Mengenal Evan

4987 Words
Hari demi hari berlalu, saat aku sedang nonton video di hp tiba tiba ada telepon dari ayahku. Aku : "assalamualaikum" Ayah : " Walaikumsalam" " Apa kabar nak?" Aku : " Baik yah, ayah dan ibu bagaimana kabarnya? Ayah : " Sehat sehat saja" Aku : "Gadis gimana kabarnya yah" Ayah : " Sehat" Ayah : "Al, apa baiknya kamu lanjut kuliah aja nak, biaya biar ayah yang urus" "Asal kamu jadi anak yang bener" Aku : "ya yah, tapi kalo boleh saya tetap bekerja ya, kuliah malam untuk jam karyawan juga ada" Ayah : "terserah Aldo, yang penting kuliah jadi sarjana dan menjadi orang bener" Aku : "ya yah" Setelah perbincangan dengan ayah waktu itu aku mencari informasi kuliah khusus karyawan. Ada univesitas swasta yang menyediakan sarana dan prasarana kuliah untuk kelas karyawan. Akhirnya aku memberi kabar kepada orangtuaku dan segera mendaftarkan. Jam kuliahku jam 6 sore sampai jam 9 malam bisa aku kejar sepulang jam kerja. Suatu hari setelah usai kuliah. Saat keluar kampus ada seseorang mencoba menstater motornya. Tetapi tidak bisa. Aku dekati orang itu untuk membantu nya jika aku bisa bantu. "Kenapa kak?"tanyaku "Nggak tau ni, nggak nyala nyala ni motor" jawabnya. "Boleh aku bantu kak?" tanya aku "Boleh" jawabnya. Setelah aku cek semuanya. "maaf kak ini sih bensin nya habis maka nya nggak nyala nyala" Kataku sambil tersenyum. "Oh masa? Hadeuhhh mana jauh lagi ke pom nya" Ucap seorang yang aku panggil kakak. "Kakak pake motor aku aja beli bensin dulu, biar aku tunggu disini atau aku yang beliin kakak bensin dan kakak yang nunggu di sini. Gimana?" kataku memberikan saran padanya. "Aku aja yg beli bensin" jawabnya. "Ya udah kah ini kunci motor nya" Aku serahkan kunci motor padanya. "Ok...tunggu ya" kata dia. Nggak lama kemudian dia datang membawa bensin pake kantong plastik. "sini kak biar aku yang masukin ke tangki" kataku. "Nih" Dia menyerahkan kantong berisi bensin. Setelah masukkan bensin ke dalam tangki motor nya. "Coba kak di stater!" Akhirnya motor nya pun nyala. "Terimakasih ya dik, oh iya nama kamu siapa?" tanya dia. "Aku Aldo....nama kakak siapa?" jawab aku sambil tanya. "Aku Evan" Jawab dia kami bersalaman saling berkenalan. "Kamu baik mau bantu aku dik, aku ganti traktir ngopi ya!?" Kata kak Evan. "Ya kak, terimakasih" Jawabku senang dapat traktiran ngopi. Kebetulan besok aku libur kerja jadi nggak ada salahnya pulang telat. Dalam hati aku senang ada cowok ganteng ngajakin ngopi (eh kenapa pikiran ku jadi ke cowok ya) pikirku. Dekat kampus ada coffee gaul. Aku sering lewat tetapi belum pernah nongkrong disana. Kak Evan mengajakku ngopi di caffee gaul kebanggaan anak kampus. Rasanya seneng banget. Aku duduk berhadapan dengan Kak Evan. Aku selalu memandangi wajahnya. "kamu ganteng, kuliah di sini ya?semester berapa?" tanya kak Evan langsung dua pertanyaan. Sedikit bangga dan tersanjung. Jujur itu baru pertama kali nya ada cowok yang bilang aku ganteng. Karena cuma ayahku yang bilang aku ganteng. Dan aneh nya aku malah seneng di puji oleh kak Evan. "Aku baru semester satu kak...kalo kakak kuliah di sini juga?" Tanya aku saat itu juga. "Iya dik, aku sebenernya ambil kelas reguler pagi, cuman tadi urgent habis nganterin tugas matkul akuntansi" Jawab kak Evan. "Oh...iya kak" " Oia kamu ambil jurusan apa ni?" Tanya Kak Evan lagi. "Aku ambil manajement kak" jawabku. Sejak saat itu aku berteman sama kak Evan yang sudah semeter akhir. Kami mengobrol banyak sampai tengah malam. "Dah malam dik, kita pulang yuk" Ajak Evan. "Iya kak" Jawabku. Kami masing masing pulang dengan arah yang berbeda. Sebelumnya kak Evan meminta no HPku. Kami saling tukar nomor HP lalu berpisah. Sesampainya di rumah HP ku berdering. Kak Evan menelepon. Aku : "Assalamualaikum kak" Evan : "walaikumsalam dik. Sudah sampai kost ya? " Aku : " Baru sampai kak, kakak dah sampai?" Evan : " Udah dik. Yaudah lanjut bobok ya! " Evan :" Terimakasih ya dik, kamu baik orangnya" Aku di puji lagi sama kakak Evan. Rasanya bahagia sekali. Aku : " Sama sama kak" Sejak itu kami sering chat dan Kak revan sering nemuin aku. Main ke tempat kost an aku. Hari hari ku selalu di telepon dan chating sama kak Evan. Serasa kak Evan itu kakakku sendiri. Aku merasa nyaman karena aku anak pertama nggak punya kakak. Apa saja yang aku tidak tahu selalu tanya sama kak Evan. Dia begitu perhatian kepadaku dan selalu membantuku. Selalu ada kalo aku butuh teman. Pertemanan kami semakin dekat dan akrab. Hari demi hari kak Evan selalu ada bersama ku, main futsal bareng teman dan kak Evan, ngegym berdua, nonton berdua, nongki juga berdua, jalan jalan kemana aja selalu berdua. Aku merasa kalo kami sudah kaya orang pacaran aja padahal hanya berteman dekat dan akrab, bercanda dan tertawa. semakin deket dan semakin intim. Tiba saatnya kak Evan lulus dan akan di wisuda. aku ikut merayakan wisuda nya kak Evan. "Jadi pengen cepet lulus dan cepet wisuda" celetukku didepan Evan. "Sabar dik, maka nya kamu belajar yg rajin biar lulus pas waktu nya" Jawab Evan "Pasti kak, aku akan belajar yang rajin"kata aku "Oia malam minggu kita jalan yuk...biasa aku jemput kamu habis magrib ya" Ajak Evan. "Siap....kaya nya spesial ni perayaan kelulusan kakak?" tanya aku "Hhhehhehe...kita berdua aja ya...aku akan kasih kamu sesuatu yang beda dan istimewa malam minggu nanti" kata Evan "Hmmmm apa an si kak?" Rasa penasaran apa yang akan di berikan kak Evan. "Nanti juga tau" kata Evan. Nggak sabar aku untuk hari sabtu tiba. Dan malam minggu pun tiba Ada mobil mewah datang d depan kostn aku. Anak anak kost pada kepo dan ingin tau siapa pemilik mobil mewah itu. "mobil siapa itu" tanya salah satu anak kost. "Temennya siapa?" Yang lain ikut nimbrung. Sedangkan aku cuek aja baca buku sambil tiduran di teras kostn yang telanjang d**a hanya pake kolor. (Kehidupan kost yang khusus kost untuk cowok adalah kebebasan. Masing masing punya kebiasaan dan kebebasan masih dalam batas kesopanan. Kebanyakan di saat hanya mengisi waktu luang duduk duduk ngobrol dan bercanda. Dengan baju seadanya. Kadang telanjang d**a hanya mengenakan kolor doang. Ada juga yang suka pake kaos dalam). Tiba tiba seorang cowok keren keluar menghampiri aku. Kepalaku di tepuknya dengan buku lain yang ada di sampingku. "Oi bangun". Aku hafal suaranya dan aku sontak kaget. " Kak Evan? " Teriakku. "Dik....lagi ngapain,?"tanya kak Evan "katanya habis magrib kok jam segini udah datang? baru jam setengah 5 kak. mandi aja juga belum" Kataku. "Nggak apa apa sih, tetep jalan nya habis magrib aja" jawab Evan. " ya udah masuk yuk!" Ajakku. Kami berdua lalu masuk kamar, teman teman kost pada melongo melihat kak Evan yang ganteng dan keren. Pas udah masuk ke kamar dan menutup pintu tiba tiba kak Evan memelukku dengan erat dari belakang. Tangannya mengelus ngelus dadaku dan lalu turun ke bawah mengelus ngelus kontolku. Sudah menjadi kebiasaanku memakai kolor tanpa celana dalam. "Kamu seksi sekali dik....aku jadi h***y" bisik kak Evan di telingaku. Aku merasa tersanjung dan pelukkan kak Evan membuatku nyaman. Aku hanya diem dan menutup mata karena menikmati apa yang kak Evan lakukan. Aku kira kak Evan akan terus melakukan aksinya lebih jauh ternyata malah melepas pelukan nya. "Mandi dulu sono!" Suruhnya sambil melepas pelukan. "Iya kak" jawab aku "Aku ke mobil dulu ya bentar" Kata kak Evan keluar. Ternyata kak Evan mengambil makanan yang di beli nya dan juga Baju. Selesai mandi kak Evan mengajakku untuk makan terlebih dahulu. Kami makan bersama dan kadang kak Evan menyuapiku. Dan aku pun menyuapi kak Evan sambil bercanda. Selesai makan pun kami berdua ngobrol dan bercanda. Tak terasa sudah suara Adzan magrib berkumandang. Aku di kampung di didik untuk selalu sholat walau kadang masih ada bolong bolong nya. Selesai sholat kak Evan ganti baju. "Kakak kenapa ganti baju? Itu sudah keren kok" Kataku. "Nih kamu pakai baju ini dik! " Kata kak Evan sambil menyodorkan satu set baju. Kaos bermerk warna biru dan celana dengan warna serasi seperti yang kak Evan pakai. Pas sekali saat aku pakai, nyaman dan bagus untukku. Kami berdua terlihat keren. Sangat style dan elegan bisa membuat iri orang melihatnya. "Kak emangnya kita mau kemana?" Tanyaku. "Nanti juga tau" jawab kak Evan. "Kamu ganteng dik" Puji kak Evan lagi. "Kakak juga, lebih ganteng" Aku pun memujinya. "Yuk berangkat" Ajak kak Evan. Kami berdua keluar kamar, banyak teman teman melihatku dan ada yang bersorak dan ada yang nyeletuk. "Mau kemana Al? " Tanya temanku. "Acara makan makan" Kataku. Kamipun berangkat dengan kendaraan mewahnya kak Evan. Ternyata kak Evan mengajakku ke sebuah Diskotik, jujur ini baru pertama kali aku masuk dan tahu tempat diskotik. Tempat itu kelihatan tidak mencolok dan setelah masuk ke dalam tempat itu ternyata tempat laki laki gay berkumpul. "Kok kita kesini kak?" tanya aku saat melihat semuanya laki laki. Ada yang bersama pasangan ada juga yang lagi nyari pasangan. Penampilan mereka bermacam macam. Tetapi keren keren penampilannya, ganteng ganteng da modis. Di atas panggung maupun di dekat meja saji ada yang lagi nari telanjang. Ada pula hanya menggunakan celana dalam yang sexy. di atas podium yg hanya pake celana dalam aja. Bahkan ada yang lagi ciuman di pojok. Kak Evan hanya diam saja tidak menjawab pertanyaanku. Kak Evan memesan minuman. Aku yang pernah nonton video porno gay di HP sekarang aku seperti menonton langsung. Penampilan mereka sungguh beda dengan yang ada di video. Mataku melihat keseluruh ruangan. Kak Evan memandangiku tersenyum. Aku mulai tertarik dan Saat itu aku udah h***y juga dengan pemandangan itu. "Kak...pulang aja yukkk...berisik tempat nya, bising banget sama musik" Kataku. "Yasudah kamu minum dulu nih" Kak Evan menyodorkan gelas minuman. Rasanya seperti minum minuman stamina yang botolan itu. Kak Evan menyuruhku untuk menghabiskan saat itu juga. Aku segera habisin minuman satu gelas dalam beberapa tegukan. Kak Evan lalu mengajakku keluar dan naik ke mobil. Selama di mobil kepala ku tiba tiba pusing. "Kak, kepalaku pusing" Kataku. "Ya dik, kita istirahat aja dulu!" Jawab kak Evan. Mobil tiba tiba belok ke sebuah Hotel. "Kak..kata nya mau pulang...ko kesini?" Tanya aku "Kita istirahat di sini aja dek,udah terlalu malam kalo kita pulang masih jauh" jawab kak Evan Aku hanya pasrah dan diam karena rasa pusing di kepala semakin ingin membuatku segera tidur. Karena rasa sakit kepala yang kutahan dan rasa ngantuk yang tiba tiba membuatku tidak fokus. Antara sadar dan tidak setelah kak Evan pesen kamar kami langsung check in dan segera masuk kamar. Saat masuk kamar aku langsung menjatuhkan diri di kasur dan tidur. Entah berapa lama aku tertidur, Tiba tiba terasa ada yang mencium bibir ku dengan lembut. Rasanya hangat seperti saat aku berciuman dengan Mawar. Mataku rasanya berat sekali untuk dibuka. Dan aku juga lupa lupa ingat. Berasa seperti sedang bermimpi. Selain di cium bibirku tubuhku juga di cumbu. Aku hanya bisa mendesah dan menikmatinya. Badanku terasa tidak bertenaga. Sekedar membuka mata saja tidak bisa. Ada kehangatan tubuh yang memelukku. "Ough" Desahan dalam bawah sadarku. Tiba tiba aku ingat Mawar yang pernah bersetubuh denganku. Seolah olah mawar memanjakanku. Kontolku pun di emutnya begitu nikmat. "Ough" Ntah berapa kali desahan keluar dari mulutku. Anehnya aku masih belum bisa bergerak, belum bisa membuka mataku. Aku pun ingin menikmati persetubuhan ini. "Ough" Erang diriku lagi saat saat dimana ada rasa nikmat yang kurasakan. Tubuhku di peluknya lagi dan ada sesuatu yang menduduki kontolku. Aku tak berdaya, apakah aku sedang bermimpi. Otakku tak mampu menjawab bahkan untuk menyuruh membuka mata saja tidak sanggup. Otakku merespon rasa nikmat dan dalam bayanganku lagi. Sosok Mawar bersetubuh denganku. Dia agresif bermain sendiri dengan kontolku. Kontolku di masukkan ke dalam lobang memeknya. "Ough" Kontolku terjepit lobang sempit tapi mampu untuk menembusnya. Dalam bayanganku apakah mawar masih perawan. "Ough" Desahku merasakan nikmar saat lobang itu memainkan goyangan naik turun dan mengebornya. "Ough.... Ough.... Ough" Kenapa tak bisa kubuka mataku. Kenapa aku tak bisa ikut berperan menggoyangnya. Tiba tiba mulut berbungkam sesuatu yang ternyata adalah bibir lembut yang sedang melumat lumat bibirku. Rasanya begitu nikmat bibirku di lumat dan kontolku terjepit m***k sempit. "Ough" Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa hingga aku merasakan klimaks. Pejuhku muncrat di dalam m***k sempit itu. "Ough.... Ough" Aku merasakan rasa ngilu di kontolku yang baru saja klimaks tapi masih digoyang m***k itu. "Ough... Ough... Ough". Memek itu pun berhenti dan kontolku mulai lemas. Tercabut dari lobangnya. Dan aku pun kembali tertidur pulas. Pagi aku terbangun dalam keadaan telanjang bulat di balik selimut. Di sampingku ada kak Evan yang lagi tidur dalam keadaan telanjang juga. Aku baru ingat semalam pulang dari diskotik bersama kak Evan. Apakah semalam aku bercinta dengan kak Evan? Pikirku. Aku duduk termenung mencoba mengingat semalam aku seakan bermimpi sedang bercinta dengan Mawar, tetapi rasanya lebih nikmat dan aku puas sekali rasanya. Aneh rasanya aku berpikir yang tidak tidak. Tak habis pikir kenapa berhubungan s*x semalam lebih nikmat di bandingkan dengan berhubungan s*x bersama Mawar. Padahal semalam lah kak Evan yang bercinta denganku. Ku akui aku menikmati dan menyukainya. Aku yang masih duduk mencoba mencerna kejadian semalam, tiba tiba kak Evan bangun dan memeluk ku dari belakang. "Kamu udah bangun beib?" Kata kak Evan sambil memelukku dari belakang. "Aku minta maaf ya semalam aku udah kurang ajar ke kamu" Kata kak Evan. Aku pegang tangan kak Evan. "Nggak apa apa kak. aku yang berterima kasih ke kakak. semalam udah kasih kenikmatan yang luar biasa" Jawabku sambil tersenyum. Dan kami pun mulai berciuman bibir dengan lembut dan mesra. "Aku mencintaimu dik" Kata kak Evan .Aku hanya tersenyum tak tahu harus menjawab apa. "Kamu mau kan menjadi kekasihku?" "Aku janji akan selalu sayangi kamu" kata kak Evan. "Ya" Jawabku. "I love you" Kata kak Evan "I love you too" kataku. Lalu kak Evan mencium kembali bibirku. Kami pun kembali dalam pelukan dan cumbuan. Kali ini aku sadar sepenuhnya sedang bercinta dengan kak Evan. Akhir nya kami pun berciuman bibir mesra lagi saling melumat dan kami mulai bercinta lagi di pagi hari itu. Aku lebih agresif sekarang ini. Entah kenapa aku begitu bernafsu untuk bercinta. Kak Evan aku tindih dan kami berciuman dan bergumul. Melihat d**a bidang kak Evan dengan p****g kecil yang menjulang tak lepas dari nafsuku. Aku jilatin dan aku kenyot. "Ough dik.... Enak banget" Desah kak Evan. k****l yang sudah ngaceng yang sudah tak tahan nafsu birahiku langsung aku masukkan ke anusnya kak Evan. Kak Evan pasrah dan tersenyum saat aku tatap wajahnya. "Adik suka ya!" Kata kak Evan. "Iya kak, semalam rasanya enak banget" Jawabku. "Aku penasaran yang ingin mencobanya kak" Aku pun masih bernafsu di buatnya. Kak Evan langsung ngangkangkan selangkangannya agar anusnya terbuka dengan mudah k****l ku masuk. BLESSS ...."ough...." Desahku. "Aaaaarrrggghhhh" Desah kak Evan bersamaan. Aku genjot pantatku berulang kali. "Ough kak, enaaaaak" Kontolku kekuar masuk tanpa kendala. "Ough ough ough ough terus beib" Desah kak Evan tiap kontolku masuk ke anusnya. Aku begitu bernafsu dan sekitar 15 menit lamanya aku langsung memuntahkan klimaks pejuh ku ke dalam a**s kak Evan. "Ough beib udah crot?" Kata kak Evan. "Iya kak, enak banget" Jawabku. "Jangan cabut beib" Kata kak Evan. Lalu kak Evan mengocok kontolnya hingga pejuh muncrat di atas perutnya. Lalu kami saling berpelukan dan saling berciuman. Tubuhku lengket menempel di perut kak Evan yang becek karena pejuhnya. Lama sesudahnya.... "Mandi yuk kak!" Ajakku. Aku ke kamar mandi di susul kak Evan. Aku menyalakan shower lalu kubasahi tubuhku. Kak Evan mendekatiku lalu memelukku. Kami pun berciuman di guyuran air shower. Berasa sangat romantis seperti di video porno yang pernah aku tonton. Karena ciuman kami penuh rasa dan hasrat kembali kontolku dan k****l kak Evan ngaceng lagi. Kak Evan lalu jongkok dan mengemut kontolku. Untuk pertama kalinya kontolku di emut. Bersama Mawar belum pernah di emut. Sungguh luar biasa nikmat. "Ough kak, nikmat" Desahku di bawah guyuran air shower. Kak Evan suka sekali dengan kontolku. Di mainkannya dan terus di jilatinnya. Tak bosan bosan kak Evan bermanja dengan kontolku. Biji kontolku di jilat jilat rasa geli dan nikmat semakin membuat nafsuku kembali datang. Puas bermain dan mengemut kontolku kak Evan berdiri lalu mencium bibirku. Tubuh kami pelukkan. k****l kami beradu. Kak Evan menggoyang goyang pinggulnya k****l saling bergesekan. Aku ingin membuat kak Evan puas dan bahagia. Aku jongkok di hadapannya. Untuk pertama kali nya aku memegang k****l cowok dan mulai mengemutnya. Karena nafsu dan sayangku kepada kak Evan aku tidak merasa jijik. Aku masukkan k****l kak Evan. Tidak ada rasa. Tapi sangat enak di mulutku. Berasa penuh dan hangat. Ku emut k****l kak Evan layaknya mengemut permen lolipop dalam anganku. Sambil lidahku menjilat jilat isi yang ada di mulutku. Kak Evan mendesah.... "Ough dik, terus dik" Suara kak Evan samar samar dalam suara air shower yang menghujani tubuh kami. Aku sungguh menikmati permainan ini. Aku sangat suka sekali dengan k****l kak Evan. Sampai mulutku berasa pegal untuk terus mengemutnya. Lalu aku berdiri dan kami pun kembali berciuman. "Dik, kau benar benar sayang dan cinta sama kamu" Bisik kak Evan. "Iya kak, adik juga sayang sama kakak" Jawabku. Kak Evan tiba tiba memutar badannya dan menempel di dinding kamar mandi. Membelakangi diriku. Lalu ku sandarkan tubuhku dan mencium lehernya. Aku cumbu punggungnya lalu kebawah meremas remas p****t kak Evan yang montok di depanku. Pantatnya bersih dan mulus. Aku sibak kedua p****t itu dari rasa penasaran lobang yang menjepit kontolku. Lobang itu terlihat kecil dan sempit dengan warna merah bersih. Aku heran kenapa kontolku yang besar bisa masuk. Lalu ku cium p****t itu dan tidak ada bau di sekitarnya. Aku jilat a**s kak Evan.... "Ough" Desah kak Evan. "Terus dik, nikmaaaaaat" Makin kencang kak Evan mengerang ke enakan. Aku makin bernafsu mendengar kak Evan mendesah dan menunggingkan pantatnya. Aku menjadi suka untuk menjilati lobang a**s kak Evan. Makin lama kak Evan menungging. Sambil kujilat anusnya tanganku pun bermain dengan k****l nya juga. "Oughhhshhhshshhhshh.....aaaasrrrrggggghhhhhh" Desah kak Evan. "Terus beib.....enaaaak" Air shower masih menyirami kedua tubuh kami. Lama dan puas menjilati a**s kak Evan, aku sudah tak tahan lagi dengan kontolku ingin mengentotnya. Kak Evan masih nungging bersandar di dinding lalu kemasukkan kontolku. Aku goyang dan aku sodok kencang kencang agar mentok di dalam. "Ough ough ough....enak beib" "Hmmmmmssssshhhhhhhhhhmmmmmmmm ough....." Desah kak Evan. Kak Evan mengocok kontolnya....tak lama kemudian dia sudar klimaks. "Ough beib aku dah keluar" Kata kak Evan. Mungkin kak Evan yang sudah di rangsang anusnya saat ku jilat tafi sudah mendekati titik klimaksnya. Sehingga saat aku entot tak lama kemudia sudah klimaks. Aku tak peduli karena aku belum crot dan nafsuku semakin membara. Aku terus menyodok nyodokkan kontolku dalam anusnya. "Ough ough ough " Desahanku dan desahan kak Evan hampir bersamaan. Dan untuk kedua kalinya pagi itu aku crot. Pejuhku masuk ke dalam a**s kak Evan lagi. Aku dan kak Evan menyudahi permainan s*x kami. Hari sudah hampir menjelang siang. Kami segera mandi dan kembali tiduran di ranjang. Perut kami lapar, dan kak Evan memesan makanan. Setelah makan kami tiduran berpelukan dengan keadaan telanjang. Karena sudah kenyang dan rasa capek kami pun tidur tidur. Hari menjelang sore aku terbangun. Aku ke kamar mandi dan ingin mandi. Kulihat ada sebuah bathtub, (enak juga nih berendam air hangat) pikirku. Aku isi bathtub dengan air panas dan dingin. Setelah penuh aku langsung nyemplung didalamnya. Tak lama kak Evan juga terbangun. Kak Evan pasti nyari aku di kamar mandi, dan melihat aku sedang berendam kak Evan tersenyum dan menghampiriku. Dia pun langsung masuk ke dalam bathtub dan menindihku. Kami pun berciuman. Kak Evan lebih agresif saat ini. Aku di cumbunya dari kening hingga kakiku. Aku hanya diam melihat dan menikmati yang kak Evan lakukan. Kak Evan lalu mengemut kontolku begitu nafsu. "Ough kak, enak" Aku mendesah sambil tiduran dalam bathtub. Air berkecipak disekitar, karena kak Evan semangat mengemut kontolku. Aku diamkan kak Evan puas bermain dan mengemut. "Ough terus kak enaaaak" Sampai akhirnya aku ingin merasa crot lagi. "Terus kaaaaak, ough yeaaaahhhhhhh aku mau crooooot kak" Desahku. Kak evan semakin erat menggenggam batang kontolku dan semakin kencang mulut dan lidahnya bermain. Rasa geli dan nikmat kurasakan bersamaan. Aku mengenjan dan menyodok kencang kontolku kedalam mulut kak Evan. CROT CROT CROT kontolku memuncratkan pejuh kedalam Mulut kak Evan. Kak Evan tak bergeming dia malah menelan semua pejuhku. Di jilat habis dan tidak bersisa. Kak Evan tersenyum puas lalu mendekatkan wajahnya. "Terimakasih Beib, I Love You" Bisiknya. "I love you too" Kataku di sambut ciuman bibir. Kami pun lanjut mandi dan saling menggosokan sabun ke tubuh masing masing. Dan bercanda memainkan konyol dan berciuman. Kami sudahi mandi bersama lalu berpakaian. Saatnya kami check out dan pulang. Sebelumnya kak Evan mengajakku makan malam dan mengantarkanku pulang ke kost an. Hari ke hari aku selalu bersama Kak Evan, setiap ada kesempatan kami memuaskan nafsu dan asmara. Dimanapun ada kesempatan. Hubungan percintaan dan kemesraan kami makin tumbuh. Kami sering bercinta di kamar kost an aku. Tak terasa hubungan kita sudah 6 bulan aja. kak Evan sudah bekerja di perusahan ternama dan setiap hari nya sibuk kerja masih sering nemuin aku sebagai pacar nya kadang suka jemput di kampus atau di tempt kerja aku. "Dek, kamu mending fokus kuliah aja. Nggak usah kerja!" kata Evan "Tapi kak..aku..? " "Nggak usah khawatir...aku kan udah kerja semua kebutuhan kamu, bayar kostn, makan, belanja, aku yg tanggung" Jelas kak Evan. "Ya kak, terimakasih" Kataku manut apa yang kak Evan inginkan. Suatu hari saat kak Evan libur panjang akhir tahun, aku di ajak main ke rumah nya kak Evan. Katanya kedua orangtuanya nya lagi keluar kota. Aku di minta nginep d rumah nya. Rumah kak Evan besar dan mewah di komplek perumahan yang bergengsi. Kamarnya kak Evan simple tetapi mewah dan nyaman. Saat kami masuk kamar pun kak Evan langsung mengajakku bercinta. Semalaman kami bercinta tanpa lelah. Kak Evan minta berkali kali dengan gaya dog stylenya. Karena aku suka menjilati lobang anusnya, itu yang membuatku ketagihan. Sampai 4 kali aku klimaks sedangkan kak Evan sampai 5 kali. Hingga akhirnya kami pun kelelahan dan tidur pulas hingga keesokan harinya. Kami bangun jam 10 pagi sinar matahati bersinar hangat. Kami memutuskan mandi di kolam renang belakang rumah. kami hanya memakai kolor seksi tanpa memakai celana dalam. Berdua saja di kolam renang. Dan lagi lagi kami lagi berciuman mesra seakan dunia milik kita berdua. Didalam air kolam kami berpelukan dan berciuman hingga berlama lama. Hasrat ingin bercinta sudah tak tertahan lagi. Namun tiba tiba kedua orangtua kak Evan datang dan melihat kami sedang berciuman. Mereka memergoki kami yang sedang berciuman. "Evan, apa yang kamu lakukan! " Papa nya kak Evan teriak dan marah marah. Kami kaget dan shock melihat mereka. Aku takut dan malu. Aku melihat kak Evan di tampar oleh papa nya. Pot bunga di sampingnya diambil dan di lemparkannya ke arah kak Evan. Papa Kak Evan masih terus marah marah dan mengusir kami. Tanpa berpikir panjang kak Evan mengajakku keluar rumah. Hanya memakai celana kolor kami berdua langsung pergi naik motor. Kami langsung melajukan kendaraan menuju ke kost an aku. Setiba nya di kost an kami langsung masuk kamar. Kak Evan hanya diem dan merenung. Aku obati luka di kepala Kak Evan yang berdarah kena lempar pot bunga. "Maafin Adik Kak" Kataku lirih. "Nggak apa apa dik" "Bukan salahmu" Kata kak Evan. "Trus gimana dengan kakak? " Kataku. "Kita lihat nanti saja ya dik" Jawab kak Evan sedikit terguncang. Aku mengerti keadaan kak Evan. Aku biarkan kak Evan menenangkan dirinya. Aku ambilkan baju dan celana ku untuk di pake kak Evan. Aku mencoba melakukan aktivitas wajar seperti biasanya. Aku beli makanan buat kami yang belum sarapan. "Makan dulu kak! " Kataku. "Ya dik" Jawab kak Evan tidak bersemangat. "Kakak harus makan, nanti sakit! " Bujukku. Aku ambil dengan sendok lalu aku suapin kak Evan. Dengan malesan kak Evan mau aku suapin. Beberapa kali suap kak Evan mulai bisa tersenyum. "Makasih dik" Katanya. "Sama sama kak" Kataku. "Aku makin sayang kamu dik" Katanya lagi. "Iya kak, adik juga sayang sama kakak" Kataku masih sambil menyuapinya. "Jangan tinggalin kakak ya! " Kata kak Evan tiba tiba memelukku. "Iya kak, adik akan selalu bersama kakak" Kataku. Suasana hati kami mulai mencair dan kami sudah seperti biasa. Kak Evan sementara tinggal bersamaku di kost an. Kami kembali seperti pasangan lagi, tiap saat kami luapkan hasrat. Kami tidurpun saling berpelukan. Keceriaan dan kebahagiaan kami terukir kembali. Sudah seminggu berlalu kak Evan belum berani pulang. Tetapi kak Evan harus mengambil barang barang nya. "Dik, besok kakak mau ambil barang barang di rumah ya" kata Evan. "Aku anter ya kak" kataku "Baiklah.." jawab kak Evan Keesokan harinya aku anter kak Evan ke rumah nya untuk mengambil barang barangnya. Aku menunggu diluar, di depan pintu gerbang. Kak Evan masuk dan bertemu orangtuanya. "Berani kamu datang kesini?!" kata papa. "Aku hanya ambil barang barang aku pah, mah...aku minta maaf kalo menurut papah sama mamah ini salah. aku dan aldo saling mencintai dan saling menyayangi" Kata Kak Evan coba menjelaskan isi hati nya ke papa mama nya. "Nak...sudah lah akhiri semua ini. Bertaubat lah, nggak ada agama manapun membenarkan kelakuan seperti ini, ini haram sayang...mamah dan papah akan menerima kamu lagi!" kata mama nya. "Saya menyesal nggak kirim ke pesantren waktu kamu kecil Evan......saya sebagai orangtua yang gagal mendidik kamu...maafin papah ya mah...papah nggak nurutin saran mamah dulu kalo Evan lebih baik d pesantren... Dulu papah berpikir karena Evan anak satu satunya yang bisa papah banggakan" Kata papa menjelaskan. Mama hanya bisa menangis dan papanya sedih diam membisu. Tapi Evan terus berusaha menjelaskan pilihan hidupnya menjalin hubungan sesama jenis dengan Aldo. "Pa, ma? Evan sudah menemukan kebahagiaan dan kenyamanan. Hanya ini yang Evan inginkan hidup bersama Aldo" Kata Evan lirih. "Evan mau ditaruh mana muka papa?, ini aib dan bikin malu keluarga! " "Papa bilang tidak ya tidak" Bentak papa nya. "Tapi pah" Kata Evan ingin menjelaskan. Hingga akhir nya papa nya malah kembali marah dan mamah nya pun saat itu hati nya campur aduk sakit perih, sedih dan marah melihat kak Evan. Kak Evan berlari ke kamar dan mengemasi barang barang nya. Kak Evan keluar menenteng tas koper besar. "Maaf pa, ma! Evan putuskan memilih hidup bahagia bersama Aldo. Akan Evan buktikan" Kata Kak Evan. Sebelum papanya marah dan main tangan, mamanya berdiri dan marah marah Sehingga keluar lah kata kata mama nya yang tajam dan menusuk hatinya. " Lebih baik kamu mati aja Evan dari pada kamu merasa benar dengan jalan hidup mu! " Ucap mamanya. Evan berlalu pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang sedang di landa kegalauan. Kak Evan keluar rumah membawa koper besar. "Ayok dik, kita kembali ke kost" Ajak kaka Evan. Sesampainya di kamar kost an kak Evan menceritakan semua percakapan dengan kedua orangtuanya. "Kakak jangan begitu, mereka orangtua kak" Kataku. "Nggak apa apa kak, saya bisa membiayai hidupku sendiri" Aku merasa kasihan dengan kak Evan. "Nggak dik, ini pilihanku dan pilihan kita" "Aku mau jalani kehidupan cinta kita berdua sama kamu". " Kita akan keluar negeri dan bekerja juga tinggal disana berdua. Kita bisa menikah disana" Kak Evan bicara panjang akan tujuan dan cita cita Hubungan Kami. Aku hanya mengiyakan karena aku sayang dan cinta sama kak Evan. Kami menjalani kehidupan nya layak nya sepasang kekasih yg baru menikah. Aku hanya fokus kuliah sekarang karena saran kak Evan sedangkan kak Evan fokus mengejar karir nya sambil menabung untuk usaha dan nanti tinggal di luar negeri. Setelah aku lulus kuliah dan bisa mencari pekerjaan disana. Kak Evan kembali bersemangat kerja nya rajin dan pandai Ngumpulin uang buat nanti masa depan kami berdua. Dua tahun sudah perjalanan hubungan kami, aku masih kuliah, dan Kak Evan karirnya makin berjenjang. Saat itu hampir tengah malam, kami baru saja selesai bercinta tiba tiba hp aku berbunyi ada telepon dari Ayahku di kampung. Ayah : " Aldo, gadis masuk rumah sakit" Aku : " Ada apa yah? Gadis kenapa? " Ayah : " Kena demam berdarah do" "Kamu bisa pulang secepatnya? " Aku : " Ya yah" Saat itu juga aku langsung mandi beres beres dan mau pulang kampung "Beb...ada apa? kenapa si? " tanya kak Evan "Anak aku sakit kak" jawab aku "Hah anak?....yg bener kamu udah punya anak? " Kata Kak Evan kaget dan heran. "Jangan bercanda kamu ?" kata Evan. "Nanti aku ceritain...aku harus pulang kampung sekarang juga" kataku "Aku ikut ya!?" Jawab kak Evan. Aku hanya mengangguk dan mengemasi barang. Malam itu juga kami pulang kampung halamanku naik motor sport merah 250cc. Motor melaju dengan kecepatan tinggi. Aku berkendaraa seperti orang kesetanan. "Heyyy...pelan pelan...berhenti" Kata kak Evan " Cepetan berhenti! " teriak kak Evan lagi. Aku pun berhenti di pinggir jalan. "Sini aku yang nyetir....kamu lagi banyak pikiran bisa mati kita...kalo kamu yg nyetir" kata kak Evan. Akhir nya kak Evan yang nyetir motor saat itu...aku memeluknya dari belakang dengan erat. (Saat aku susah kamu selalu ada kak...aku mencintaimu sangat mencintai mu) kata hatiku bangga dan sayang sama kak Evan. Akhir nya pagi pagi kami udah nyampe kampung dan langsung ke rumah sakit di mana Gadisku di rawat. Aku segera mencarinya, aku lihat Gadisku di temani mamanya, mantan istriku. "Papa" kata anak aku "Iya neng, nih papa sayang" kataku "Papa, neng kangen banget sama papa!" kata anakku. "Papa juga kangen kamu neng" Jawabku. Kak Evan suka bercanda dengan Gadisku. Mereka sekarang menjadi akrab. Dari Hari ke hari kondisi anakku makin membaik. "Tuh kan papa nya pulang neng udah boleh pulang" kata Mawar kepada Gadis. Aku hanya tersenyum melihat Kak Evan sedang bermain dengannya. Kak Evan membawakan gadis boneka beruang. Mereka sangat akrab. Akhir nya anakku sudah sembuh dan diperbolehkan pulang. "Aku mau sama papa dulu ya mah" kata gadis minta ijin mamanya untuk ikut aku pulang ke rumah orangtuaku. "Iya neng" Kata Mawar. "Asyik, om Evan ikut juga ya? " Kata Gadis. "Iya neng, om Evan ikut eneng" Kata kak Evan begitu sayang kepada Gadisku. Kak Evan menginap di rumah, kuperkenalkan kepada kedua orangtuaku. "Yah, ibu... Ini teman Aldo. Kak Evan" Kataku pada Ayah dan Ibukku. "Oh ya nak, silahkan. Anggap saja rumah sendiri ya nak" Kata ibuku. "Terimakasih ya nak Evan, sudah banyak membantu Aldo" Kata ayahku. "Iya pak, bu. Saya juga berterimakasih dengan Aldo bisa menemani Evan" Kata kak Evan. Kamarku selalu di jaga rapi oleh ibukku. Aku, kak Evan dan Gadis tidur bareng. Setelah gadis tidur aku ceritakan semua masa laluku kepada kak Evan. Dan kak Evan menerima kenyataan pahit masa lalu dan menerima diriku apa adanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD