bc

Bye, Kating!

book_age16+
645
FOLLOW
2.3K
READ
boss
student
drama
comedy
sweet
humorous
male lead
school
like
intro-logo
Blurb

Menjadi Kakak tingkat di sebuah universitas sebenarnya bukan hal yang sulit. Cukup bersikap ramah, tidak menarik perhatian dan berperilaku biasa. Namun bagaimana jadinya jika kakak tingkat macam Reza Adyada Risolv malah melakukan sebaliknya. Di cap playboy, penarik hati wanita bahkan girl’s killer. Karena kebiasaannya yang diam-diam menggandeng wanita baru setelah putus.

Sampai sosok Jesselyn Santiardi—mahasiswa baru yang datang padanya seraya mengungkapkan perasaaan itu memporak-poranadakan sosok Reza. Pakaian sederhana dengan wajah cantiknya itu jelas membuat Reza terpana sesaat. Mata bulat gadis itu juga menghunus sosok Reza yang dikenal sebagai penakluk para wanita. Membuat Reza yang semula biasa menjadi tak bisa lepas setiap harinya dari gadis itu. Rasanya ada yang aneh dengan sosok Jesselyn saat hari itu. Namun bukannya mengungkapkan keanehan, Reza malah terperangkap dalam pesona Jesselyn yang sesungguhnya.

Akankah Jesselyn menjadi korban Reza selanjutnya? Atau malah menjadi pelaku sebenarnya?

chap-preview
Free preview
Prolog
“Baik, sesuai dengan perintah ketua. Kalian dipersilahkan untuk istirahat selama 5 menit. Jangan ada yang minum atau makan!” Teriak seorang lelaki dengan jas berwarna kuningnya itu. Usai memberikan perintah, lelaki itu lalu turun dari panggung dan berkumpul bersama dengan para temannya yang tengah diam di sebelah taman lapangan. Melepas kamera yang ada di lehernya, Wahyu—lelaki dengan jabatan sebagai Humas itu duduk santai seraya mengambil satu buah apel yang diberikan temannya. “Udah dikasih pemberitahuan?” Tanya sang ketua dengan nada tegasnya. Wahyu mengangguk pelan. “Udah. Mereka lagi ngadem dulu,” jawab Wahyu seraya menunjuk ke arah mahasiswa yang kini tengah duduk di atas rumput. “Ngapain di istirahatin, sih? Kan biasanya juga gak ada waktu istirahat. Gak usah baik-baik, Za,” kesal Azkia—gadis yang menduduki bangku sebagai wakil ketua itu menatap wajah ketua organisasi dengan mata tajamnya. “Kasian sama cewek, Ya! Masa lo gak tau, sih. Liat aja mata buayanya udah mulai jelalatan,” timpal anggota lain. Azkia mengangguk kecil. “Iya, gua lupa. Kan Eza crocodailnya FEB.” “Gak usah bahas yang aneh-aneh!” Peringat lelaki yang sedang dibicarakan itu dengan suara tegasnya. Yang mana berhasil mengundang tawa dari para anggotanya. “Jangan gitu, tau. Dia kan baru aja putus sama Frizka,” ujar Putra dengan tangan yang merangkul pundak sahabatnya itu. “Beneran putus?” Tanya Azkia tidak percaya. “Lagian kok mau sama lo, sih? Padahal udah gua bilang, jangan mau sama lo. Susah sih..” “Ceritanya mantan memberi peringatan atau memberi—“ “Mana ada! Gua cuman bilang sama dia jangan mau nerima Eza!” Elak Azkia seraya menatap kesal pada Putra yang kini tertawa. Reza Adyada Risolv—lelaki yang menjadi bahan buli temannya itu hanya mampu menggelengkan kepala seraya tertawa kecil. Membuat Azkia mendengkus keras karena respon Reza yang jauh dari kata membela. Lelaki yang menjadi kekasihnya 3 tahun yang lalu itu benar-benar membuat Azkia kesal dan tidak bisa berkata apa-apa lagi saat ini. “Jangan suka gitu kalau jadi mantan, Kia. Ntar lo sendiri yang nyesel. Apa… lo belum move on?” Azkia mencebik. Gadis itu membuang wajahnya ke samping. “Sekarang di mana Frizka?” Tanyanya mengalihkan pembicaraan yang membuat para teman Reza langsung saling bersorak. Reza menggelengkan kepala tanda ia tidak tahu keberadaan perempuan yang tak lain adalah MANTANnya itu. “Ketua! Udah waktunya baris lagi. Mau di langsungin aja?” Ujar seseorang yang baru saja datang seraya memberikan kertas. Reza mengecek jam tangannya sebentar sebelum akhirnya mengangguk. "Ya elah! Baru juga beberapa menit." Reza tidak menghiraukan ucapan temannya dan memilih bangkit. Lelaki itu lalu melihat ke arah lapangan. Di mana Frizka—gadis yang sebelumnya disebut-sebut sebagai mantan Reza itu tengah mengusap keringatnya. Karena gadis itu memiliki tugas sebagai ketua grup MABA. Tersenyum kecil, Reza bisa melihat wajah gadis itu yang menunduk karena melihatnya tersenyum. Reza menggelengkan kepalanya sesaat. Ini bukan saatnya untuk mengenang hal yang lain. Lagipula, gadis itu tidak sepenuhnya menyukai Reza. Sadarlah! Frizka hanya menganggap dirinya mainan saja. Tidak lebih. Untuk apa menaruh perasaan lebih lagi? "Pak Ketu, ini sekarang gimana?" Tanya seorang anggota dengan nada jenakanya. Meledek Reza yang kini tengah berjalan ke arah panggung. Lelaki itu memang terkadang diledek karena reputasinya yang buruk di kampus tapi bisa menduduki tempat sebagai ketua. Hal yang sangat tidak memungkinkan untuk anak-anak lainnya. "Gak usah ngeledek!" Larang Frizka dengan suara kecilnya. Reza tertegun sesaat sebelum akhirnya tertawa kecil. "Sebagai ketua yang baik hati, gimana kalau lo yang pidato, Yan?" Tawar Reza yang sebenarnya ingin membuat Zayan terdiam. Dan itu berhasil. Lelaki dengan nama lengkap Zayan Pangestu itu terdiam setelah melihat senyum Reza yang tampak mengerikan. "Gak salah lo jadi buaya, Za! Senyumnya kek iblis, tapi muka ke zein malek!" Reza tertawa. Lelaki itu menepuk bahu Zayan sekali sebelum akhirnya berpamitan menaiki panggung. Mata bulat Reza menatap sekitar yang riuh. Ia memang sudah menyangka jika keadaan akan sangat tidak kondusif saat ia datang. Tentu saja karena ketampanannya ini! Walau sering disakiti dan dicampakkan, Reza salah satu mahasiswa ter-pede tentang wajah dan juga badannya. Ya, memang tidak ada yang meragukannya, sih. Sebab lelaki itu memang sangat sempurna luar dalam. Otak pintar, wajah manis nan tampan dan tubuh tinggi menjulang. Sayangnya mudah tertipu dalam masalah percintaan. "Selamat siang semuanya," sapa Reza dengan senyum manisnya. Lelaki itu memegang mic dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya melambai agar para mahasiswa baru melihat ke arahnya. "Kyaa!! Kak Reza dari FEB, ya?!" "Tuhan! Senyumnya buat meleleh!!" "Kak, kenapa ganteng banget sih?!" Jeritan-jeritan para kaum hawa memenuhi lapangan yang kini terasa semakin panas karena siang hari yang begitu cerah. Reza yang mendengarnya hanya bisa mendengkus kecil. Semua perempuan sama saja, kan? Melihatnya dari tampang dan menyukai wajah yang sangat pas? "Kak, jadi pacar Jesselyn, yuk?" Hening. Lapangan yang tadinya riuh mendadak hening dan tidak ada suara lain selain mic yang jatuh dari genggaman Reza. Lelaki yang kini tengah berdiri membeku di atas panggung itu menatap ke bawah. Di mana sosok perempuan tengah tersenyum seraya mengangkat tinggi-tinggi bunga anggrek yang Reza yakini didapatkannya dari taman kampus. Sebab itu adalah salah satu bunga anggrek yang selalu Reza lihat dan siram. Dan salah satu bunga anggrek yang Reza jaga semenjak dirinya menjadi mahasiswa di kampus ini. Tapi, kenapa harus gadis itu yang kini mencabutnya dan memberikannya pada Reza? Lelucon apa ini? “Dia siapa?” “Kagak tahu malu.” “Dia kan anak baru yang ada di grup lo kan, Friz?” Dan masih banyak lagi bisikkan yang kini saling bertubrukan. Reza terdiam sesaat. Apa gadis ini sudah gila? Apa gadis ini tidak waras? Karena kepanasan, otaknya sudah tidak berfungsi atau bagaimana? Kenapa bisa gadis itu dengan santainya tersenyum pada Reza seraya mengangkat bunga yang jelas-jelas tindakan itu adalah tindakan yang sangat memalukan. Ditambah wajahnya yang cantik itu tidak sama sekali terlihat malu atas apa yang ia lakukan. Reza sendiri bahkan sangat malu yang mana ia adalah korban. Tidak cukupkah para perempuan itu membuat Reza kesal karena tingkah mereka saat ini? Atau memang sebenarnya mereka tidak mau dan tidak suka dengan apa yang Reza capai saat ini? Tolong, Reza tidak mengerti dengan yang terjadi sekarang. “Dek, maaf sebelumnya. Situ sehat, kan? Ini lagi acara orientasi. Bukan acara cari jodoh,” ujar Putra seraya menatap gadis yang mengaku sebagai Jesselyn itu dengan mata tajamnya. Ia memang tidak tahu apa yang terjadi karena sejak tadi berkumpul dengan temannya. Namun saat mendengar suara lapangan yang tiba-tiba hening dan tidak ada suara sama sekali, Putra jadi mengira jika anak-anak sudah dipulangkan dengan paksa oleh Reza. Namun ternyata bukan itu yang menjadi penyebabnya. Ia tak sengaja mendengar bisikkan dari anak-anak yang lain. Dan itu tentu saja membuat Putra tak bisa diam saja. Pasalnya Reza yang notabenenya sebagai sahabat sekaligus teman satu kosnya itu sangat payah dalam masalah cinta-cintaan. Dan sekarang malah ditembak langsung dengan cara yang sungguh ajaib. Cantik pula! “Kak Rez—“ Ucapan gadis itu terhenti karena tubuh jangkung Reza yang sudah ada di sampingnya seraya menatapnya dengan sangat dekat. Tatapan mata lelaki itu sangat tajam sampai Jesselyn susah untuk menelan salivanya. Terlalu malas dan tidak suka dengan jenis tatapan yang Reza berikan padanya. Seakan mengimintidasi secara tidak langsung dan tidak ingin dibantah sama sekali. Jenis tatapan mematikan yang sama sekali tidak pernah Reza layangkan pada perempuan manapun. Kecuali Jesselyn tentunya. “Kamu ikut saya!” “Za!” Panggil Putra saat melihat Reza yang akan menarik tangan Jesselyn agar menjauh. “Lo urus anak-anak. Daftar ada di tangan Frizka. Lo ambil sendiri,” ujar Reza lalu menarik tangan Jesselyn untuk menjauh dari kerumunan. Ia tidak suka dengan apa yang gadis itu lakukan. Merendah di depan lelaki? Untuk apa? Hanya untuk mendapat pernyataan iya? “Kak..” “Jangan jadi bodoh karena lelaki. Cewek itu harus punya harga diri!” Ujar Reza setelah itu melepas cekalannya dan mengangkat tangannya guna mengurung Jesselyn. Lelaki itu menempelkan telapak tangannya di tembok dengan Jesselyn yang ada di depan wajahnya. Membuat tubuh keduanya hanya berjarak beberapa senti. Reza melakukan itu karena Jesselyn yang tampak ingin pergi dan menjauh dari Reza. Belum lagi wajah pias gadis itu yang terlihat sangat ketakutan. Di lorong sempit seperti ini, tidak mungkin Reza biarkan gadis ini lepas begitu saja, kan? “Kamu itu perempuan. Bukan untuk mengangkat tangan. Tapi menurunkan tangan.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
102.1K
bc

My Secret Little Wife

read
97.4K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook