Part III

723 Words
Sekolah ribut dengan berita piknik. Semua hal tersebut dapat dilihat dari betapa ramainya mading sekolah tempat pengumuman tersebut ditempel. "Ehm...mungkin kita tunggu sampai sepi saja kali yah," ucap Kay saat melihat betapa padatnya kawasan mading sekolah.sangat padat hingga rasanya seekor makhluk sekecil kucing pun tidak akan dapat menyelinap masuk melewati kerumunan. Hera mengangguk setuju, dia bisa membayangkan betapa mengerikannya jika mereka berusaha melewati puluhan manusia yang berada tepat di depan mading sekolah tersebut. "Tapi nanti kita keting-." Cathabell berhenti berbicara saat sebuah dehaman memotong pembicaraannya. "Ekhem. Pagi Cathabell tercinta. Pengeramu datang untuk menjemput dirimu di pagi hari yang cerah nan Indah ini." Cathabell mendecih kesal ketika suara tak asing menghampiri indra pendengarannya. "Pangeran darimana? Hantu iya kali," timpal Cathabell. Undrew yang mendengar hal tersebut tiba-tiba saja membeku. "Ahh...bunyi retak yang berasal dari mana ini," ujar Petra terkekeh kecil. Dia, Ken dan Alaric sedari tadi mendengar pembicaraan antara Cathabell dan Undrew. Undrew mendelik tajam ke arah Petra, "Oh Tuhan, ampuni dosa ketiga sahabat jomblo ku yang mengenaskan ini," ujar Undrew dengan gaya bak pangeran. "Karena mereka tidak tahu bagaimana rasanya berpacaran dengan seseorang," lanjut Undrew sebelum akhirnya mendapat tiga benjolan di kepalanya. "Untung mulutku ada remnya. Kalau gak udah masuk ruang bimbingan konseling aku," ujar Alaric kesal. Dia memberi Undrew tatapan menusuk. Undrew yang terkaget melihat tatapan Alaric segera kembali melakukan aktingnya, "Oh Putriku. Tolonglah pangeranmu ini dari monster itu." Undrew berputar-putar layaknya seorang balerina. Dia berputar mendekati Cathabell sebelum akhirnya. Dia terjatuh. Dengan mulut yang pas mencium tanah air. Walaupun dia terjatuh di lantai. Tetap saja itu berisi tanah dan air, atau mungkin semen. "Oh Undrew, sepertinya kau lebih mencintai tanah air ini lebih dari pada diriku," ujar Cathabell kemudian tertawa terbahak-bahak. Calista, Hera, Kay, Petra, Ken, Alaric juga tertawa kencang saat melihat seberapa konyolnya sahabat mereka ini. Undrew segera bangkit, dia merasa malu sekali. Dan dia mendapatkan pelajaran. Jangan terlalu banyak gaya, itu petaka. "Cintai dan sayangi tanah air kita ya Drew," ucap Petra sebelum pergi. "Jangan cuci itu mulut sampe piknik ini selesai, oke?" tambah Alaric yang kemudian pergi bersama Petra. "Drew aku gak tau loh ternyata tipe idealmu itu yang putih, mulus, datar, licin kayak lantai. Semoga kalian bahagia seumur hidup dan selama-lamanya." Ken beranjak pergi mengikuti Petra dan Alaric. Cathabell, Calista, Kay, Hera masih tertawa kencang. Namun tiba-tiba Calista berdeham sembari melirik ke arah Kay dan Hera. Mereka bertiga diam-diam melangkah pergi meninggalkan Undrew dan Cathabell berdua. "Ahahaha, Loh! Mereka berdua ke mana?" kaget Cathabell. Dia menoleh kanan-kiri dan tidak mendapati keberadaan sahabat-sahabatnya. "Ekhem, jadi gini ya Be-" "Bye, Drew. Ngomongnya nanti aja!" teriak Cathabell dan berlari meninggalkan Undrew sendirian. "Ahhh...sedihnya diriku ini," gumam Undrew kecil. ===== "Sudah sepi tuh," tunjuk Calista ke arah mading sekolah yang hanya tersisa lima orang di depannya. Dan tiga orang dari lima manusia tersebut adalah Alaric, Petra, Ken. Alaric menyeruput minumannya sembari menatap serius mading sekolah. Dan matanya terpaku pada sebuah tulisan. "Tunggu! Apa? Lusa!" Petra mengangguk mengiyakan perkataan Alaric. "Gak masuk akal kan!" keluhnya. Mereka berdua menatap tak percaya ke arah sebuah kertas putih yang menunjukkan tanggal pelaksanaan piknik tersebut. Acara piknik akan dimulai lusa, dan mereka sama sekali belum melakukan persiapan apapun. "Ngeliat apa?" tanya Hera yang baru saja datang bersama Calista dan Kay. "Acara pikniknya diadain lusa," ucap Ken. Hera membelalak tak percaya. Dia menutup mulutnya. "LUSA!" kaget Calista. Hera mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia tau bahwa Calista dan Kay juga kaget. Calista menggenggam tangan Hera dan Kay, "Kita harus buru-buru!" ucapnya kemudian berlari sembari menyeret Kay dan Hera bersamanya. Dan tak lama Cathabell datang, "Mereka bertiga ke mana?" tanya Cathabell dengan nafas yang tersengal-sengal. Karena sedari tadi dia berlari saat mencari ketiga sahabatnya itu. "Emm...mereka baru saja pergi," jawab Petra. Cathabell mengumpat kesal, kemudian berpamitan dengan Petra, Ken, dan Alaric. Dia berlari menuju ruang kelas untuk mencari ketiga sahabatnya. ===== "WOY KALIAN BERTIGA KU CARIIN DARI TADI TAHU!" Suasana hening, Cathabell mencoba mengatur nafasnya. Dan sesaat dia menoleh ke atas. "Kurang kenceng ya suaranya," Mata Cathabell membelalak saat mendengar suara yang gak asing di kupingnya. Secara perlahan-lahan dia mengangkat kepalanya. "SEKARANG JUGA BERDIRI DI DEPAN PINTU!" Cathabell berakhir di depan pintu kelasnya. Dia kesal, karena tidak diberi tahu bahwa kelas mereka di pakai untuk rapat para guru-guru. "Liat aja mereka! Salah satu dari mereka bertujuh yang pertama kali ketemu bakal kubunuh!" teriak frustasi Cathabell. "CATHABELL JANGAN BERISIK!" "AH IYA MAAF BU!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD