Prolog

557 Words
Kompleks perumahan yang berada di pinggir kota menjadi tempat tinggal bagi seorang gadis bernama Similikiti Kitty, namanya terdengar aneh bukan? Itu nama aslinya, sudah di aqikah plus sudah ada keterangannya di kartu keluarga. Gadis berusia dua puluh tahun itu tinggal dengan kedua orangtua yang begitu sayang pada anaknya, Similikiti yang biasanya dipanggil Simi itu anak ke-lima dari lima bersaudara. Ketiga kakaknya sudah berkeluarga, tinggal Similikiti dan satu kakak perempuannya lah yang masih melajang. Ketiga kakaknya yaitu dua laki-laki dan satu perempuan sudah menetap di sebuah kota yang jauh dari tempat tinggalnya bersama kakak keempat dan orangtuanya. Similikiti nama unik yang diberikan almarhumah nenek Simi, nama itu diberikan secara refleks ketika Similikiti lahir di sebuah rumah sakit dan ketika Similikiti lahir maka almarhumah nenek Simi dengan refleks berteriak kata similikiti. Sedangkan Kitty, itu diambil dari nama kucing kedua orangtuanya yang sudah lama mati. Nama itu diselipkan di nama Simi untuk mengenang arwah kucing kesayangan yang telah tiada, itulah asal-usul nama Similikiti Kitty yang kini sudah menjadi namanya. Sudah hak paten dan tidak dapat diganggu gugat lagi. Memiliki nama aneh dan unik, tidak membuat seorang Simi merasa minder dengan nama yang ia miliki. Justru Simi merasa bangga dengan nama itu, karena hanya dia yang memiliki nama seunik itu. Bahkan ketika semasa sekolah dulu saat banyak yang mengejek nama anehnya, Simi balas mengejek nama temannya yang pasaran itu. Hingga akhirnya tidak ada lagi yang berani mengusik Simi, selain mereka bungkam karena ejekan balik Simi. Ada hal lain yang membuat mereka takut, yaitu ketika Simi sudah mengeluarkan jurus andalannya. Jurus buang angin yang super bau, bahkan bau senggung pun kalah dengan aroma busuk gas pengeluaran Simi. Itu terjadi karena Simi suka makan jengkol ataupun petai sebelum berangkat sekolah, dua makanan itu memang kesukaan Simi. Makan tanpa ada petai ataupun jengkol bagai makan tanpa garam, ketika Simi makan maka harus ada jengkol ataupun petai sebagai pelengkap. "Simi!" Sebuah teriakan menggelegar plus membahana membangunkan tidur Simi yang sama sekali tidak ada cantik-cantiknya. "Simi!" Teriakan itu semakin kencang membuat Simi yang sedang tidur enak sambil ngorok plus ngiler pun terbangun. "Hoam ... apaan sih, Mak? Masih pagi udah teriak-teriak," ucap Simi sambil menguap. "Pagi katamu? Kamu gimana sih? Jadi anak enggak berguna banget, ini udah siang Simi! Harusnya kamu itu siap-siap bantuin Emak anterin nasi uduk!" Simi hanya menatap Meriam–emaknya dengan malas. "Biasanya juga gitu kok, masih aja dibilang enggak berguna. Emang selama ini siapa yang nganterin itu uduk kalo bukan Simi?" Simi agak sedikit kesal pada emaknya, masalahnya emaknya ini suka sekali mengganggu tidur enaknya. "Udah ah sana siap-siap, Emak enggak mau tau ya kamu harus siap sebelum lima menit!" Setelah mengatakan itu, Emak Meriam alias emaknya Simi yang galak tapi sayang anak itu pergi dari kamar Simi. "Ya Allah, kapan hamba tidur tanpa ada gangguan? Apa hamba perlu mati dulu baru bisa tidur tanpa diganggu?" Simi menengadah, seakan ia tengah curhat kepada Tuhan mengenai kegiatan sehari-harinya yang suka diganggu oleh Emak Meriam. Kadang, kalau Simi sedang kesal pada emaknya maka Simi akan menyebut emaknya itu bom. Emak bom, cocok 'kan? Kalau emaknya tahu Simi sedang mengatainya, mungkin saja telinga Simi sudah dihadiahi jeweran cinta dari emak tersayang. *** Hallo cerita baru super kece bin unik hadir nih, yuk di tap love, komen dan jangan lupa follow akun author biar ga ketinggalan cerita seru lainnya ❤️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD