(POV MIRANDA) Tubuhku bergetar hebat saat mendengar Zara memprovokasi ayahnya untuk menceraikanku, ternyata prasangka ini tak pernah salah, ia memang tak menyukai pernikahanku dan Mas Damar. Ia tak tahu saja aku bisa melakukan apapun di luar pemikirannya, bila perlu akan kubuat ia dibenci oleh ayahnya sendiri, ia fikir aku tak bisa lakukan itu. "Minggir!" tegas Zara sambil mendorong tubuhku dengan kasar "Eh eh tunggu kamu!" Aku mengikutinya sambil mencekal lengan anak songong itu "Apaan sih!" Ia menepis cekalanku, memang tak punya sopan santun. "Ternyata bener ya, selama ini kamu berusaha memisahkan aku dan Mas Damar. Dengar ya, lebih baik kamu pulang ke rumah ibumu itu, karena usahamu hanya akan sia-sia!" tegasku penuh amarah. Tapi bukannya takut dengan gertakanku, ia malah memamer

