Bab 42 : Merasa Terpanggil

1453 Words

Di rumah Emilia. Bou mengajaknya berbicara setelah mengetahui bahwa Aydan mengajaknya jalan lebih lama dari biasanya. “Jadi kau sama dia udah-“ Reni main mata pada Emilia. “Haha, Bou buat aku malu aja.” “Cihuyy, jadi resmi nih ya sama Aydan? Jangan kau beri harapan lagi sama kakaknya.” “Mmh.” “Eh, ngomong-ngomong nih ya, kalau Bou liat wajah kakak adik itu kenapa beda ya?” tanya Reni. “Gak tau, mungkin satu mirip papanya satu mirip mamaknya.” “Ya juga sih, tapi Bou kok ngerasa aneh. Satu perawakannya kayak arab, satu kayak orang cina gituu.” Emilia tersenyum. “Biarin aja deh, aku belum punya ranah untuk bertanya banyak. Kami masih baru kenal.” “Oh, yayaya.” Emilia mengingat momen mereka seharian tadi. Bibirnya terus tersungging mengenangnya. “Eleeeh, teros lah kau mikirin dia.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD