PROLOG

259 Words
Sudah siap untuk melihat jati diriku? Sudah siap melihat sisi gelapku yang tak pernah orang tau? Sudah siap untuk masuk ke dalam kisahku? Sudah siap kuajak tertawa bersama? Sudah siap kuajak menangis bersama? Aku harap kalian sudah menyiapkan semuanya, terutama kotak tisu Mari genggam tanganku, kamu akan tau apa yang terjadi sebenarnya *****     NAFASNYA tersendat melihat sekelilingnya, pegangan pada pagar pembatas balkon semakin kuat. Emosinya tidak bisa dia tahan lagi, rasanya ingin menghancurkan siapapun yang berada di dekatnya. Dia sudah berusaha menekan air mata yang sudah dia tahan agar tidak keluar setetes pun. Rasanya semuanya itu menyesakkan. Sekuat apapun dia, dia tetap saja bisa rapuh ketika pundaknya tak mampu lagi menopang semuanya. Bahkan udara malam yang sangat dingin membuat sesaknya makin bertambah, dia sudah berusaha menjauh dari beban yang sudah lama membelenggu dirinya. Dia menjauh bukan berarti dia pengecut, hanya saja ada beberapa hal yang memang harus dia lepaskan begitu saja. Matanya menerawang jauh ke atas langit, gemuruh mulai terdengar dan semilir angin mulai terasa kuat. Apakah jika dia kembali nanti semuanya akan kembali berjalan seperti awal? atau akan ada banyak perubahan yang tidak dia saksikan nantinya? Kakinya mulai melangkah masuk ke dalam kamar, menutup pintu kaca balkon sekaligus menutup tirainya. Dia duduk di tepi kasur, memandang kosong kembali kearah depan. Tekadnya sudah bulat, jika semua sudah membaik maka dia akan kembali nantinya untuk berdamai karena sekarang tidak memungkinkan dia kembali kesana. Banyak hal yang tak mampu dia tanggung sendiri maka pilihan untuk pergi jadi pilihan berarti. Dia mulai berbaring, air mata itu menetes tanpa dia sadari, menyesakkan dan perih hanya itu saja yang dapat dia rasakan. Semoga besok dia bisa melupakan sejenak semuanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD