bc

Cinta Selebriti

book_age0+
520
FOLLOW
4.0K
READ
arranged marriage
playboy
dominant
powerful
drama
bxg
like
intro-logo
Blurb

Menikah muda?

Bagi beberapa perempuan mungkin itu memang impian. Apalagi jika bisa menikah dengan laki-laki tampan dan kaya raya. Siapa yang menolak??

Tapi menikah saat SMA??

Setidaknya ini adalah mimpi buruk yang menjadi kenyataan bagi Carina.

Apalagi kalau yang menjadi suaminya itu adalah laki-laki incaran setiap wanita yang masih bernapas.

Dan sialnya Carina mencintai suaminya sendiri!

chap-preview
Free preview
1
“Carina!” “Apa-apa’an sih? Eh, disini tuh sekolah ya, bukan pasar! Jadi tolong yah, jangan teriak-teriak seenak jidat kayak gitu.”omel seorang gadis berambut hitam panjang sambil terus berjalan menuju perpustakaan sekolahnya di lantai satu. ”Eh, liat dulu nih!”ujar cewek yang tadi memanggilnya sambil menyodorkan sebuah majalah ibukota. Gadis yang dipanggil Carina itu berhenti dan mengambil majalah yang disodorkan sahabatnya itu,”Kirito Oberon... Uhm... Uhm... Ah... Aku ingat! Mantan artis yang sekarang jadi pengusaha itu kan? Oh... Sudah menikah rupanya... Emang ada yang aneh, Len?”tanya Carina cuek lalu mengembalikan majalah itu ke tangan Lena dan meneruskan langkahnya. Lena berusaha menyamai langkah Carina,”Baca baik-baik, Nona... Gak liat kalau disitu dibilang kalau istrinya sama sekali gak mau diambil gambarnya? Malah katanya istrinya masih sekolah lho! Mana nikahnya kemarin! Siapa sih istrinya? Pasti beruntung banget dapat suami kayak Kirito. Udah cakep, kaya, dewasa, berpendidikan lagi. Pokoknya Prince Charming banget lah. Dan satu lagi, Rin... Bukannya dia lagi dekat sama designernya ya? Siapa tuh namanya? Kalau gak salah ada Vela-Velanya gitu deh...”ujar Lena semangat. ”Dia lolita complex kali, makanya dia lebih memilih anak itu dari pada designernya. Ah udahlah, yang penting tuh sekarang aku mesti mengembalikan semua buku ini ke perpustakaan, setelah itu aku harus pulang kemudian kerja sambilan. Kalau enggak, aku gak ada biaya buat hidup, dan ingat, jangan bawa-bawa personil kalau mau ke tempat kerja aku. Aku takut kalau sekolah tahu. Kamu mengerti kan, Lena?”ujar Carina agak mengancam sahabatnya itu, ”Lagian, mau kita disini gempar kek, mau heboh kek... Gak ngaruh juga buat Kirito kan? Emang dia denger? Enggak kan? Gak bakal merubah apapun. Buang-buang tenaga aja.” ”Emang iya sih. Tapi... Oke deh!”sahut Lena lalu menyimpan majalahnya ke dalam tas. ”Carina!”panggil seorang siswa sambil berlari menghampiri Carina. Sekali lagi Carina menghentikan langkahnya. ”Nico? Ada apa?”tanya Carina setelah mendapati siapa yang memanggilnya. Cowok yang bernama Nico_yang ternyata adalah siswa paling populer di sekolah Carina_itu mengatur nafasnya sebelum bicara, ”Gimana jawaban yang kemarin?” ”Jawaban apa, Rin?”tanya Lena bingung memotong pembicaraan. Carina mengabaikan pertanyaan Lena, dia tersenyum pada Nico, ”Sorry... Jawaban aku tetap kayak kemarin. Aku gak mau pacaran dulu... Bentar lagi kita ujian akhir. Aku takut gak konsentrasi. Lagian kamu berhak mendapatkan yang lebih baik dari aku...”jawab Carina tenang. ”Kamu di ’tembak’ Nico?”tanya Lena setengah berteriak setelah memahami situasi yang ada disana. ”Lo bilang kalau gw berhak mendapatkan yang lebih baik? Bagaimana kalau itu elo?”tanya Nico cepat, ” Tapi ya sudahlah. Gw sama sekali gak mau maksa lo. Lo emang cewek yang paling susah di taklukin. Gw salut sama pasangan lo ntar. Kita temenan aja boleh kan?”lanjut Nico tabah. ”Boleh kok.”sambut Carina. Setelah bersalaman dengan Carina, Nico pun pergi meninggalkan Carina dan Lena. Carina tahu kalau sahabatnya, Lena, pasti akan langsung menerornya dengan sejuta pertanyaan. ”Nico, Rin... Nico ’nembak’ kamu? Ya ampun Carina! Otak kamu bermasalah ya? Nico itu kan idola sekolah ini! Top Ten sekolah, Rin! Masa kamu nolak dia? Banyak yang ngantri buat jadi pacar dia! Masa’ sih kamu tolak gitu aja?”ujar Lena histeris sambil memeriksa kepala Carina. ”Aku memang gak berminat pacaran, Len. Aku terlalu sibuk. Ini lama-lama akan jadi masalah dalam hubunganku dengan siapapun. Lebih baik kalau aku gak menjalin hubungan kan? Lagian mau dia Top Ten kek, Top One kek. Apa urusannya sama aku? Toh aku sama sekali gak mengantri buat jadi pacar dia kan.”jawab Carina pelan. ”Tapi mau sampai kapan kamu nolak cowok?” Carina terdiam, dia sempat memikirkan sesuatu sebelum menjawab dengan gamblang,”Entahlah... Mungkin sampai aku berhasil membuat deposito untuk tujuh turunanku. Udah ah... Males ngomongin kayak gini.”ujar Carina mengakhiri topik ’Nico’. ”Carina... Carina... Kamu cantik... Kamu pintar... Kamu menarik... Aku rasa tidak seorang cowok pun yang tidak menyadari kalau kamu mempesona. Secara garis besar kamu itu cewek paling sempurna di sini. Wajar kalau setiap cowok ingin kamu jadi pacarnya. Aku aja kalau jadi cowok juga mau kok ’nembak’ kamu. Tapi sejak kita kelas satu, gak ada seorang pun yang kamu terima. Dari Andreas, Momo, Reyhan, Farhan, sampai yang paling cakep, si Nico kamu tolak semua. Lima dari Top Ten naksir kamu... Apa coba yang kurang dari mereka? Andreas itu anak kepala sekolah, wajahnya juga lumayan. Momo, Ketua Osis yang paling disegani dan dikagumi, bawa’annya juga dewasa. Reyhan, anak blasteran Arab yang udah pasti alim, tajir nya minta ampun. Farhan, anak dokter bedah terkenal, siswa paling pintar se-sekolahan. Semua kamu tolak.” ”Lena... Udah ngomongin mereka, oke? Aku bosan. Aku harus cepat ke perpustakaan dan aku gak mau dengar nama mereka kamu sebut di depanku lagi. Ngerti?”tegas Carina yang membuat Lena hanya bisa diam. Kedua gadis itu berjalan bersama ke perpustakaan sebelum akhirnya meninggalkan sekolah dengan tujuan mereka masing-masing. Sementara itu di sebuah ruang pertemuan di sebuah hotel bintang lima, seorang laki-laki agak jangkung yang termasuk golongan pria_ganteng_kaya raya_yang bisa memikat hati semua perempuan_hanya dengan sekali lirik_sedang sibuk menjawab pertanyaan para wartawan tentang masalah pernikahannya yang begitu tiba-tiba. Gimana gak tiba-tiba kalau setelah 3 tahun debutnya di dunia hiburan, 3 bulan yang lalu dia berhenti mendadak setelah menyelesaikan iklan terbarunya dengan produsen mobil terkenal di dunia, mundur dari dunia selebritis walaupun usianya baru menginjak 23 tahun, usia yang masih sangat cocok untuk menjadi idola anak muda, karena harus menjadi direktur perusahaan keluarga, menggantikan ayahnya, gara-gara ayahnya mendadak masuk rumah sakit karena serangan jantung, dan kemarin dia melangsungkan pernikahan dengan seorang gadis yang selama ini gak pernah muncul dalam kehidupannya sebagai selebritis, seorang gadis yang keberadaannya memang ada di dunia ini, seorang gadis yang begitu misterius bagi semuanya. Yang lebih menghebohkan, acara pernikahan yang sama sekali gak dihadiri oleh kalangan artis itu, hanya dilaksanakan secara tertutup di salah satu jaringan hotel mereka di luar negeri, dengan mengundang beberapa orang, bukan beberapa ratus atau ribu. ”Kenapa Anda begitu terburu-buru menikah? Apakah ada alasan yang mendasarinya?” Laki-laki yang ternyata adalah bahan pembicaraan sesaat Carina itu menjawab dengan senyum  komersil tersungging di bibirnya, ”Saya tidak terburu-buru, semua ini sudah direncanakan oleh saya dan keluarga sejak beberapa bulan terakhir ini.” ”Apakah gadis ini sudah lama menjalin hubungan dengan Anda, Kirito?” ”Sudah lama, kira-kira gak lama sejak saya terjun di dunia hiburan. Keluarga saya juga sangat dekat dengannya, terutama ayah saya. Beliau begitu menyayangi istri saya. Malah saya jadi iri, karena beliau lebih memperhatikan istri saya daripada saya sendiri. Tapi itu bukan masalah. Karena beliau memang sudah sejak lama ingin mempunyai seorang anak perempuan. Jadi gak aneh kalau pada akhirnya saya memutuskan untuk menikah dengannya.”sahut Kirito yakin. ”Benarkah kalau ternyata dia masih bersekolah di salah satu SHS di kota ini?” ”Ah, itu benar. Saya kagum kalian bisa tahu sampai sejauh itu. Tapi saya minta tolong, jangan ganggu kehidupannya. Sekolahnya akan terganggu. Dan saya gak ingin melihat kehidupan sekolahnya terganggu.”ujar Kirito. ”Apa tidak terlalu cepat bagi istri Anda menikah, padahal dia masih sekolah?” ”Kami saling mencintai, dan dengan menikah, gak akan ada yang bicara enggak-enggak kalau nanti kami keluar bersama atau tinggal di bawah atap yang sama. Saya juga gak akan terlalu mengikat dia dengan status sebagai Nyonya Oberon. Dia memiliki kebebasan yang sama seperti saat dia belum menikah.”ujar Kirito. ”Bagaimana ceritanya sampai anda memutuskan untuk menikah dengan istri anda walaupun dia masih sekolah?” ”Saya tertarik padanya sejak pertama kali saya melihatnya. Sejak saat itu saya selalu memperhatikannya di sela-sela kesibukan saya. Dia sangat mempesona. Daripada nantinya dia akan direbut orang lain, lebih baik saya mengikatnya dalam ikatan pernikahan.” ”Apa anda tidak takut terjadi perceraian dini seperti yang sering terjadi di kalangan artis yang menikah muda?” ”Perceraian adalah hal pertama yang paling tidak saya inginkan. Saya akan berusaha untuk terus menjaga pernikahan ini sampai kapanpun. Karena saya yakin, istri saya juga tidak menginginkan adanya perceraian.” ”Lalu bagaimana hubungan Anda dengan designer anda? Bukankah kalian digosipkan sedang pacaran?” ”Siapa yang bilang? Hubungan saya dengan Vela hanya sebatas klien dan kami juga teman sejak SMA. Gak lebih. Saya jadi ingin ketemu dengan orang yang mengatakan kalau kami pacaran.” ”Bisakah kami mewawancarai istri anda secepatnya?” ”Dalam waktu dekat ini gak bisa. Dia harus menghadapi ujian akhir, dan dia juga harus ikut ujian masuk universitas. Jadi bukan gak mungkin kalau dia akan jauh lebih sibuk dibanding saya sendiri. Saya tidak ingin konsentrasinya terganggu.”tolak Kirito halus. ”Bukankah dengan pengaruh Oberon Company dia bisa masuk ke universitas mana saja dimana saja?” ”Saya yakin kalau istri saya gak menginginkan hal itu. Tapi kalau nanti pengaruh Oberon Company memang diperlukan, saya akan melakukan apa saja untuk istri saya.” ”Baiklah kalau begitu, selanjutnya adalah pertanyaan terakhir, karena Direktur Kirito harus menghadiri rapat.”ujar seorang laki-laki yang duduk pas disebelah Kirito. ”Baiklah, apakah Anda tidak takut kalau dalam masa study-nya, tiba-tiba istri Anda hamil?” ”Ah... Itu pertanyaan yang terlalu pribadi. Saya agak susah menjawabnya. Tapi mungkin hal itu gak akan terjadi selama dia masih study, karena saya juga gak ingin menyusahkan dia. Jadi saya akan sangat berhati-hati. Terima kasih atas kerja sama teman wartawan semua. Saya permisi dulu, karena ada rapat penting yang harus saya hadiri. Selamat siang.”pamit Kirito lalu sesegera mungkin pergi meninggalkan ruangan itu bersama laki-laki yang duduk di sebelahnya tadi. ”Apa gak masalah kalau kamu mengatakan semua itu di depan wartawan? Sampai bilang kalau kamu akan berhati-hati segala menjaga istri kamu sampai gak akan hamil dalam masa study-nya... Kayak yang bener aja. Kalian aja pisah kamar, hamil darimana?”tanya laki-laki itu saat mereka hanya berdua berada di dalam lift. ”Seharusnya gak terjadi masalah. Karena aku memang gak ada mengatakan apapun yang melanggar perjanjianku dengannya. Bukan begitu, Ricky? Lagian masalah kami pisah kamar itu yang tau cuma kamu dan Vela. Gak mungkin kan, salah satu wartawan itu akan bersembunyi di bawah tempat tidurku nanti malam?”ujar Kirito balik bertanya. Laki-laki yang dipanggil Ricky itu hanya menghela nafas pendek,”Terserahlah... Itu urusan kalian. Lagipula aku sudah bukan managermu lagi.”ujar Ricky pasrah. ”Lho? Siapa bilang kamu gak managerku lagi? Bukankah kita sudah sepakat kalau kamu tetap menjadi manager-ku, walaupun beda panggilan.” ”Dengar, Kirito. Kalau masalah menjadi manager kamu, aku gak pa-pa. Tapi aku menjadi sekretarismu? Big no, brother!”tolak Ricky tegas. ”Oke oke, gini aja. Kita cari orang yang tugasnya jadi sekretaris-ku, pokoknya mengerjakan hal-hal yang benar-benar kerjaan seorang sekretaris-lah. Tapi kamu tetap mengatur semua jadwal-ku, gimana? Aku gak percaya kalau orang lain yang harus mengaturnya. Lagian, aku masih ingat kalau Papa pernah bilang jabatan wakil direktur masih kosong. Kamu bisa mengisi jabatan itu.”bujuk Kirito. Ricky terlihat berpikir sebentar saat keluar dari lift lalu menunggu mobil Kirito datang,”Oke. Aku setuju.”putus Ricky tepat saat mobil Kirito sampai di depan mereka. ”Bagus.”ucap Kirito puas lalu naik ke dalam mobilnya. ”Oh, ya, gimana dengan pesta-nya Dhamantys? Siapa yang akan kamu ajak?”tanya Ricky sambil menyetir mobil Kirito. ”Uhm... Vela mungkin.”sahut Kirito santai. ”Vela? Kamu yakin? Apa nanti gak akan timbul gosip? Pasti banyak sekali wartawan yang akan hadir.”tanya Ricky agak cemas. “Gak akan ada gosip. Lagian, pestanya masih lama kan? Masih banyak waktu. Tenang aja. Lagian nanti malam aku juga akan pergi dengan Vela.”sahut Kirito. ”Ya ampun, Kirito! Kamu itu sudah menikah! Jangan terlalu sering pergi dengan Vela. Apa kata public nanti! Apa lagi setelah konferensi pers tadi. Mereka pasti menunggu saat yang tepat untuk menjatuhkanmu. Dan aku tidak mau hal itu terjadi.”tegur Ricky. ”Apa kata mereka itu urusan nanti. Dan jangan pernah melarangku untuk bertemu Vela, karena kamu tau sendiri alasannya. Aku mencintainya, Rick... Aku mencintai Vela.” *** ”Huh, tumben-tumbennya orang dari Production House pesan makanan ke tempat kami. Mana cuma untuk jatah dua orang lagi. Males banget sih pakai diantar segala.”omel Carina sepanjang jalan sambil mengemudikan sepeda motor restoran tempat dia bekerja ke sebuah rumah yang dijadikan lokasi syuting. Carina memarkirkan motornya di depan pagar dan berjalan memasuki pekarangan yang begitu luas. Di dekat pintu samping Carina melihat ada seorang laki-laki bersandar di dinding dengan wajah muram, walaupun begitu, Carina gak menyangkal kalau laki-laki itu juga gak kalah cakep dengan Kirito. Dengan nekad, Carina menghampiri laki-laki itu. ”Maaf, apa disini ada yang bernama Vio?”tanya Carina ramah. Laki-laki itu mengamati Carina dari ujung kaki sampai ujung kepala sebelum menjawab, ”Ya, ada. Ini pesanan Vio?”ujarnya balik bertanya. ”Iya.”sahut Carina cepat. ”Bawa sini. Biar aku aja yang memberikannya. Ada yang harus ku tandatangani?”tanya laki-laki itu mulai ramah. ”Oh ada!”Carina langsung menyodorkan selembar kertas pada laki-laki itu. Setelah menandatangani kertas yang disodorkan Carina, laki-laki itu memberi Carina uang pembayaran pesanan. ”Ini kembaliannya.”ujar Carina sambil menyerahkan uang kembalian pada laki-laki yang tergolong ganteng itu. ”Ambil aja buat kamu.”ujar laki-laki itu sambil tersenyum manis. Carina menatap orang di depannya dengan tatapan gak percaya, ”Yang bener?”tanya Carina memastikan. ”He eh” ”Thanks. Kalau begitu saya permisi dulu.”pamit Carina dengan wajah berseri-seri lalu meninggalkan lokasi syuting itu. ”Cewek yang manis. Dan dia sangat...”ujar laki-laki itu agak pelan. ”Hayo! Siapa yang manis?”tanya sebuah suara begitu tiba-tiba sambil menepuk bahu laki-laki itu. Laki-laki itu nyaris menjatuhkan kantong-kantong berisi makanan mereka namun berhasil diselamatkannya. ”Vio!?”ucap laki-laki itu kaget, ”Gila lo, ya! Masa artis kayak gw disuruh nunggu pesanan! Lo liat, seumur-umur, gw belum pernah harus nunggu sesuatu di pintu samping kayak gini. Coba kalau ada fans-fans gw yang muncul disini, bisa habis gw.”omel laki-laki itu. ”Eh, kok lo marah sih? Ini kan buat lo makan siang, bukan buat gw. Jatah makan siang lo aja porsi buat dua orang. Dan apa lo mau dikerumuni fans lo waktu nunggu ini? Enggak kan? Lagian siapa sih yang lo bilang manis, Rha? Tumben ada orang yang masuk kategori manis menurut lo.”tanya perempuan yang di panggil Vio itu. Laki-laki yang akhirnya diketahui bernama Rha itu menyerahkan bungkusan makanan yang diantar Carina tadi pada Vio, ”Yang ngantar ini. Tapi gw heran. Kok dia gak histeris gitu liat gw. Apa dia gak tau gw siapa yah? Mustahil kan! Biasanya tuw ya, kalau cewek liat gw pasti langsung histeris, minta tanda tangan lah, mau nyubit lah, mau nyium lah, mau meluk lah. Pokoknya ada aja yang diminta. Tapi ini? Ada yang salah kali ya sama otak tu cewek? Atau dia orang kampung ya? Padahal lo tau sendiri kan? Masyarakat udah mengakui, apapun pakaian yang gw pakai, orang pasti tau kalau itu Rha Dhamantys, gara-gara aura-nya yang gak tertutupi.”tanya Rha penasaran setelah puas memuji dirinya sendiri. Vio terbahak mendengar ucapan Rha yang sangat panjang itu. Dia tahu kalau Rha itu narsis, tapi dia tidak menyangka kalau tingkat narsisnya sangat parah seperti ini. ”Ha ha ha! Lo pasti shock ya? Baru ini ada orang sebegitunya muji diri sendiri. Eh eh, gini aja deh. Besok kita makan siang di restoran ini aja. Kita buktikan, itu cewek kenal sama lo apa enggak. Gimana?”tantang Vio. ”Gw sih oke oke aja. Lagian kalau kena marah sama label kan elo yang di tegur. Soalnya lo manager gw!”ujar Rha dengan senyum liciknya. ”Sialan lo!”maki Vio sambil menjitak kepala sepupunya itu. Namun setelah itu mereka berdua terkekeh bersama sebelum kembali ke ruang istirahat agar Rha bisa menghabiskan makan siangnya sementara Vio memeriksa semua jadwal laki-laki itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

LIKE A VIRGIN

read
841.4K
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
308.4K
bc

Satu Jam Saja

read
593.4K
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.5K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
928.9K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
463.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook