Bab 48: Masih Mengejar

1903 Words

“Masnya pegang pinggang istri. Tangan mbaknya di d**a suami,” ujar sang fotogafer memberi arahan. Sementara pasangan pengantin baru menuruti. “Apa perlu foto sebanyak ini?” bisik Khafi. “Aku juga tidak tahu kalau akan butuh waktu lama untuk berfoto. Rasanya kakiku mau copot. Aku hanya ingin tidur dengan nyaman.” “Ini malam pertama kita, tentu saja kita harus tidur dengan nyaman.” Arisha membatu begitu mendengar kalimat Khafi. Sudut matanya melirik sang suami yang tengah melihat ke depan. Merasa ada yang aneh, Khafi menoleh. Keningnya mengerut saat melihat Arisha yang mematung. Untung saja sang fotografer sudah menyelesaikan pekerjaannya. Kalau tidak pasti akan repot karena pengantin wanitanya tiba-tiba menjadi patung. Bahkan saat Khafi mendekat, Arisha tidak memberikan respons. Walaup

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD