Bab 8 - Isolasi level dua

1570 Words

“Sepertinya aman.” Alisa melangkah tanpa suara, kakinya yang telanjang merasakan dinginnya lantai marmer Italia yang dipoles sempurna. Dingin itu merambat naik, mencengkeram tulang keringnya, seolah rumah itu sendiri berusaha membekukannya agar tetap di tempat. Ia menuju meja konsol di dekat jendela besar yang menghadap ke taman mawar. Di sana, bertengger sebuah telepon rumah antik, benda pameran yang sebenarnya berfungsi, sisa dari estetika kuno yang digilai Damian. Damian membenci teknologi nirkabel di area privat, dia bilang gelombang sinyal merusak kemurnian udara rumah. Bagi Alisa, itu hanyalah cara lain untuk membatasi aksesnya. Tangannya yang gemetar terulur, terasa berat dan dingin. Alisa mengangkatnya perlahan, menahan nafas, berdoa agar tidak ada bunyi klik samar. Dengan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD