Bab 8. Karena Aku Suka

1531 Words
"Tidak. Saya tidak pacaran dengan dia jangan percaya dengan kata-kata dia. Ayo kita temui dia segera. Setelah itu kita pergi kalau bukan karena papa aku tidak ingin datang ke sini. Kenapa aku tidak bertanya terlebih dahulu siapa yang menjadi klien. Ah, benar-benar hari yang menyebalkan." Airin benar-benar kesal dia sudah tidak tahu lagi harus berkata apa. Dia lupa bertanya kepada ayahnya siapa orang yang ingin dia temui. Semua karena si pelakor itu jadi dia lupa bertanya. Airin duduk tepat di depan Verrel dan terlihat Verrel terus memandangnya. Tidak sedikitpun Verrel mengalihkan pandangannya ke Airin. Mohan melihat reaksi dari tuannya langsung berdehem. "Hmm, Tuan. Perwakilan dari perusahaan Diamond ingin menyampaikan proyek yang sudah mereka siapkan. Apakah Anda siap untuk mendengarkannya ?" tanya Mohan kepada Verrel dan Verrel menganggukkan kepala. "Iya, lanjutkan saja. Aku ingin mendengarkannya," jawab Verrel yang pandangannya masih tetap ke arah Airin. Mohan hanya bisa mendengus kesal tuannya harusnya profesional dalam bekerja. Tapi sekarang malah terlihat tidak profesional semenjak kedatangan wanita yang ada di depannya ini. Tuannya berubah 360° dan tuannya terlihat bucin akut dengan Airin. Sedangkan Airin hanya memandang tuannya dengan tatapan yang biasa saja. Tidak mau berlama-lama, Airin pun mulai dengan presentasinya. "Baiklah, saya akan mulai presentasikan proyek yang sudah kita sepakati," ucap Airin tanpa peduli dengan pandangan Verrel kepadanya. Dalam perjalanan tadi menuju kantor Verrel, Airin sempat membaca semua proyek jadi Airin sudah lebih menguasai sedikit banyak proyek kerjasama tersebut. Airin mulai menjelaskan dari awal sampai akhir namun tidak ada tanggapan dari Verrel. Ia hanya terus memandang ke arah Airin dan kali ini pandangannya sangat serius. Selesai membacakan semua isi proyek kerjasama antara perusahaan miliknya dan perusahaan milik Verrel Airin memandang ke arah Verrel. Dia ingin tahu tanggapan dari Verrel itu seperti apa. "Bagaimana tuan. Apakah perlu ada revisi isi draf kerja sama ini?" tanya Airin yang menunggu tanggapan dari Verrel mengenai isi draft kerjasama mereka. "Tidak perlu revisi. Aku setuju. Kapan kita akan ke lokasi pembangunan?" tanya Verrel yang akan ke lokasi pembangunan. "Terserah Anda. Karena Nona Ella yang akan pergi dengan staf yang lainnya ke sana. Bukan dengan saya," jawab Airin tegas menyatakan kalau yang pergi itu Ella bukan dia. "Kalau begitu kerjasamanya dibatalkan saja." Verrel tiba-tiba membatalkan kerja samanya. Perkataan Verrel membuat Ella dan Airin terkejut dia diminta oleh ayahnya untuk mendapatkan proyek ini tapi tiba-tiba Verrel membatalkan kerjasamanya hanya karena dia katakan bukan dia yang ke lokasi proyek melainkan Ella. "Bagaimana bisa Anda membatalkan proyek ini bukannya Anda tadi katakan sudah setuju tapi kenapa tiba-tiba dibatalkan hanya karena saya tidak ke sana. Apa maksud Anda yang sebenarnya ?" tanya Airin tidak percaya dengan sikap Verrel. "Saya tidak punya maksud apa-apa. Saya tadi hanya bertanya siapa yang akan pergi ke sana. Anda katakan Nona Ella dan beberapa staf lain. Jadi, buat apa saya bekerja sama kalau Anda sendiri tidak lihat langsung ke lokasi pembangunan." "Kalau Anda tidak ke sana, Anda tidak bakalan tahu bagaimana pembangunannya. Apakah atapnya di bawah, ke samping. Ke kiri atau ke kanan atau tidak pakai atap. Apa Anda tahu? Jadi Anda harus lihat langsung ke tempat yang akan dibangun dan untuk batu pertama juga Anda harus meletakkannya di sana. Mana mungkin dia yang meletakkannya," jawab Verrel dengan tegas kalau Airin lah yang Airin akan pergi ke lokasi dengan dia. Airin memandang ke arah Mohan dia ingin tahu apakah benar dia yang harus ke sana dan Mohan menganggukkan kepala. Dan Airin juga memandang ke arah Ella. Dan Ella juga menganggukkan kepala sama seperti Mohan. Akhirnya mau tidak mau Airin setuju untuk datang ke sana. "Baiklah, saya akan ke sana saya akan pergi ke lokasi tersebut dengan dia," tunjuk Airin kepada Mohan yang langsung digelengkan kepala oleh Mohan. "Anda perginya buka dengan saya Nona. Anda pergi dengan Tuan Verrel. Saya hanya membawa kalian ke sana," jawab Mohan menjelaskan kalau yang pergi ke lokasi pembangunan itu bukan dengan dirinya saja tapi dengan Verrel. Airin lagi-lagi menahan amarahnya ternyata pria ini memang sengaja mengatakan seperti itu dia ingin dirinya pergi. Tidak mau berdebat Airin mengalah "Baiklah kalau begitu beritahukan nanti dengan Nona Ella kapan perginya. Kalau begitu permisi," jawab Airin yang segera berdiri dia hendak pamit namun ditahan oleh Verrel. "Berikan nomormu nanti aku akan menghubungimu. Bukankah kamu yang akan pergi bukan dia. Ayo berikan nomormu padaku. Apakah kamu tidak mau berikan nomormu kepadaku?" tanya Verrel. Airin tidak banyak bicara dia mengeluarkan kartu namanya dan segera memberikan kepada Mohan. Mohan segera mengambil dan memberikannya kepada Verrel. Airin segera keluar dia akan memberitahukan kepada ayahnya kalau mereka berhasil mendapatkan proyek tersebut. Walaupun ada sedikit drama di antara mereka. "Siapkan semua Mohan saya mau perjalanan antara saya dengan Airin berjalan dengan baik dan saya mau perjalanan yang akan kami lalui menyenangkan tanpa hambatan sama sekali. Oh ya bagaimana dengan mobil selundupan itu apakah sudah masuk ke pelabuhan?" tanya Verrel yang wajahnya seketika berubah datar. Verrel itu blasteran antara Italia dan Indonesia ibunya orang Indonesia yang sudah lama meninggalkannya hanya karena kemiskinan Verrel dan ayahnya ditinggalkan. Sekarang, dia jadi kaya raya dan hidup dengan ayahnya dan neneknya. "Sudah masuk pelabuhan. Tapi, saya harus memberikan merek sedikit hadiah agar mobil itu aman sampai ke supplier kita. Karena banyak orang-orang yang mengincar itu. Dan untuk di luar negeri juga sudah masuk obat-obatan yang Anda kirim itu. Semuanya sudah masuk ke pabrik dan uangnya juga sudah dikirim dan masuk ke rekening Anda," jawab Mohan. Verrel menjadi kaya karena mengikuti jejak sang kakek yang anggota Gengster dan Verrel tidak sedikitpun peduli dengan pekerjaan tersebut baginya dapat uang dia kaya dan untuk menebus semua kemiskinan yang dulu pernah ada. Karena dia miskin ibunya pergi dengan pria lain dan Verrel membenci ibunya juga wanita. Untuk itu dia bisa tahu mana wanita yang mau uang dan tidak. Dan dalam kehidupan Verrel tidak sedikitpun belas kasihan kepada orang yang sudah menipunya atau menyakitinya. Siapapun yang sudah membuat masalah dengannya maka akan dia hukum setimpal dan itu akan membuat Verrel puas. Jika dia sudah menghukum orang yang membuat masalah. "Baiklah kalau begitu hati-hati. Jangan sampai ketahuan dua minggu lagi aku akan pergi ke sana kita akan lihat pengiriman kedua." "Oh, ya aku tidak ingin ada musuh bebuyutanku mengetahui masalah ini dan terlebih lagi jangan ada yang tahu jati diriku. Papa bisa marah jika aku mengikuti almarhum kakek. Aku harap tidak ada yang tahu pekerjaan kita selain yang ada di real kehidupan. Kamu mengerti, Mohan?" tanya Verrel. "Saya mengerti Tuan kalau begitu saya pergi dulu saya mau mempersiapkan semuanya," jawab Mohan yang pamit dengan Verrel. Verrel tidak sabar untuk pergi dengan Airin dia ingin tahu kenapa Airin tidak suka jika didekatin pria. Apakah Airin normal atau tidak. "Aku akan mengenalmu lebih dalam dan aku akan mencari tahu lebih mengenai pribadimu. Kenapa kamu menangis malam itu dan kenapa kamu bersikap dingin dengan para pria." "Apakah ada masalah dengan pria. Apakah kamu pernah disakiti oleh pria atau tidak suka pria. Aku akan mencari tahu semuanya. Satu sudah terungkap, tinggal satu lagi," jawab Verrel yang tersenyum menyeringai. Verrel bergerak cepat untuk mencari wanita yang ingin dia dekati. Verrel akhirnya mendapatkan informasi mengenai Airin. Ternyata, Airin seorang CEO yang perusahaannya bergerak di bidang IT. Verrel tidak menyangka kalau Airin yang masih muda memiliki perusahaan raksasa seperti itu. Dua harinya, Verrel dan Airin pergi ke lokasi pembangunan. Airin hanya pergi bertiga dengan Verrel dan Mohan. "Nona Airin, apa Nona ingin membeli sesuatu? Karena setelah kita masuk ke dalam tol sulit untuk kita mencari rest area." Mohan memberitahukan kepada Airin apakah dia ingin membeli sesuatu nantinya. Karena setelah masuk ke dalam tol mereka tidak akan menemukan rest area kecuali kalau sudah perjalanan yang lumayan jauh baru mereka bertemu dengan rest area. "Tidak perlu saya sudah membawa minuman dan makanan," jawab Airin yang menunjukkan bekal dari ibunya dan minuman yang memang sengaja dia bawa. Verrel melihat bekal yang Airin bawa. Benar-benar bocil, pikirnya. "Kamu mau piknik? Zaman sekarang masih saja bawa bekal. Memang dasar bocil," ejek Verrel dengan senyumannya. Airin mengerutkan keningnya, dia tidak percaya kalau Verrel mengejek dirinya. "Anda mengejek saya?" tanya Airin tidak terima dengan apa yang Verrel katakan. Verrel mendengar pertanyaan dari Airin menoleh ke kanan dan ke kiri. Dan pada akhirnya dia melihat ke arah Airin dan menunjuk dirinya. Airin mendengus karena Verrel pria yang sangat menyebalkan. "Kalau bukan karena perusahaan sudah selesai hidup pria ini," gumam Airin yang masih didengar Verrel. Verrel mendekati dirinya ke Airin dan jarak antara dirinya dekat dengan Airin hingga aroma parfum lily yang lembut tercium di hidung mancung Verrel. "Hei, sayangku. Kamu katakan apa tadi? Mau menyelesaikan hidupku? Kamu berani menyelesaikan hidupku yang super duper aneh ini?" tanya Verrel. Airin yang mengomel dalam hati menoleh ke samping untuk memaki Verrel. Tapi, jarak wajahnya dengan Verrel dekat bibirnya dan bibir Verrel menepel. Airin dan Verrel melotot keduanya yang belum pernah berciuman akhirnya melakukan itu. "Akh, kamu mengambil kesucian bibirku, Ai. Kenapa kamu mengambil kesempatan dalam kesempitan, Ai?" tanya Verrel yang mundur ke belakang. Mohan dan Airin terpaku melihat reaksi dari Verrel. Harusnya dia yang marah bukan dia. Ini kenapa terbalik, pikir Airin yang menatap ke arah Mohan yang menjawab pertanyaan Airin dengan menggelengkan kepala. "Kenapa Om menciumku," pekik Airin yang akhirnya menumpahkan kekesalannya ke Verrel. "Karena aku suka," jawab Verrel kembali ke mode menyebalkan. "Apa!" teriak Airin yang tidak percaya dengan jawaban singkat Verrel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD