"Hooaaammm pagi dunia semoga hari ini hati gue cepet pulih" Meysa bangun dari tempat tidurnya memakai baju training untuk sekedar olahraga lari pagi.
Meysa menelusuri jalan yang cukup sepi, ia berlari dan melihat samping jalannya ia berpura pura tidak melihat arah tersebut tapi hatinya kini hancur melihat kedua insan di pinggiran jalan sedang bergandengan tangan.
Thomas menghampiri Meysa yang sedang berjoging untuk sekedar menyapanya "Mey... Tumben Lo..." Omongan Thomas terputus karna Meysa langsung pergi meninggalkannya.
Thomas semakin bingung dengan sikap Meysa terhadap dirinya. Thomas mengingat ingat apakah dirinya melakukan salah terhadap Meysa.
"Kak Mey kenapa kak?" Tanya Loren kekasih Thomas yang penasaran tergapai Meysa. Walaupun Loren sudah tahu kalau Meysa adalah sahabat dari pada kekasihnya tapi tetap saja perasaan cemas ketika Thomas lebih memperhatikan Meysa ketimbang dirinya.
"Aku ngga Tahu... Tapi aku akan cari tahu apa masalahnya" Thomas melihat Loren yang cemberut langsung menyubit pipinya sampai Loren mengembangkan pipinya yang di sertai warna merah muda.
"Kamu tahu kan Meysa itu sahabat aku dari kecil?" Thomas meyakinkan diri Loren "iya kak, aku percaya kog hati Kaka pasti cuman untuk aku"
Thomas langsung menempelkan bibirnya kepada bibir Loren.
Di sisi lain Meysa masih menangis karna baru saja ia ingin melupakan seseorang yang selalu ada untuknya tapi ia malah bertemu orang tersebut bersama kekasihnya.
Hiks... Hiks.. hiks.. hu..hu..hu
'kenapa sih hati ini masih ada untuknya?' Meysa langsung melihat kearah kalungnya dari pemberian Thomas. Ia pegang liontin hingga tali kalung tersebut lalu ia menariknya kuat kuat.
'mungkin gw harus buang semua nya termasuk dirinya hiks... Hiks...' kalung itu putus dan ia menatap lekat-lekat. Mungkin memang benar yang dilakukan oleh Meysa tapi hatinya tetap untuk Thomas, walaupun ia selalu yakin dirinya akan melupakan, termasuk hatinya.
Meysa meringkuk pelan pelan ia memejamkan matanya lalu tertidur diatas kasur yang empuk miliknya.
Dimalam hari seorang pria sedang berlumpul bersama dengan temannya "Lo kenapa sih Mey bikin gue pusing Mulu?" Ucapnya yang sambil memegangi segelas Beer..
"Yaelah Lo mabok Tom?" Ucap salah satu temannya "Mey gw salah apa sih?" Racau Thomas yang masih setia memegang gelas yang membuat kesadaran dirinya menghilang.
"Setiap kali kalo ada masalah Meysa Lo Napa mabok mabokan?" -Alex
"Tau bego amat sih jadi orang Uda tau Meysa ngga suka sama cowo mabok, apa lagi insiden yang dulu pasti itu masih membekas di hati Meysa" - Daniel
"Mey... Mey... Jemput gue"
"t***l dia gabakalan kemari" - Daniel
"Mey plis jangan tinggalin gue"
"Udahlah kita bawa dia Pulang ajja"-Alex
"Yaudalah" - Daniel
Loren menelpon Thomas yang tidak diangkat sedari tadi. Saat Thomas tak sengaja menekan tombol handphonenya Loren mendengar suara Thomas memanggil Meysa beberapa kali. Loren menangis histeris merasa ingin marah tapi tidak bisa. Merasa ingin menjauhi hubungan antara Thomas dan Meysa. Loren memutuskan sambungannya Loren kini sangat membenci Meysa 'kenapa harus kak Meysa yang selalu Lo utamain Tom, bukan gue? Apa kurangnya gue? Lo yang nembak gue.... Gue pikir selama ini Lo utamain gue dalam hubungan kita' Loren mengambil sebuah foto yang dimana terdapat Meysa dan dirinya ketika hangout bersama.
'sebenernya gw berat mengatakan ini kak tapi tiap kali gue curhat atau pun gue lagi pergi berduaan sama Kak Thomas, Dia selalu mengungkit nama Lo kak gue ngga suka hal itu'