Hancur

1404 Words

(POV MIRANDA) Aku pulang ke rumah dengan hati yang hancur berkeping-keping, mobil Mas Damar tak terparkir di luar, entah di mana ia kali ini. Air mata tak berhenti mengalir saat memasuki rumah, ditambah dengan penampilanku yang kusut berantakan, membuat tanda tanya orang-orang rumah khususnya Mbak Sita. ART-ku itu tak henti menatapku dengan pandangan aneh. Namun, sepertinya ia tak memiliki keberanian untuk bertanya. "Mama kenapa?" tanya putriku Tiara. Dari ambang pintu ia berlari menghampiri. "Mama abis dirampok?" Aku menggeleng lemah sambil menyeka ingus dan air mata. "Ya terus kenapa? kok kusut gitu mukanya? pake nangis lagi," ujarnya lagi nampak khawatir. Aku hanya bisa menggelengkan kepala karena tak bisa bicara. "Mama berantem lagi sama Ayah?" Lagi-lagi putriku bertanya. "Ma

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD