2. ternyata murid baru

2586 Words
Kelas 11 Ips 1, sangat rusuh karena tidak ada guru. Semua berhenti ketika Bu Dewi masuk dengan seseorang di sebelahnya.   "Perhatian semuanya, hari ini kalian kedatangan murid baru. Ayo Akira perkenalkan nama kamu!" Bu Dewi mempersilahkan Akira untuk memperkenalkan diri.   "Saya Akira Larasati Ananta, pindahan dari Bandung. Semoga bisa berteman baik, terimakasih."   "Nah karena kalian hari ini jam kosong pergunakan waktu kalian untuk berkenalan dengan Akira, Akira silahkan duduk di bangku yang kosong. Ibu permisi dulu."   "Baik bu!"    Akira melihat kursi kosong di depan, di sebelah gadis yang terlihat, cupu. Tapi ia memang malas untuk duduk di depan jadi ia memilih kursi kosong paling belakang di barisan laki-laki, membuat teman kelas perempuannya berbisik tidak suka.   "Dih, padahal di sebalah si cupu kosong. Caper banget!"   "So cantik, ew"   "Tebar pesona banget!"   Akira tidak perduli, ia langsung duduk di bangkunya. Memasang earphone dan menenggelamkan kepalanya di meja.   "WOY!" Tiba-tiba meja Akira di gebrak oleh dua siswa yang duduk di depan nya. membuat Akira terlonjak kaget.   "Apaan sih?" batinnya.   "Malah langsung molor, kenalan dulu elah. Gak ya Lam?" Ucap nya sambil melirik teman di sebelahnya.   "Yoi. kenalin gue Nilam, Nilam Aditama" ucap cowok yang di sebelah tadi.   "Gue Nathan, Nathan Ardhana" Ucap Nathan sambil menyodorkan tangan nya.   Akira menyambut sodoran tangan Nathan dan Nilam sambil tersenyum.    "Gue udah kenalin diri tadi," ucap Akira, jutek.   "Iya gue tau," jawab Nathan sambil melirik Nilam keduanya tertawa.   Akira mengangkat satu alis melihat mereka berdua yang tertawa. "Ada yang lucu?"   "Lo yang lucu" jawab keduanya kompak.   "Oh gue, terimakasih."   "Eh, bye the way lo kenapa pindah deh padahal Bandung kan seger gitu secara udara bandung menenangkan banget?" Tanya Nathan.   Nathan Ardhana, bisa di bilang tampan dan lucu. Sepertinya tipe cowok humoris dan Akira mengakui bahwa Nathan dan Nilam sama-sama tampan, tapi Nathan lebih tampan dari Nilam   "Gak apa-apa, mau aja ngikut orang tua."   "Lah emang di Bandung lo tinggal sama siapa?" Tanya Nilam heran.   Nilam Aditama, cowo berkulit sawo matang ini memiliki alis yang tebal, juga gingsul di gigi nya membuatnya terkesan manis saat tersenyum. Dan sepertinya dia cowok yang setia, Tapi ketampananya jelas masih di bawah Nathan, menurut Akira.   "Sama nenek gue, dulu sih nyokap bokap gue juga di Bandung cuman pas umur gue lima tahun Bokap dinas di Jakarta, awalnya gue mau ikut cuman ya nenek gak ngebolehin. Jadi gue di Bandung dan kakak gue ikut ke Jakarta."   "Lo punya kakak?" Tanya Nilam lagi.   "Heem."   "Tunggu nama lo siapa sih?" Tanya Nathan akhirnya.   "Akira Larasati Ananta"   "Kok kaya pernah denger ya?" Akira terkejut, iya lupa kalau nama belakang nya sama dengan kakaknya, Saka.   "Nama Ananta banyak kali Nath, peduli amat sih!"   Huh, untung saja Nilam langsung menjawab Membuat Akira bernapas lega.   "Iya juga ya, eh lo kalau mau ke kantin bareng kita aja, santai gue sama Nilam bisa jadi temen yang baik dan di percaya kok."   "Iya lo tenang aja gak perlu risih apa gimana, kita pure nganggap lo temen."   "Oke, thanks udah mau jadi temen gue." Ucap Akira tersenyum.   "Nah gitu dong, senyum dari tadi. Jangan jutek-jutek!" Ujar Nathan.   BRAK!   Meja Akira lagi-lagi di gebrak. Kenapa sih semua orang disini suka sekali menggebrak mejanya, heran.   "Woy, lo berdua kalau ada murid baru apalagi cewek gercep banget ya. Kita-kita juga mau kenalan kali, bener gak?!"   "BENER!"   "Nah gue tau lo Akira kan, kenalin gue Zaki ketua kelas Ips 1. Jadi kalau butuh apa-apa lo bisa minta bantuan gue!" Ucap Zaki, tengil.   "Gue Arman"   "Reza"   "Galih"   "Rama"   "Yanto"   "Dito"   "Ali"   Akira menyambut uluran tangan mereka yang ingin berkenalan, dengan baik.   "Gue Akira."   "Gue kasih tau sama lo ya, Jangan deh lo gaul sama anak kelas kita yang cewek-cewek. Cabe-cabean semua." Bisik Zaki yang hanya bisa di dengar oleh mereka yang sedang berkumpul di meja Akira.   "Dih caper banget tuh murid baru!" Ucap salah satu Siswi, membuat semua menoleh kearah nya.   "Heh, Jeni diem lo gak usah bacot tuh lipstik nempel di gigi!" Teriak Zaki membuat seisi kelas tertawa.   Cewek yang bernama Jeni itu langsung melihat kaca, dia merasa kesal karena Zaki menipunya.   "Sialan lo Zak!" Teriaknya.   "Jahat banget lo!" Ucap Akira masih dengan sisa tawanya.   "Gedeg gue liat dia so cantik!" Ucap Zaki yang memang sengaja menekan kata so cantik agar Jeni mendengar.   "Heh, siapa yang lo bilang so cantik?" Tanya Jeni yang langsung menghampiri dan menarik dasi yang di kenakan Zaki.   "Lo!" Tunjuk Zaki geram di depan wajah Jeni.   "Gue emang cantik, yang so cantik itu cewek baru tuh!" Ucapnya sambil melirik Akira. "Bener gak guys?!"   "BENER!"   "SALAH!"   Ucapan kubu cewek dan cowok bertolak belakang yang cowok bilang salah yang cewek bilang benar.   Akira jengah lalu berdiri dan pergi melewati jalan tengah antara Zaki dan Jeni. Akira menghampiri gadis cupu yang dari tadi hanya terdiam sambil membaca novelnya.   "Dih ngapain tuh cewek deketin si cupu!" Ucap Jeni yang mendapat lirikan tajam dari Akira.   "Bodo, udah istirahat ngantin kuy!" Ajaknya, semua cewek di kelasnya mengikut Jeni.   "Ya udah kita ke kantin dulu, lo ngantin gak Nath, Lam?" Tanya Zaki.   "Ngantin, nunggu dulu tuh cewek ngobrol!" Balas Nilam sambil mengangkat dagu menunjuk Akira.   "Oh ya udah kita duluan!" Ucap Zaki lagi, saat melewati Akira Zaki menepuk bahunya. "Duluan Kir!" Akira hanya menganggukan kepalanya.   "Nama lo siapa?" Tanya Akira.   "Maya!" Jawab Maya ketus.   Maya Diska Denita, gadis cupu yang sering menjadi bahan olok-olokkan kelas 11 IPS 1, bahkan tidak hanya teman kelas. Tapi semua anak Garuda pernah membullynya.   "Dih, jutek banget lo!"   "Gue Akira." Lanjutnya.   "Gue tau!"   "Gak ke kantin?" Tanya Akira lagi, Maya hanya menggeleng sebagai jawaban.   "Kenapa?"   "Gapapa." Balas nya singkat.   Akira melirik Nathan dan Nilam yang masih duduk di belakang, menunggunya. Nathan dan Nilam yang dilirik Akira hanya mengedikan bahu, tidak tahu.   "Ke kantin yuk, bareng gue!"   "Gak usah, lo aja!"   "Gak ayo!" Akira menarik tangan Maya secara paksa, Maya hanya mendengus dan pasrah. Nathan dan Nilam mengikuti Akira dari belakang.   "Ngapain sih lo ngajak si cupu?" Tanya Nathan sedikit tidak suka.   "Kenapa sih, emang ada yang salah ya sama cewek cupu?" Tanya Akira, membuat Nilam dan Nathan terdiam.   "Gak juga sih, tapi gimana ya. Bingung deh jelasin nya." Ucap Nathan sambil menggaruk kepala nya.   "Ya udah, kalo lo emang risih. Gue sama Maya bisa ke kantin berdua, lo berdua duluan aja."   "Eh gak gitu, ya udah bareng deh. Sori ya May atas ucapan gue barusan,"   Maya mengangguk, ia tidak masalah sama apa yang Nathan dan Nilam ucapkan toh lagian emang bener tidak ada yang mau berteman dengan nya.   Saat mereka berempat masuk ke kantin, semua menatap heran karena Maya, Maya itu hampir tidak pernah mau ke kantin dan hanya diam di kelas atau ke perpustakaan.   "Tuh kan Kir, lo liat mereka liatin kita gara-gara kita sama Maya," ucap Nathan.   "Ya bodo amat, toh ini hidup gue. Lu lu gue gue."   "May, lo gak usah dengerin kata orang ya!" Ucap Nilam tiba-tiba membuat Nathan dan Akira menoleh.   "Nah gini dong kaya Nilam, mau menerima."   "Iya maaf," ucap Nathan.   "Duduk di sini ajalah!"   "Yaudah gue pesen dulu, kalian mau apa?" Tanya Nilam.   "Gue biasa Lam." Jawab Nathan.   "Gue siomay aja, lo May?"   "Sama."   "Oke wait!"   Saat sedang menunggu pesanan, tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri Akira.   "Halo, kita ketemu lagi!" Akira terperanjat, kaget. Ia mengelus d**a nya berusaha menetralkan detak jantung yang berdetak sangat cepat karena terkejut.   "Lo lagi lo lagi!" Ketusnya.   "Malvin, Malvin Dirga Megantara. Kalo lo lupa!" Ucap nya dengan senyum jahil. Membuat semua yang melihatnya terpekik senang.    Akira hanya memutar bola matanya, ia berdecak heran juga sekaligus kagum mengapa semua wanita di sekolah ini alay hanya karena seorang Malvin Dirga Megantara?   "Iya gue inget, ngapain lo kesini?"   "ini sekolah gue kali!" Malvin menarik kursi kosong lalu duduk di sebelah Akira.    Sejujurnya Akira merasa deg-degan sekaligus senang, cowok se ganteng Malvin menghampirinya.   "Lo murid baru ya?" Tanya Malvin.   "Iya"   Nilam yang datang membawa siomay kaget dan tidak sengaja kuah nya sedikit tumpah ke pundak Malvin.   "Aish, sialan. siapa yang nyiram gue?!" Malvin membalikan badannya.    "Lo!" Tunjuknya pada Nilam, kesal.   "Maksud lo apa siram gue hah?!"   "Sori kak, tadi kaget jadi gak sengaja," jawab Nilam Santai tapi terlihat sopan.   Wajah Malvin yang tadi tersenyum berubah menjadi dingin, Saka dan yang lain hanya memperhatikan bencana apa yang sebentar lagi akan terjadi, sambil memakan makanan mereka.   Akira sedikit kaget melihat wajah Malvin yang berubah menjadi serius seperti itu padahal tadi wajah nya terlihat sangat damai. Akira berbalik menatap Saka, kakak nya. Saka yang di tatap oleh Akira hanya mengedikkan bahunya, acuh.   Akira mendengus lalu kembali menatap Malvin yang masih saja diam dengan ekspresi marah.   "Mau rasain gimana panasnya kuah siomay?" Tanya Malvin dingin.   "Gue udah bilang sori kak."   "Lo pikir ucapan sori dari lo bisa bikin pundak gue sembuh?"   Malvin mengambil kasar mangkuk diatas nampan yang masih di pegang Nilam.    Saat hendak menyiramkan ke baju Nilam, Akira berteriak sambil memegang tangannya erat.   "STOP!" Malvin hanya mengangkat alis nya menatap Akira, menunggu apa yang akan dilakukan cewek itu.   "Temen gue kan udah minta maaf apa susah nya lo maafin? Lagian dia gak sengaja!" Ucap Akira datar.   "Oh, dia temen lo?"   "Iya!"   "Oke, karena lo temen nya cewek ini, lo aman. Lain kali hati-hati kalau gak mau gue siram!" Ucap Malvin sambil menepuk pundak Nilam.    Malvin melihat ke arah Akira, lalu mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum jahil dan pergi ke arah meja yang diduduki Saka dan teman-temannya.    Semua wanita di kantin senang melihat adegan itu walau yang di beri kedipan Akira tapi mereka merasa Malvin memberikannya untuk mereka.   "Anjir, tuh kan dia cowok kemarin yang ngedipin gue. Gak salah emang gue kalo ngeliat yang ganteng!" Pekik Akira dalam hati.   Semua kembali hening, Nilam memberikan mangkuknya pada Nathan, Akira, dan Maya.   "Lam, lo sih ko bisa numpahin kuah ke Kak Malvin?" Gerutu Nathan.   "Gue kaget ada dia di meja kita, refleks."   "Untung gak di buat bonyok lo sama dia!"   "Iya, untung!"   "Eh, kok lo bisa kenal sama Kak Malvin Kir?"   "Kemarin pas gue ke supermarket ketemu dia. Pas gue lagi di jalan dia nyamperin, menurut gue dia itu cowok aneh."   "Aneh-aneh gitu juga, ganteng kan?" Goda Nilam.   "Iya bener, dan kebetulan gue pecinta cogan. Asal lo tau gue mau temenan sama lo berdua karena lo berdua ganteng, tipe gue banget gitu!" Ucap akira sambil terkekeh   "Oh gitu lo ya ternyata, ada udang di balik sayur!"   "Haha bercanda kali, yakali gue temenan pilih-pilih, kalau pilih-pilih gak mau kali temenan sama Maya," ucapnya sambil melirik Maya yang hanya diam sejak tadi.   "Hehe, sori May. Bercanda gue jangan di masukin ke hati ya?"   "Kenapa lo mau temenan sama gue?" Akhirnya Maya berbicara juga.   "Kenapa ya? Gatau emang temenan harus pake alasan ya?"   "Gak juga."   Malvin sejak tadi masih memperhatikan Akira, saat tertawa, saat serius bahkan saat mengobrol dengan Maya.   "Lo liatin cewek itu mulu Vin, naksir?" Tanya Aldo.   "Plis deh, pacar lo udah banyak jangan maruk lo!" Ucap Dena kesal.   "Playboy macam lo di larang gebet tuh cewek!" Malvin yang dari tadi acuh dengan ucapan temannya menoleh saat mendengar ucapan Saka, jarang sekali lelaki ini ikut campur masalah perempuan.   "Lo suka sama cewek itu Ka?" Tanya Malvin menyelidik.   Saka berdecak. "Yakali gue suka adik gue sendiri" batinnya.   "Kenal aja kagak!"   "Kirain soalnya lo sensi sih, tapi gue tertarik sama tuh cewek. Jutek banget sama gue." Kata Malvin kembali menatap Akira.   "Awas aja lo Vin mainin adek gue, mampus lo. Andai lo tau hati adek gue lagi jingkrak-jingkrak pasti" batin Saka.   Saka merogoh handphone nya saat merasa ada notif, ternyata adiknya.   Akiralrst : Bang bilangin sama temen lo, plis jangan liatin gue terus anjir. Baper gue.   Saka terkekeh, iya tau adiknya itu pasti seperti itu. Lalu iya mengetik pesan.   Sakaananta : Iya gue sampein   Akiralrst : Makasi abang gue sayang lo, lov   "Anjir dapet kiss si Saka!" Teriak Boby yang melihat emoticon kiss di roomchat nya. Untung saja hanya melihat emoticon.   Saka langsung memasukan handphone nya. "Hebring baget lo Bob!"   "Ya abisnya kan lo gak cerita-cerita kalau punya doi!"   "Bukan doi, nyokap gue!"   "Sosweet banget nyokap lo sampai ngasih emoticon kiss segala," Komentar Malvin, mengejek.   "Suka-suka nyokap gue lah!" Sarkas Saka.   "Ya gue kan cuman bilang sosweet. Sewot amat lo!" Balas Malvis sarkastik.   "Vin lo jangan liatin dia mulu anjir, tuh liat dia malu. Siapa sih yang gak gerogi diliatin Abang Malvin." Goda Aldo.   Saka menghela nafas untung Aldo segera berbicara sebelum ia jadi tidak ada lagi yang curiga.   "Ya suka-suka gue dong, mata-mata gue. Ribet lo!" Balas Malvin tajam.   "Yeuuuu! Bukannya gitu. Itu kasian anjir nunduk terus, bisa-bisa mukanya masuk kuah siomay."   Malvin kembali menoleh dan benar saja ia melihat Akira sedang menundukan kepala nya.   "Orang ganteng mah gini ya, serba salah kaya Raisa."   "Iya iya yang gantengnya setengah edan!"   Akira bernafas lega, akhirnya Malvin tidak melihat ke arah nya terus menerus, sungguh dag dig dug hatinya.   "May, Nath, Lam ke kelas yu!" Ajak Akira.   "Ya udah yu!" Mereka berdiri langsung pergi menuju kelas.      Sesampainya dikelas sudah ada beberapa murid yang sedang mengobrol dan bergosip.    Di kubu cowok terlhat Rama, Ali, Zaki, Reza, Yanto dan yang lainnya sedang berkumpul di pojok belakan dekat meja Akira.   "Woy, lo kalah njir. Buruan laksanakan hukuman mu Nak!" Teriak Reza membuat Zaki mendengus.   "Iya iya!" Dengan malas Zaki menghampiri Maya.   "May, awan awan apa yang bikin seneng?" Tanya Zaki.   Maya melirik ke arah Zaki lalu kembali menulis sesuatu.   "Elah May, jawab napa!"   "Gak tau!"   "Awanna be with you."   "EAAAAA!"   Maya hanya diam, ia tau mereka hanya sedang menjadikan nya bahan candaan.   Akira menghampiri Maya. "May kalo duduk di belakang belajar lo ke ganggu gak?"   "Enggak"   "Ya udah duduk sama gue yu, soalnya gue gak suka duduk di depan!"   "Tapi nanti Jeni marah sama gue"   "Gampang, biar gue yang urus. Yuk!"   Maya mengangguk mengikuti Akira.   "Boleh juga gombalan lo Zak, lain kali gombalin gue aja jangan Maya, keliatan banget lo lagi ngejekin dia." Ujar Akira datar.   Zaki hanya diam sambil menggaruk tengkuk nya bingung. "Gue kalah TOD tadi Kir, ya sori May kalo lo sakit hati."   "TOD boleh, bercanda boleh tapi ngotak. Sori nih bukan nya gue mau so jadi pahlawan, gue gak suka aja liat orang yang seenaknya."   "Si cupu aja santai, kok lo repot sih?" Tanya Rama sinis.   "Ada masalah apa lo sama cewek cupu? Lagian cewek cupu bukan Virus. Asal lo tau bunga butuh waktu untuk mekar, yakin gak akan nyesel kalau liat Maya berubah?"   "Berubah jadi apaan Kir, Wonder woman gitu?" Semua tergelak mendengar pertanyaan Rama.   "Tunggu aja, penyesalan datang pada akhir setiap cerita."   Rama ingin menjawab lagi ucapan Akira tapi seseorang tiba-tiba saja berteriak dengan kencang.   "WOY CUPU, NGAPAIN LO PINDAH?!" Teriak Jeni sambil melemparkan pensilnya.   Untung saja Akira menangkap pensil itu dengan baik.    "Ada masalah buat lo?" Tanya Akira.   "Lo murid baru gak perlu ikut campur, gak usah so jadi pahlawan buat belain si cupu, muka lo aja masih di bawah standar!"   "Ada masalah sama muka cantik gue?" Tanya Akira semakin belagu.   Jeni geram, ia menendang kursi di depannya. Lalu menghampiri Akira. Dan menarik rambut Akira.   "Jen lepas anjir, gue laporin guru ya!" Ancam Nathan.   "Gak takut!" Ucapnya semakin keras menarik rambut Akira. Membuat nya merintih kesakitan.   "Kalo lo tau gue adik nya Saka Regan Ananta, gue yakin lo gak akan berani giniin gue!" Batin Akira kesal.   "Lepas!" Akira menghentakan tangan Jeni kasar.   "Lo mau gue laporin, gue anak baru jadi guru percaya gue gak akan bikin masalah! Lo mau di skors?!"   "Peduli setan!" Ucapnya kembali menarik rambut Akira.   "WOY ADA APA SIH?!" Tanya seseorang dari belakang kerumunan, mereka tau suara siapa itu dan langsung memberi jalan untuknya agar bisa masuk.   "LO BERDUA NGAPAIN JAMBAK-JAMBAKAN? MAU PRAKTEK CUKUR RAMBUT GRATIS HAH?!" Sentak Laki-laki itu.    Mereka heran kenapa seorang pentolan SMA Garuda anak kelas 12 Ips 3 yang biasanya tidak peduli dengan keadaan sekitar kini malah menarik diri nya untuk masuk ke dalam masalah.   "Kak Malvin. Lo ko bisa di sini? Ngapain?" Tanya Jeni sedikit takut.   "Suka-suka gue lah. Masalah buat lo?"   "Eng-gak kok, cuman kaget aja."   Saka kasihan melihat nasib adiknya. Mungkin kepalanya nyut-nyutan saat ini, rambutnya juga pasti menjadi rontok apalagi tatapan permintaan bantuan dari sang adik padanya membuat ia semakin tidak tega.   "Buat lo." Tunjuk Malvin di depan wajah Jeni sambil menjeda ucapan nya. "Sekali lagi lo sakitin Akira. Lo berhadapan sama gue!" Ucap Malvin dingin.   Jeni meneguk ludah nya kasar. "I-iya kak."   Jeni menatap Akira tajam lalu pergi keluar kelas.   "Lo gak apa-apa?" Tanya Malvin.   "Gak apa-apa, minggir!" Balas Akira ketus, lalu menarik lengan Maya keluar.   Banyak bisik-bisik yang bisa Akira dengar karena sikap ketusnya.   "Udah di bantuin bukannya bilang makasih!"   "Gak tau diri banget si tuh murid baru!"   "Harusnya bersukur kak Malvin mau bantuin!"   "WOY BERISIK! BUBAR SANA!" Teriak Malvin, membuat semua orang yang tadi menonton langsung bubar.   Malvin dan temannya yang lain langsung keluar dari kelas 11 Ips 1.   Dena menggeleng takjub. "Gila, seorang Malvin mau ikut campur urusan orang lain?"   "Karena cewek baru itu kali." Ucap Aldo.   "What?! Duh Vin, lo ganteng tapi selera lo gak banget. Muka dia terlalu biasa aja buat play boy kaya lo, kalau buat gue sih oke oke aja." Ujar Dena.   Saka melirik Dena tajam. "Itu adik gue g****k, enak aja biasa aja cantik gitu!" Gumamnya pelan, sangat pelan. Sampai tidak akan terdengar.   "Dia nya yang kagak mau sama lo tuyul!" Ujar Aldo sambil menoyor kepala Dena.   "Jadi penasaran gue sama tuh cewek!" Ucap Malvin.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD