Persiapan Belajar Bersama

1095 Words
Seharusnya saat ini, setelah pelajaran Kimia selesai, Cellyn sudah menghampiri Kevin untuk menanyakan perihal belajar bersama yang disarankan Bu Wiwik. Akan tetapi Cellyn masih di tempatnya karena tak tahu harus mulai bicara dari mana. Andai saja Cellyn juga pintar di pelajaran Kimia, tak akan dia mau belajar bersama Kevin. Pasti Cellyn akan menolak di awal. Yang jadi permasalahannya adalah karena Cellyn benar-benar membutuhkan guru lain selain Bu Wiwik yang bisa mengajarinya Kimia. Bukan sekadar mengajari saja tapi juga memahami. Bu Wiwik memberi saran demikian bukan tanpa alasan. Ada alasan kuat yang mendasari, yaitu karena Kevin dan Cellyn satu kelas dan saling mengenal, maka itu lebih mudah untuk Cellyn menangkap pelajaran yang tak ia mengerti. Mungkin Cellyn tak bisa memahami materi dari guru, tapi ia juga tak bisa memahami materi dengan baik jika yang mengajar adalah Kevin. Bukannya apa, Cellyn sendiri tahu Kevin orang yang seperti apa. Kevin telah dikenal dingin, tidak banyak omong dan termasuk kaku. Bagaimana mungkin Cellyn yang punya sifat hampir sama punya guru seperti Kevin? Mungkin kedengarannya di telinga siswa lain sekarang ini telah terjadi persaingan ketat antara peringkat pertama dengan peringkat kedua pararel di sekolah mereka. Namun kenyataannya, tak hanya berperang soal angka dan nilai saja, baik Cellyn atau Kevin juga berperang soal batin. Kevin juga baru menyadari kalau ia belum menyiapkan bahan apa pun untuk bicara panjang lebar dengan Cellyn. Sedangkan ia sendiri tahu kalau belajar bersama ini tak sebentar, mungkin sampai kenaikan kelas. Jika dihitung dari sekarang di mana mereka masih dua bulan menjadi murid SMA, itu masih lama, Kevin harus mengajar Cellyn selama itu. Apa dia bisa? Dari tempat duduk Cellyn saat ini, sangat terlihat kalau dia menyimpan banyak kekhawatiran. Cellyn khawatir kalau Kevin ternyata tak seperti harapannya. Cellyn takut Kevin adalah sosok yang ternyata menyebalkan, susah diajak kompromi dan parahnya kasar. Cellyn tak bisa menerima materi dari orang yang kasar, dia harus belajar pelan-pelan soal Kimia. Dengan tekad yang sudah terkumpul, akhirnya Cellyn menghampiri Kevin di tempat duduknya. Denin sudah pergi ke kantin, jadi Cellyn tak perlu khawatir kalau Denin akan mengacaukan keadaan. Takut-takut Cellyn berdiri di samping Kevin seperti siswa yang sedang menunggu hukuman di ruang bk. Cellyn akan berusaha sebisa mungkin untuk mencairkan suasana sebelum mereka belajar bersama, atau mungkin dia akan melakukan negosiasi dengan Kevin. Mungkin saja Kevin mau mencarikan Cellyn guru yang lain selain dirinya. "Kev, lo beneran mau ajarin gue kimia?" Kevin yang awalnya sedang memainkan rubrik, meletakkan rubriknya ke meja. Lalu ia menatap Cellyn dengan pandangan mata yang tajam. Pandangan mata itu sudah Kevin dapatnya sejak dulu. Bukan untuk mengintimidasi, tapi memang seperti itu. "Kenapa nggak? Gue juga bisa belajar bareng lo untuk mengulangi materi yang udah lewat." Ah, Cellyn bisa bernapas lega. Satu kalimat panjang dari Kevin sudah cukup membuatnya mengurangi rasa takut akan pandangan sosok Kevin yang sulit tersentuh orang. "Tapi gue mau lo janji beberapa hal." Cellyn tidak keterlaluan bukan kalau dia meminta syarat juga? "Gue akan janji kalau gue mampu untuk menepati. Janji apa?" "Pertama, lo harus sabar, karena gue harus benar-benar paham sama Kimia. Kedua, kalau lo udah nggak sanggup ajarin gue lebih baik bilang secepatnya karena itu bisa menghemat waktu kita berdua." "Udah atau masih ada lagi?" tanya Kevin santai. "Yang ketiga, selama masa belajar itu, kita berdua jangan sampai menimbulkan kesalahpahaman. Maksud gue, jangan sampai ada berita yang lain selain lo yang disuruh guru untuk ajarin gue. Paham kan?" Kevin mengangguk. Dia paham kalau Cellyn tak ingin ada berita tentang kedekatan mereka di luar belajar bersama. "Kita mungkin bisa mengontrol diri untuk nggak bertindak berlebihan di luar belajar bersama, tapi kita nggak bisa mengontrol pemikiran dan perkataan orang lain." Cellyn tahu hal itu, tapi kalau bisa mencegah kenapa tidak? "Kita belajar bersama di perpustakaan aja. Lagipula perpustakaan tutup jam lima sore. Masih ada waktu dua jam dari pulang sekolah. Gimana?" Cellyn berharap semoga Kevin mau menuruti permintaannya kali ini. Sungguh dia tak ingin mengambil risiko jika ketahuan dekat dengan cowok di sekolah oleh Darrel. Apalagi Cellyn belum menerima foto anak Wijaya, di mana artinya dia masih harus mematuhi Darrel untuk menjauhi semua cowok di sekolahnya. Cellyn tak tahu sampai kapan Darrel akan menyuruhnya menjauhi semua cowok di sekolah, mungkin sampai foto itu sampai di tangannya. "Boleh, gue ikut lo aja. Kalau memang nyaman di perpustakaan, kita bisa belajar di sana. Banyak juga referensi dan latihan-latihan soal." Cellyn mengangguk dan tersenyum simpul. "Kalau gitu gue pergi dulu. Eh, mulai belajarnya besok kan?" "Kenapa harus besok kalau bisa hari ini?" Perkataan Kevin sukses membuat Cellyn melongo. "Hari ini banget ya?" "Iya, supaya lo juga cepat paham." "Oke deh. Nanti kita ketemu di perpustakaan langsung aja." "Oke." Cellyn berbalik dengan wajah merah menahan malu setelah bicara dengan Kevin. Sedangkan Kevin justru masih berpikir kenapa Cellyn setakut itu dekat dengan dirinya? Apakah mungkin Cellyn takut dimusuhi oleh cewek-cewek yang mengidolakan Kevin di sekolah mereka? Jangan salah ya, Kevin punya grup penggemar di sekolah ini, nama grup penggemar Kevin adalah K2. Namun meskipun memiliki penggemar, Kevin jelas tahu bahwa yang selama ini mengiriminya sarapan di loker bukan salah satu dari penggemarnya yang tergabung dalam grup K2, melainkan orang lain. Karena semua anggota di grup K2 akan langsung terang-terangan saat mereka ingin mendapatkan perhatian dari idola mereka, Kevin. ***** "Cell, beneran lo sekarang setiap pulang sekolah harus belajar bareng sama si Kevin?" "Iya Nay, gue juga mau nilai Kimia gue naik. Lo tahu sendiri kan, gue harus usaha keras di Kimia?" Naya menggaruk rambutnya yang sudah lepek setelah seharian di sekolah dan berkeringat. "Iya juga sih. Ya udah deh, good luck. Gue mau pulang dulu, mau ketemu Darrel." Sedetik kemudian Naya langsung riang. Dia adalah penggemar nomor satunya Darrel, kakak Cellyn. "Jangan ganggu Abang gue kerja!" teriak Cellyn saat Naya sudah melenggang pergi. Mereka berdua dari ruang guru setelah mengambil tinta spidol yang habis. Cellyn membantu Naya piket, untuk itulah dia ingin Kevin ke perpustakaan lebih dulu. Selain piket, sebenarnya masih ada alasan lain Cellyn tak ingin ke perpustakaan bersama Kevin. Ada hal lain yang harus Cellyn lakukan setiap pulang sekolah. Dan kali ini Kevin atau orang lain tidak boleh tau. Selepas memastikan semua aman, keadaan sudah sepi, barulah Cellyn menuju loker sekolah. Di sana sudah benar-benar sepi. Cellyn membuka salah satu loker dengan kunci yang ia bawa. Kunci ini dia dapatkan di lapangan saat upacara bendera. Pemilik kunci tidak tahu kalau kuncinya terjatuh, jadi dia membuat kunci baru dan melupakan kunci lama yang dibawa Cellyn. Cellyn bersyukur karena orang itu tak sadar bahwa kunci itulah yang menyumbangkan sebagian kebahagiaan Cellyn. Karena akhirnya Cellyn bisa tetap membuat senang orang yang dia kagumi dari makanan yang selama ini dia buat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD