Part II

808 Words
Kay, dan Hera berkumpul di dalam kamar asrama milik Calista dan Cathabell. Mereka berempat terlihat sedang asik berbicara satu sama lain. "Aku rasa ini hari terbaik ku," ucap Calista senang dia tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit. Hera, Kay, Cathabell saling bersenggol bahu. "Duhh... Yang kesenengan karena si Alaric hidup lagi," goda Kay. Calista yang mendengar hal tersebut segera menatap tajam Kay. Namun, tak lama gadis tersebut tersenyum dan mulai menggelitik perut Kay. "Awas kau!" ujarnya. Tak hanya Kay korban gelitikan Calista, tetapi Cathabell dan Hera juga. Calista tidak dapat berhenti tersenyum, karena sudah lama dirinya tidak merasakan senyum setulus dan sebahagia saat ini. Saat kehilangan Alaric, senyum yang tersungging di bibirnya merupakan senyuman palsu. Bahkan dia pernah lupa, bagaimana rasa senyum sebenarnya. Dan hari ini gadis tersebut bahagia, karena dapat merasakannya lagi. "Calista berhenti!" kesal Cathabell. Calista terkaget dan segera berhenti menggelitiki sahabat-sahabatnya. "Maaf, aku hanya merasa tak sabaran menanti liburan," ucap Calista. Hera memegang bahu Calista. Gadis itu memegang kening miliknya sendiri dan berkata, "Cal. Kamu tau...." "AKU JUGA GAK SABARAN!" teriak senang Hera. Dia mengajak Calista berdiri dan melompat-lompat di atas kasur hingga kasur tersebut mulai mengeluarkan bunyi nyaring. Cathabell yang berada di tengah kedua gadis tersebut memejamkan matanya erat. Keningnya berkerut kencang. Kedua tangannya menarik masing-masing kaki kedua gadis yang mungkin sudah kehilangan kesadarannya hingga melompat-lompat seperti orang gila di atas kasur. Sontak mereka berdua terjatuh ketika Cathabell menarik kaki mereka dengan kuat. "CATHABELL!" kedua gadis tersebut berteriak kencang saat Cathabell menarik kaki mereka. Dan membuat mereka jatuh mencium tanah, atau mungkin lantai. "Aduh, Cathabell!" kesal Hera sembari memegangi tangannya yang baru saja menyentuh lantai dengan sangat kencang. "Kalian gak bisa diam sih! Orang ini mau bahas liburan, kalian malah lompat-lompat!" marah Cathabell kencang yang membuat nyali Calista dan Hera menciut seketika. "Maaf Ibu Cathabell," ucap mereka berdua bersamaan. Cathabell mendelik tajam. Kay hanya bisa tertawa. ===== "Alaric, bagaimana caranya kau bisa kembali ke dunia ini?" tanya Ken penasaran. Sama seperti keberadaan di kamar cewek-cewek. Mereka para cowok juga sedang mengrumpi. Dan kamar milik Alaric juga Undrew menjadi tempat perkumpulan mereka.M ungkin kalian bertanya kenapa cowok-cowok mengrumpi. Yah... Begitulah jaman sekarang. Alaric yang mendengar pertanyaan Ken langsung tersenyum, "Kalian mau tau?" ucapnya. Ken, Undrew, Petra mengangguk cepat. "Jadi gini yahh..." Flashback (Alaric pov) Aku membuka mataku secara perlahan. Sebuah cahaya terang menyeruak masuk ke dalam Indra penglihatanku. "Gerbang penghakiman kok seterang ini sih!" gumamku kecil. "Yahh... Begitulah," sahut seseorang di sampingku. Aku terkaget dan segera duduk. Kemudian mendapati Lucifer yang terlihat bengong. "Ka.. Kamu kenapa di sini!" teriakku kencang. Lucifer menatap malas ke arahku, "Kan kamu yang dorong aku ke sini, jadi semua ini gara-gara kamu tauk!" Aku terdiam, Setan bisa kayak gini yah.. Memang Lucifer ini anak gaul kok yah... Mungkin lumayan buat berteman sama dia. "Fer, kamu mau berteman sama aku gak," ucapku tersenyum manis. Lucifer memandang jijik ke arahku. Kenapa dia natapin aku kayak begitu? Apa aku bau belum mandi? Ya iyalah aku belum mandi, orang gak ada kamar mandi di sini. Kenapa dia ngeliatin aku kayak gitu? Duhh... Baper nih. "Weh, kau tadi menebasku berkali-kali, sekarang kau mau mencoba mengajakku untuk berteman denganmu. Cih, mimpi!" Alaric pov end "Ya sudah kalau gitu, kalau misalnya aku bebas dari gerbang ini, kamu tinggal saja terus di sini," ketus Alaric yang berencana pergi. "Tunggu!" Alaric memasang senyum kemenangan saat Lucifer menghentikan dirinya, "Ini dompetmu terjatuh. Lalu, masa dompet sebesar ini, isinya cuma dua ribu." Oke, lupakan senyum kemenangan barusan. Alaric melangkah cepat ke arah Lucifer dan merebut kembali dompetnya, "Mending dua ribu, daripada gak ada isinya sama sekali seperti otak mu. Kosong!" Perempat siku muncul di pelipis Lucifer, "Kamu bilang apa!" Lucifer dan Alaric saling bertatapan tajam sebelum suara lonceng menghentikan kegiatan mereka. "Kalian ngerepotin banget sih!" Sebuah suara tiba-tiba terdengar. Alaric dan Lucifer menoleh ke arah sumber suara. "Siapa kau!" ucap mereka berdua bersamaan. "Aku pengurus Gerbang penghakiman, dan kalian berdua bener-bener berisik!" "Aku males ngurusin orang kayak kalian berdua, jadi kulempar balik ke Bumi aja," ucap pria tersebut. Kemudian membuka kembali gerbang penghakiman. Flashback end Undrew, Petra, Ken terbengong saat mendengar cerita yang baru saja diucapkan Alaric. "Jadi kalian berdua diturunin lagi ke Bumi gara-gara berisik?" tanya Undrew terkaget. "Konyol," lanjut Petra. "Ceritamu gak asik, Ric! Aku mau balik ke kamar aja!" Ken terlihat kecewa dan mengajak Petra untuk kembali ke kamar mereka. "Tapi itu ceritanya beneran tahu!" teriak Alaric kencang. ===== Bel masuk kelas berbunyi. Murid-murid bersiap untuk menyambut kedatangan Bu Linda. Murid yang sopan bukan? Tapi, semua itu terjadi karena mereka senang dengan kabar liburan dari sekolah. "Pagi Bu Linda, apa ada kabar bagus lagi untuk kami!" sapa para murid. Bu Linda menganggukkan kepalanya. Dan hal tersebut membuat para murid antusias. "Berita bagus apa bu!" teriak salah seorang murid. "Sekolah kita bukan mau ngadain liburan," Bu Linda menggantungkan kata-katanya. Dia tersenyum misterius, "TAPI NGADAIN PIKNIK!" pekik senang Bu Linda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD