tubuh yang ramping serta jenjang. Model tubuh idaman para wanita yang persis seperti milik para peragawati yang kerap kali berlenggak-lenggok memamerkan pakaian hasil karya para peranan busana. Di tubuh mereka yang serupa manekin berjalan. Kulitnya pun begitu mulus. Seolah mampu membelai sekalipun hanya lewat tatapan jarak jauh. Persis seperti pesona yang ditampilkan oleh para bintang di televisi. Satu-satunya kesalahan akibat kecantikan luar biasa yang ia miliki hanya karena… ia adalah seorang LAKI-LAKI. Lelaki. Cowok. Calon pria. Man. Men. Boy. Gentleman. Dan semua ragam bahasa yang mewakili jenis keturunan Adam yang memiliki tugas membuahi dalam proses reproduksi atau menghasilkan keturunan untuk mempertahankan populasi manusia. Haaahh… Sebenarnya tak ada masalah yang memiliki arti. Tak peduli seperti apa pun juga Tuhan menganugrahi dirinya rupa. Ketika orang-orang berdecak mengungkapkan kekaguman mereka (entah mereka tau masalah jenis kelaminnya atau tidak)… ia tidak terlalu peduli. Ketika ada orang-orang melecehkan (mungkin karena mereka sudah tau soal jenis kelaminnya dan jadi memiliki pandangan miring) pun akan ia biarkan karena ia berusaha tidak pernah mengurusi cara berpikir orang lain. Setiap orang berhak memikirkan apa pun yang mereka inginkan. Ia, sekalipun terkadang terganggu, tidak merasa memiliki kewajiban atau hak untuk mengubah pola pikir itu. Show must go on. Pertunjukan harus tetap berjalan. Hidup harus terus dijalani dengan baik. Dengan atau tanpa komentar serta pemikiran orang lain. Bukankah seperti itu cara hidup manusia yang ideal? Karena kebanyakan orang gagal karena terlalu banyak memikirkan perasaan serta pendapat orang lain yang bahkan tidak akan membuatmu kaya atau miskin karena tindakannya. Tidak akan pernah memberi efek apa pun pada kehidupanmu. Intinya, tak ada yang membuat ia terganggu. Hanya karena rupa fisik yang ia miliki mirip dengan seorang perempuan. Sama sekali tidak ada. Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha. Fiiuuhh… Satu-satunya gangguan malah datang dari dirinya sendiri. Bukan dari ucapan atau pemikiran orang lain yang ada di sekitarnya. Memiliki seorang papa dan seorang kakak laki-laki yang sangat rupawan (dalam standar laki-laki tentu saja) membuat ia kerap kali merasa sangat minder. Membuat ia rendah diri dan merasa jauh dari kata sempurna. Seluruh keindahan dan kesempurnaan yang ditampilkan oleh wajah serta tubuhnya. Semua itu jadi ia tepis mentah-mentah. Papa dan kakak lelakinya yang memiliki tubuh jenjang, macho, berotot, berbody goals lah pokoknya. Membuat dirinya minder tidak peduli sebanyak apa ia saksikan keindahan dalam taraf lain pada tubuhnya di depan cermin. Ia hanya ingin hidup sebagai seorang laki-laki biasa. Laki-laki biasa yang macho, keren, memiliki feromon pemikat kaum hawa, dan juga yang lainnya. Tanpa menghiraukan bagaimana wajah yang ia miliki. Wajah yang terlalu mencolok dan tidak cocok dengan kepribadiannya yang down to the ground (rendah diri). [ TERIMA KASIH BANYAK untuk kalian yang sudah memutuskan untuk mengikuti aku, menambah cerita ini ke perpustakaan atau daftar bacaan kalian, membaca, berkomentar, atau memberi vote di bab mana saja. Aku sangat menghargai itu dan aku harap kalian terus terhibur oleh cerita buatanku - . < ] Memiliki wajah yang cantik tentu menjadi impian dari banyak orang. Tapi, hanya untuk para wanita saja mungkin. Karena itu akan jadi kutukan apabila hinggap pada diri seorang laki-laki! Bagaimanakah ia akan menghadapi "kutukannya"? Mampukah ia menghadapinya? Ikuti terus ceritanya, ya!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD