Plastination

408 Words
Membunuh adalah seni. Sang Mayat adalah objeknya. Aku mulai terbiasa dengan darah, aromanya, amisnya, kentalnya, bahkan aku dapat merasakan kehangatan di dalam alirannya yang terhenti dari pembuluh dan terciprat bagaikan sumpah serapah yang keluar begitu saja dari mulut psikopat. Begitu pula dengan jantung, aku mulai bisa beradaptasi menggenggamnya dengan genggaman setengah hati seperti anak kecil memeras kain basah. Terkadang ketika kukeluarkan dari sarangnya, jantung itu masih berdebar kencang, degupnya berpacu seolah merangsang detak jantungku juga. Jantung adalah napas, adalah kehidupan, adalah napasnya, adalah kehidupannya, adalah satu-satunya pilihan agar aku tetap harus membunuh, dan adalah satu-satunya pilihan agar bisa menghidupkannya kembali, tak lebih karena cinta. Malam Jumat, pukul 23.45 Di suatu tempat terpencil dan gelap, ada sebuah lorong menuju bawah tanah yang diduga bekas tempat persembunyian rakyat jelata waktu zaman perang. Tempat itu sangat gelap, ditutupi oleh lumpur yang terbentuk akibat berpuluh-puluh tahun pembuangan limbah Pertamina, nyaris tak tersentuh oleh warga Balikpapan dan juga ditutupi oleh pohon-pohon bakau yang rimbun. Di tempat inilah seorang wanita cantik yang telah mati diawetkan dengan sistem Plastination. Sistem ini adalah teknik untuk menjaga tubuh atau bagian tubuh agar tetap awet dengan menggantikan komponen air dan lemak pada tubuh atau organ makhluk hidup dengan jenis plastik tertentu, sehingga menghasilkan spesimen yang bisa disentuh, tidak berbau atau busuk, dan bahkan memertahankan sifat sebagian besar sampel asli. Plastination diciptakan oleh ahli anatomi Jerman Gunther von Hagens pada tahun 1977, dan ia kemudian mendirikan Institut Plastination di Heidelberg pada tahun 1993. Plastination awalnya digunakan untuk mengawetkan spesimen kecil untuk penelitian medis. Sampai awal tahun 90-an peralatan ini dikembangkan untuk memungkinkan plastinasi spesimen seluruh tubuh. Pameran pertama dari seluruh tubuh yang diselenggarakan di Jepang pada tahun 1995. Selama dua tahun ke depan, Von Hagens mengembangkan pameran Body Worlds, menampilkan seluruh tubuh manusia hidup yang diplastinasi dalam pose dan dibedah untuk menunjukkan berbagai struktur dan sistem anatomi manusia, yang telah menjadi kebutuhan untuk kepentingan umum juga kontroversi dilebih dari 50 kota di seluruh dunia . Plastination merupakan proses yang rumit dengan setiap spesimen membutuhkan sampai 1.500 jam kerja sampai hasil plastinasi siap. Plastinasi Jerapah butuh waktu tiga tahun untuk menyelesaikan; gajah butuh waktu 64.000 jam. Dr von Hagens juga membuat plastinasi tubuh manusia yang merupakan sumber dari semua kontroversi. Jantung Sang Mayat yang didapatkan oleh pembunuh segera dibawa ke tempat tersembunyi ini dan diberikan kepada wanita yang tengah diawetkan itu. Sambil menyeringai, si pembunuh mengangkat jantung yang masih berlumuran darah itu di hadapan wanita mati tadi. "Ini untukmu, Sayang!!!" 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD