I'm going to meet you now
Hai reader
We meet again now
How are you guys?
Ini karyaku yang lainnya lho!
Karya tahun 2011/2012
Alasan memilih mereka karna couple favorit di drakor bbf
Mohon maaf kalo ada kesalahan,kehilafan di fanfiction ini karya ini fanfiction sudah lama dibikin
Langsung aja daripada banyak cingcong gaje
CHECK THIS OUT
Title: I’m Going To Meet You Now
Author: Lee Sonyul
Genre: Romance
Length: One Shoot
Main Cast:
Kim Bum
Kim So Eun
Minor Cast:
Lee Sonyul
Kim Joon
dll
‘’Lebih baik kamu sms orang lain aja, bukan aku!’’, kata seorang namja bernada ketus berbicara lewat telepon.
‘’Tunggu, Kim Bum!’’, jawab seorang yeoja lawan bicara namja tadi. Tut! Tut! Terdengar nada bunyi telepon yang telah terputus. Terlambat bagi So Eun untuk menjelaskan apa yang ingin dia katakan.
‘’Otto?’’, tanya Sonyul. So Eun berusaha menjelaskan apa yang barusan terjadi perlahan-lahan.
‘’Ya ampun So Eun, lebih kamu lupain aja deh namja kayak gitu! Masih banyak yang lain!’’
‘’Tapi Sonyura, aku percaya dia bukan orang seperti itu.’’
‘’Aduh… So Eun, kamu sudah dengar kan apa yang dia bilang tadi? Dia
itu cuek banget tau! Kata-katanya dingin banget!’’
‘’Tapi Sonyura, kamu juga kan di gituin sama Minho?’’
‘’Iya, tapi kami masih bisa berteman. Dia masih mau balas sms dan angkat teleponku. Nah, dia tadi apa coba? Nanya kabar aja gak malah jawabnya ketus lagi! Buang-buang waktu sama energi tau ngeladenin namja kayak gitu!’’
So Eun terdiam. Dia tidak tahu harus ngomong apa lagi. Semua kata-kata sahabatnya barusan memang benar. Tetapi, di sudut hatinya di simpannya semua kekecewaan dan rasa cintanya ke Kim Bum.
***
‘’So Eun, hari ini jadi kan jalan-jalan ?’’, tanya Sonyura.
‘’Jadi. Memang mau beli apa sih?’’
‘’Gak apa-apa sih, cuma mau jalan aja. Suntuk nih!’’
‘’Jinca? Kan ada Minho yang bisa di lihatin tiap hari’’, goda So Eun.
‘’Iih… itu kan beda! Gak urus ya So Eun!’’
So Eun terus menggoda Sonyul sampai mereka merasa lelah. Kebanyakan tertawa.
‘’Sudah, berhenti. Pokoknya nanti abis pulang sekolah aku jemput ya!’’
***
‘’So Eun, sudah belum ganti bajunya? Lama banget. Cepetan deh!’’, tanya Sonyul.
‘’Iya. Bentar, buuu. Sabar…’’
Selesai berganti pakaian, So Eun terburu-buru keluar menemui Sonyul.
‘’Sudah selesai, bu? Gaja!’’
‘’Eh, chakkaman, hpku ketinggalan!’’
‘’Hah? Palli. Nanti kutinggal!’’
Sonyul berjalan keluar dan menyalakan motornya. So Eun balik lagi ke kamarnya. Mencari hpnya.
‘’Ini dia’’, gumam So Eun. Tidak sengaja So Eun melihat screen saver di hpnya saat dia menekan tombol. Hatinya terasa sakit lagi. Ya, gambar screen saver yang di pakai So Eun adalah fotonya Kim Bum. Terpaku memandang foto Kim Bum, kemudian dia terpikir untuk mengirimkan Kim Bum sms.
‘’Kim Bum, aq ingin bertemu dgnmu skrg.’’
Dia juga tidak mengerti mengapa dia mengirimkan sms seperti itu ke Kim Bum. Yang So Eun rasakan , bahwa dia harus melakukannya. Selesai mengirim sms, So Eun menemui Sonyul yang dari tadi sudah menunggunya di luar.
***
Tiiit! Tiiit! Terdengar bunyi klakson mobil di belakang motor Sonyul. Cepat-cepat Sonyul menghindar.
’’Ya ampun Sonyura! Kamu mau buat kita berdua mati di jalan ya? Tadi ada taksi kamu serobot, terus ada gerobak bakso mau kamu tabrak, terus pas mau muter kamu gak lihat-lihat dimana kita mutar, asal aja! Itu jalan raya tau! Pantas aja sampe di teriakin orang!’’, omel So Eun.
Sonyul hanya tertawa, malu sendiri. Mereka berdua baru saja pulang dari jalan dan mau pulang. Di motor mereka ngobrol. Mulai dari gosip sampai menceritakan orang yang di suka.
‘’Ya, gitu deh. Bisanya dia ngaku dirinya choki-choki man! Hahaha’’, kata Sonyul.
‘’Kebanyakan jualan tau!’’
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak dan tidak sadar ada mobil yang sedang melaju ke arah mereka berdua. Mereka baru sadar ketika mobil tersebut berjarak tidak jauh dari motor. So Eun yang sadar duluan langsung memperingatkan Sonyul, ‘’Sonyuraaaa!’’, teriak So Eun.
Ciiiiiiiiit! Bruk! Kecelakaan tidak terhindarkan. Begitu cepat. Pemandangan di mata So Eun semuanya gelap. Tidak terlihat apa-apa Tidak bisa merasakan apa pun itu. Terasa seperti tertidur panjang.
***
Tidak lama kedua mata Sonyul perlahan-lahan mulai terbuka, Sonyul sadar.
‘’Sonyura, kamu gak apa-apa?’’, tanya kedua orang tua Sonyul.
‘’Ini… dimana?’’, tanya Sonyul yang masih lemah.
‘’Kamu di rumah sakit, nak. Aigu… kamu bikin oemma kaget. Untung kamu tidak apa-apa.’’ Sonyul terdiam. Merasakan sesuatu yang aneh.
‘’Oemma, mana So Eun?’’, tanya Sonyul yang tiba-tiba terbangun dari tempat tidurnya.
‘’Dia gak apa-apa. Kamu istirahat dulu ya. Kamu masih belum pulih, nak’’, bujuk oemmanya.
‘’Anio. Dimana dia, eomma?’’. Oemma dan Appa Sonyul saling berpandangan. Tidak tahu harus bicara apa. Sonyul yang tidak mendapat jawaban langsung berdiri dari tempat tidurnya dan mencari So Eun.
‘’Sonyura!!!’’, panggil oemmanya. Tetapi dia tidak memperdulikannya dan terus mencari.
***
Beberapa menit kemudian, Sonyul menemukannya. Pintunya langsung dibuka dan segera berlari ke arah So Eun. Disana Sonyul melihat sahabatnya terbaring koma, tidak sadarkan diri. Di wajah So Eun juga telah di pasangkan selang oksigen untuk pernapasannya. Sonyul perlahan-lahan mulai duduk di samping So Eun.
‘’So Eun? So Eun? Kamu bisa dengar aku?’’, bisik Sonyul. Tetapi So Eun tidak menjawab. Masih tetap membisu. Sonyul mulai menangis melihat keadaan So Eun. Dia menyalahkan dirinya yang salah hingga membuat So Eun sampai seperti itu.
‘’Miane, So Eun. Ini salahku… Miane. So Eun, ayo bangun!’’
***
‘’Annyong, Kim Bum!’’, teriak seorang namja yang berjalan ke arahnya.
‘’Annyong!’’, balas Kim Bum. ‘’Ya, kamu sudah ngerjain tugas kliping?’’
‘’Sudah dong.. Waeyo? Belum ya? Dasar pemalas! Hehehe.’’
‘’Jahatnya sama teman sendiri juga! Lihat dong… ya?’’
‘’Ogah! Kerjain sendiri sana!’’
Kemudian Kim Joon itu mengejar Kim Bum yang menjauh darinya. Mereka saling ngotot dan tertawa.
‘’A, ne kenapa ya So Eun gak lagi kirimin sms? Sms-smsnya aneh dan bagus ya’’, kata Kim Joon.
‘’Anio’’, jawab Kim Bum dingin. Mendengar jawaban Kim Bum seperti itu, Kim Joon tidak berani bertanya lagi soal So Eun. Lalu mereka berdua berjalan ke arah kantin.
***
‘’Lho, aku ada di mana?’’, tanya So Eun . Ternyata di dalam diri So Eun dia sedang ada di dalam mimpinya. Di ingatan sekarang semua kenangannya silih berganti. Mulai dari ortunya sampai Kim Bum. Keinginannya sekarang hanya ingin bertemu Kim Bum. Perlahan-lahan semua terasa nyata. Matanya mulai bisa terbuka. So Eun langsung terbangun. Dia sedang ada di ruangan seseorang. Di lihatnya di sekeliling kamar itu. Sepertinya dia kenal walaupun baru kali ini dia lihat. Clek! Terdengar bunyi pintu di buka. So Eun kaget siapa yang barusan masuk ke kamar itu. Ternyata yang punya kamar itu seorang namja. Namja itu cuek-cuek saja, tidak kaget atau apa pun. Sepertinya namja itu tidak sadar ada So Eun di sana. So Eun sepertinya tidak kelihatan padahal jelas dia di sebelah namja itu. Baru saja namja itu mulai membuka bajunya, So Eun menjerit. Namja itu jelas kaget, tidak jadi membuka bajunya.
‘’So Eun?’’, tanya namja itu.
‘’Annyong, Kim Bum!’’, sapa So Eun.
‘’Ngapain kamu di sini?’’
‘’Aku juga gak tahu kenapa bisa sampai sini.’’
‘’Hah? Aku gak ngerti apa yang kamu omongin. Cepat keluar! Palli!’’
‘’Ta… tapi aku…’’
‘’Cepat keluar!’’, bentak Kim Bum.
‘’Ada apa Kim Bum kok teriak-teriak?’’, tanya oemma Kim Bum dari bawah.
‘’Gwaenchanayo, oemma!’’
Kim Bum yang tanpa aba-aba langsung mau mendorong So Eun keluar dari kamarnya tanpa ketahuan oemmanya. Saat tangan Kim Bum menyentuh pundak So Eun, Kim Bum langsung sadar ada yang aneh. Tangannya terlihat dari balik pundak So Eun, tembus pandang. Kim Bum langsung membalikkan badannya. Tidak bicara apa pun soal yang barusan yang dia lihat.
‘’Sebaiknya kamu cepat pulang’’
***
‘’Kim Bum met pagi!’’, seru So Eun. Mata Kim Bum langsung terbuka lebar mendengar suara So Eun yang tepat duduk di samping tempat tidurnya. Kim Bum langsung bangun, siap-siap pergi ke sekolah.
‘’Kenapa kamu masih ada di sini?’’, tanya Kim Bum yang sedang sarapan.
‘’Gak apa-apa kan? Aku ingin di sini lebih lama’’, kata So Eun sambil tersenyum.
***
Sepanjang pelajaran, So Eun terus ada di samping Kim Bum. Kemana-mana Kim Bum pergi terus diikutinya. Mulanya Kim Bum cuek, tapi lama kelamaan dia risih. Memang So Eun tidak terlihat, hanya dia seorang tapi dia tidak suka diikuti terus-terusan.
‘’So Eun, cepat pulang!’’
‘’Eh? Tapi aku masih mau sama kamu!’’
Di saat mereka mengobrol, ada segerombolan sunbae yang seperti preman mendekati Kim Bum.
‘’Ya, kamu yang namanya Kim Bum?’’, tanya salah satunya. Kim Bum tetap membisu.
‘’Ya, kalau di tanya, jawab!’’, ancam yang lain sambil menarik kerah baju Kim Bum. So Eun kaget dan ketakutan. Dia bingung kenapa Kim Bum bisa berurusan dengan para sunbae seperti mereka itu. So Eun langsung dapat ide. Di terbangkannya sebuah kaleng minuman ke arah para sunbae tadi. Menakut-nakuti mereka dan berhasil. Saking ketakutan mereka semua lari terbirit-b***t.
‘’Kim Bum, kamu gak apa-apa?’’
‘’Kamu… ?’’
So Eun langsung mengerti apa yang di maksud Kim Bum.
‘’Karena itu, aku mau di sisimu sebentar.’’
***
Sudah 4 hari So Eun terus di samping Kim Bum. Menemaninya kemana pun. Hari ini ada tes lari 3 kali putaran. Kim Bum dan teman-temannya mulai bersiap-siap. Kim Bum langsung sadar tidak ada So Eun di dekatnya.
‘’So Eun, kamu dimana?’’
‘’Aku di sini.’’
Ternyata So Eun ada di samping Kim Bum tapi sekarang Kim Bum tidak begitu melihatnya karena sosok So Eun mulai tampak kabur, jadi transparan. Kim Bum hanya diam dan mungkin dia salah lihat. Sesaat dia khawatir tapi dia sembunyikan.
***
Di rumah sakit, keadaan So Eun masih tetap sama. Bedanya So Eun sekarang sering mengumamkan nama seseorang. Nama Kim Bum. Semenjak kecelakaan Sonyul terus di samping So Eun. Menunggu So Eun sadar.
‘’So Eun, cepat bangun…’’, gumam Sonyul yang terus menggenggam tangan So Eun.
***
‘’Kim Bum, ikut aku ya!’’, ajak So Eun. Kim Bum hanya mengikuti kemana So Eun mau. Mereka sudah sampai di monument. Mereka langsung ke pantainya.
‘’Wah, pemandangannya bagus ya!’’
‘’So Eun, kenapa kamu bisa sampai di sini?’’
‘’Aku kan sudah bilang mau ketemu kamu.’’
‘’Cepatlah pulang! Ortumu pasti khawatir!’’
Di saat itu sosok So Eun perlahan-lahan menghilang, tak terlihat. Kim Bum kaget dan langsung mencari-cari So Eun.
’’So Eun, kamu dimana?’’
‘’Ada di depan matamu.’’
‘’Aku gak bisa lihat. Gak kelihatan.’’
‘’Mungkin sudah waktunya.’’
‘’Apa?’’
‘’Kim Bum, alasan kenapa hanya kamu yang bisa lihat aku sepertinya aku tahu apa. Mungkin karena aku menyukaimu. Miane ya selama ini aku sudah menganggu hidupmu. Mungkin ini terakhir kalinya kita berbicara. Sebelum pergi aku ingin mengatakannya. Aku benar-benar menyukaimu….’’
‘’Chakkaman…!’’
Kim Bum masih terpaku atas kepergian So Eun. Shock. Terdengar dering telepon. Hp Kim Bum berbunyi. Kim Joon menelponnya, memberitahunya kalau So Eun sedang ada di rumah sakit karena kecelakaan, sedang koma.
***
Sesampainya di rumah sakit, Kim Bum bertemu Sonyul.
‘’Kim Bum! Selama ini kamu kemana? Dihubungi gak bisa! Selama koma, So Eun hanya menyebut namamu’’, kata Sonyul sambil menangis.
‘’Dimana dia?’’
Bruk! Terdengar suara pintu dibuka paksa.
‘’Dokter, pasien bernama Kim So Eun keadaannya mulai memburuk!’’, seru seorang suster kalang kabut mencari dokter. Dokter yang diberitahu langsung bergegas mengambil tindakan. Kim Bum yang mendengar itu buru-buru ke kamar So Eun melihat keadaannya. Terlihat So Eun yang ngos-ngosan, sulit bernapas.
‘’So Eun…?’’
Dokter dan para suster terus-menerus berusaha membuat So Eun bisa bertahan. Kim Bum juga terus ada di sampingnya, berusaha menguatkannya. Menggenggam tangan So Eun dengan erat.
‘’Dok, denyut jantungnya melemah!’’, seru suster yang melihat detak jantung So Eun di monitor tempat melihat denyut jantung. Kim Bum yang tidak tahan, langsung berteriak memanggil So Eun, menyuruhnya tetap bertahan.
‘’So Eun, cepat bangun! Kamu jangan seenaknya pergi! Kamu harus tanggung jawab sama rasa sukamu ke aku! Kamu jangan buat aku jadi begini….’’
Badan Kim Bum lunglai tak berdaya di samping So Eun. Tangannya bergetar sambil memegangi tangan So Eun. Tertunduk pasrah. Matanya mulai sembab di aliri air mata.
‘’Dokter, denyutnya mulai membaik’’, kata suster. Kim Bum langsung mengangkat wajahnya. Melihat kearah So Eun. Perlahan mata So Eun mulai terbuka.
‘’Kim… bum…?’’, kata So Eun sambil tersenyum.
‘’Kamu… kenapa kamu seenaknya? Datang dan pergi semaunya. Mengikutiku kemana-mana... Bilang suka dan pergi gitu aja…’’
‘’Miane… aku pikir kamu membenciku… karena itu… aku ingin bertemu kamu… walaupun hanya sebentar…’’
Air mata So Eun mulai berlinang di pipi. ‘’Jongmal miane… Aku gak bermaksud begitu…’’
‘’Gomawo… aku senang kamu di sini, di sisiku…’’
‘’Kamu jangan begini lagi … Jangan buat aku begini… Aku gak mau kamu pergi… Aku senang kamu di sisiku.’’
Kim Bum mencium kening So Eun. Lalu keluarga So Eun dan Sonyul datang. Mereka senang So Eun sudah sadar dan lewat dari masa kritisnya. Penyembuhan So Eun berjalan cepat. Besok dia sudah boleh pulang. Ada hikmah yang bisa diambil So Eun setelah kecelakaan itu. Bisa menemani hari-hari Kim Bum walau saat itu hanya rohnya dan hampir meninggal. Karena itu juga perasaannya ke Kim Bum bisa tersampaikan. Tidak ada lagi kebimbangan di hatinya. Dia bersyukur masih bisa terus hidup. Bersama Kim Bum melalui hari-hari di hidup ini. Memulai kisah baru yang lebih menyenangkan.
END
Finnaly selesai juga fanfiction ini
Terima kasih yang sudah mampir
Semoga kalian suka
*cerita ini bisa ditemukan di Joylada
Sampai ketemu di next project
See U
Have fun
Bye bye~