2.3DARA

2115 Words
Hampir satu bulan Kinan bekerja diresto yang sama dengan Mira, benar yang dikatakan sigadis polos itu baru sebentar ia bekerja disini ia sangat menyukai pekerjaan nya, bagaimana tidak ia banyak belajar dengan Satya dan mudah mengerti, hari ini resto sedang suasana senggang tidak terlalu ramai, Kinan sedang membuat pasta carbonara makanan khas dari italia dengan perasaan ogah, bagaimana tidak pasta ini pesanan Sarah pacar dari Satya dan sekarang mungkin mereka lagi mesra mesraan di dalam ruangan, Kinan yg sedari tadi cemberut membuat Mira menegurnya. "Kenopo toh Nan, rai mu kok ora enak tenan di pandang?" "Ckk, apaan sih, ganggu aja." Sambil mengambil wadah dan menuang pasta untuk di plating. "Wess toh Nan, mbok yo kita iku nyadar ora iso menggapai bintang." "Maksudd loe?" Sembari menaikan sebelah alisnya. "Kamu suka kan Nan karo Pak Satya, iya toh?" "Apaan sih, sok tau banget loe." "Ngaku deh Nan, setiap Mbak Sarah mampir kemari, loe terus nesu nesu gk jelas, iku opo jenenge?" "Udah deh, gak usah banyak omong nih anterin tuh makanan pesanan Nyonya." "Ihhh, males ahh kamu aja sana awak ku masih sibuk, bay." Mira berlalu sambil mengulum senyum nya senang karena telah menang menggoda Kinan. Kinan berjalan ogah ogahan sembari membawa nampan berisi pasta carbonara dan orange jus permintaan Sarah, ia berjalan menaiki lantai dua karena disana letak ruangan sang boss. Kinan mengetuk pintu terlebih dahulu, menetralkan detak jantungnya, setiap ia ingin melihat Satya bersama Sarah sang pacar seketika terasa sesak dihati dan terasa kaki nya susah berjalan, entahlah ia ingin berusaha mengontrol hatinya agar sang hati tidak berharap lebih tapi tetap tidak bisa. Tok tok tok "Masuk." suara Satya dari dalam mempersilahkan. "Permisi Chef," Kinan masuk membawa nampan dan meletakkannya di atas meja sofa yang ada diruang kerja Satya. "Ohh, terimah kasih Kinan." sahut Sarah "Iya santai aja." jawab Kinan canggung "Sini Nan gabung bareng kita." Ajak Sarah. "Enggak ah Aku takut ganggu, lagian dibawah pasti sudah banyak pesanan yg datang." elak kinan. "Ohh, baiklah," sambil tersenyum dan mengambil makanan yang Kinan bawa. Kinan bukan tak mau bergabung ia hanya ingin menjaga kesehatan jantung nya saat berada dekat pada Satya, untuk apa ia bergabung kalau hanya akan menjadi obat nyamuk sang bos dan pacar tercinta, kalau ditanya penampilan Sarah dia sangat cantik menurut Kinan, tinggi semampai, body good, bak seperti model sama seperti Kinaya sahabat baiknya itu tapi Kinaya jauh lebih cantik karena dia cantik alami tanpa banyak polesan seperti Sarah batin Kinan. Di lain tempat Mira yang sedari tadi duduk di waktu senggang melihat kedatangan pelanggan dari pintu masuk, dan segera berlalu ke arahnya membawa daftar menu. "Selamat siang Tuan, silahkan," sembari menyodorkan daftar menu pada sang tamu. "Ini," tunjuk pelanggan menunjuk pada salah satu menu kopi. "Oke, ada lagi Tuan?" "Tidak, terimah kasih." ucap pria bernama Xavier itu Mira berjalan menuju pantry dan menginstruksikan kepada bartender minuman lalu berlalu kebelakang mencari sosok Kinan. "Nan." Sapa Mira mengejutkan Kinan yg sedang fokus dengan ponselnya. "Iku lo Nan, eneng cowok ganteng." "Teruss?" "Kamu gak pengen liat Nan?" "Gak penting." "Nan, kue nak cemburu karo Pak Bos gk usah Aku toh seng dadi bulan bulanan." jawab Mira sewot. "Gak asikk kue Nan." "Emang seganteng apa sih cowok di depan kenapa lo heboh banget." "Ganteng toh Nan koyok pangeran kerajaan." tutur Mira polos. "Hahaha kamu ini ada ada aja ya Mir, mana ada jaman moderen kaya beginian ada pangeran, jangan bilang lo mau sebut dia seperti pangeran pangeran kerajaan Majapahit jaman dulu." kekeh Kinan sambil terbahak. "Ish kamu tuh, kamu liat sendri tuh dia duduk di ujung dekat koco," tunjuk Mira ke arah lelaki bernama Xavier itu. "Kamu uda pastiin belom dia naik kuda atau gak?" Ledek Kinan pada Mira sambil terkekeh. "Ya uda deh payah ngomong karo kue." "Ya uda gitu aja sewot, mana sih pangeran majapahit itu?" Sambil melihat kearah yang di tunjuk Mira. "Tuh, ganteng toh." Kinan mengarahkan pandangan nya kearah tunjuk Mira yang menunjukkan seorang lelaki dewasa disana, Kinan memperhatikan lelaki itu benar saja yang diutarakan Mira lelaki yang duduk disana tampan tapi bukan berarti pangeran, penampilannya menunjukkan kalau ia lelaki yang kaya karena terlihat modis dan dia bule. "Ahh itu mah bule mirr." "Opo bulik, maksud mu bu'lek?" "Hadeeh, bukan Buk lek sapaan ibu ibuk, tapi B U L E alias Bule bukan orang Indonesia asli lo Mira sayang." "Tapi tadi aku denger betul toh Nan dia bisa bahasa Indonesia." "Campuran kali." "Maksudte piye toh Aku ora mudeng Nan?" "Aduuh uda deh gk usah mikirin bule bule segala, cepetan lo anter nohh pesanan dia sebelum garing tuh Bule nunggu pesanan gk datang datang!" Sambil mendorong Mira keluar. *** "Nih Tuan pesanannya." ucap Mira saat menyajikan pesanan Xavier. "Terimah kasih, oh iya Satya ada disini?" "Pak Satya ada Tuan, di ruang kerjanya." "Bisa panggilkan sebentar?" "Dengan siapa ya Tuan?" "Ohh bilang saja Xavier." "Sek yo, ehh sebentar Tuan." Mira menundukkan wajahnya karena malu keceplosan dengan gaya bahasanya sambil berlalu dengan memukul mukul bibirnya sendri. Xavier hanya tersenyum simpul melihat kelakuan lucu karyawan resto itu. *** AUTHOR POV Dilain tempat gadis dengan kecantikan naturalnya,rambut indah tergerai sempurna bola mata hitam khas indonesia dan bibir sexy nya tengah menikmati kopi saat syuting selesai sepuluh menit yang lalu ia merenungi entah bagaimana ia berada sampai di titik ini menjadi Artis figuran dan bersaing dengan para Artis senior yang lebih unggul di banding dirinya dalam segi apapun beruntung ia memiliki Keanu sang Sutradara yg selalu menyodorkan nya setiap ada job jika tidak mungkin ia tidak bisa bertahan ditempat ini mengingat dunia begitu kejam, terkadang sering Naya melihat para sesama Artis lain bermain curang menjajakan tubuh hanya demi job. Lamunan Kinaya buyar seketika karena Keanu bertanya padanya. "Hey kenapa melamun?" "Hahh, enggak kok Mas." "Gak usah di pikirin dinikmati aja." "Apanya?" tanya Naya bingung "Yang lagi kamu pikirin." jawab Keanu asal. "Hahaha Mas Kean bisa aja," "Kamu mau kemana setelah ini?" tanya Keanu. "Enggak ada Mas, mau balik aja." "Ikut Aku mau gak?" "Kemana?" "Ada project film terbaru dan mau ngadain meeting bersama, oh iya kamu mau ikut main di film ini?" tanya Keanu, selain berprofesi menjadi pothografer ia juga seorang sutradara, pothografer hanya hobinya yang sesekali ia jalani jika ada waktu luang. Keanu sudah lama mengenal Naya semenjak ia mulai terjun di dunia hiburan, Keanu bisa melihat sikap polos gadis dihadapannya ini juga sopan santunnya setiap berbicara. Hal yang membuat Keanu merasa bertanggung jawab menjaga Naya di ibukota yang keras ini. "Hahh emang bisa Mas?" "Bisa lahh, cuma hanya peran kecil jadi aku masih ragu mau kasih ke kamu." "Kenapa ragu Mas, kan lumayan honornya." "Tapi itu peran kecil Nay, kamu mau?" "Ya mau la Mas, mau banget malahan kan bisa jadi pembelajaran aku yang baru, gk melulu tentang figuran peran pengganti." jawab Naya antusias "Mas suka kamu seperti ini Nay!" "Maksud mas?" "Disatu sisi banyak para Artis mengincar peran peran penting agar bisa menaikan pamor dengan segala cara kamu malah seneng banget dapet posisi gak penting ini." "Ya kan sukses itu berawal dari yang kecil kecil Mas, lagian aku bersyukur masih bisa bertahan sampai sekarang." "Oke kamu nanti langsung tanda tangani kontrak ya, hanya 3 bulan Nay gak lama kok, gak sampai ending kamu uda selesai ,yuk langsung kesana aja?" "Kemana Mas?" "Meeting bahas project film sama produser yang mau pegang film ini, kemana lagi, sejam lagi bakalan diadakan meeting dengan pemegang rumah studio, yuk jangan sampek telat." "Ohh gitu, oke." sambil menata perlengkapannya Naya beranjak pergi bersama Keanu. *** Setengah jam berlalu mereka sampai di sebuah perusahaan Keanu menyuruh Naya menunggu di lobi perusahaan sementara Keanu pergi mencari seseorang yang ia temui, Naya tiba tiba tersentak kaget melihat anak kecil jatuh terpeleset tepat disampingnya. "Auuw." Pekik gadis mungil saat terjatuh disamping nya. "Heyy kamu tidak apa apa?" "Ehmm, tidak." sambil menatap Naya lekat. "Apa ada yang sakit?" Naya menuntun gadis kecil itu menuju sofa yang ia duduki. "Tidak ada Tante." "Baiklah, dimana orang tua mu Sayang?" Naya bertanya sambil menoleh ke kanan kekiri mencari seseorang yang bersama gadis kecil ini. "Mommy tidak ada, Daddy selalu sibuk mencari uang." jawab gadis mungil itu polos. "Hemm baiklah, siapa nama mu Sayang?" "Mikhayla tante." "Wahh cantik sekali, Tante harus panggil apa?" "Panggil saja Kayla, Tante sendiri disini?" "Tante lagi nunggu temen." "Kamu kenapa sendiri Sayang?" "Kayla lagi ngambek sama Daddy, Daddy selalu sibuk tidak ada waktu untuk Kayla." "Tidak boleh gitu Sayang, Daddy kan cari uang untuk Kayla, Kayla uda sekolah?" "Sudah, Kayla terus terus disuruh Daddy les balet dan berenang" "Emangnya Kayla gk suka nari atau renang?" "Suka sihh tapi Kayla bosan, kalau belajar hanya di temani Bibi Mina, kan Kayla gak bisa tunjukkin ke Daddy kalau Kayla uda jago nari dan berenang." tutur Kayla panjang lebar dengan gaya lucu nya berbicara. Belum sempat Naya menjawab seseorang berlari menghampiri mereka berdua. "Astaga Nona, Bibi sudah keliling kemana mana ternyata Nona disini." seru seorang wanita paruh baya menggunakan setelan khas baby sitter "Bibi kenapa kemari, Kayla masih mau disini." "Nanti Daddy marah sama Bibi, ayo Non kita kembali kesana. "Kayla gak mau Bibi, Kayla masih mau disini bersama Tante." sambil menatap Naya. Pengasuh itu menatap Naya seolah meminta pertolongannya. "Sayang kamu gak boleh begitu, besok kan masih bisa bermain lagi." "Tapi Tantee." dengan wajah memohon. "Ayoo Non, Daddy sudah mau selesai nanti kita di cari Daddy loh." "Ayoo Kayla, Tante janji deh besok kita bertemu disini lagi yah?" "Beneran tante?" "Iya Sayang!" Sambil mengusap kepala Kayla lembut. "Baiklah," sambil melangkah menerima uluran tangan pengasuhnya mikhayla berjalan lesu sambil melambaikan tangan nya ke arah Naya. *** Dilain tempat dua sahabat yang baru tiba di kediaman mereka dengan wajah lelah nya berbaring saling bersisian, Kinan yang sedari tadi belum terlelap terganggu dengan pergerakan sang sahabat yang suka dengan kecerobohannya. "Aduhh, Miraa bisa gak sih kamu diem, Aku gak bisa tidur tau gak!" Sambil menoleh ke arah sahabat nya berniat melihat apa yang dilakukan sang sahabat, namun ia terlonjak dari pembaringan melihat kelakuan absurd sang teman. "Astagaa Mira, lo ngapain nemplok di dinding uda kaya spyderman aja lu." benar saja Mira sedang menempelkan seluruh badannya ke arah dinding dengan menempelkan telinganya lekat lekat. "Ssssttt." Sambil menoleh ke arah Kinan dan meletakkan telunjuk dibibirnya. "Kenapa?" Tanya Kinan bingung. "Koyok koyok e setan nang kontrakan sebelah sedang dugem Nan." jawab Mira sekenanya. "Maksud lohh apa sihh?" sambil berdiri dan berjalan mendekat Mira. "Kalau ora percoyo dengerin aja ada suara lo Nan." Kinan menurut dan ikut menempelkan telinganya bersamaan dengan Mira, akhirnya dua gadis itu melakukan hal konyol nemplok di dinding layaknya spyderman, tapi tunggu ini suara apa sihh, Kinan bergumam ada yang tidak beres, kenapa suara hantu seperti suara orang sedang mengadu kasih, lebih tepatnya suara orang yang lagi terburu nafsu, ini suara orang mendesahh. "Hahh, dasar setaan." pekik Kinan dengan suara keras. "Benerkan Nan, setan kan kue gk percoyo sih." celetuk Mira. "Dasar setan sialan, berani nya buat m***m ditempat gue!" Sambil berlalu keluar kamar untuk melabrak setan setan sialan. "Iyo dasar setan kurang kerjaan," celetuk Mira ikut marah marah tidak jelas. Mira yang ikut ikutan dengan polosnya ikut melabrak setan yang di katakan Kinan, padahal ia sendiri pun bingung kenapa ia malah mengikuti Kinan yang sedang marah marah tak jelas, padahal rumah sebelah itu kan tidak berpenghuni lah sebenernya ini mau ngelabrak siapa, ya kali setan dilabrak, batin Mira belum sempat dilabrak liat wajah setan udah kabur duluan. Mira malah terkikik sendiri dibelakang Kinan yang jalan terburu buru menuju pintu masuk. Tapi ia tetap mengikuti langkah Kinan yang ada didepannya, sesampainya di pintu depan ia bertemu Naya yang baru tiba dirumah, Naya yang tidak tau apa apa langsung mengikuti Kinan yang dilihat dengan raut emosi, dengan tanda tanya besar Naya mengikuti langkah Kinan keluar rumah. "Ada apa?" Tanya Naya saat berpaspasan dengan Mira. "Yukk Sis, kita mau labrak setan." Mira mengucapkan sambil terkikik tidak jelas. "Maksudnya gimana sih?" "Wees melu opo ora, aku tak melu ahh, pengen ngerti ngelabrak setan piye?" "Hahh." Belum sempat Naya ucapkan keterkejutannya ia dibuat kaget oleh Kinan yang menggedor gedor pintu kontrakan sebelah. "Kinan ada apa sih? Jangan yang aneh aneh Nan gak enak sama yang lain." "Udah diem aja lo." Tok tok tok "Buka pintu woy!" Ucap Kinan tak sabar saat hendak menggedor kembali pintu terbuka menampilkan sosok pria bertelanjang d**a rambut acak acakan. "Lah bentuk setan kayak begini toh, ehh!" Ucap Mira polos saat melihat lelaki muncul dari balik pintu. "Maaf ada apa ya?" Pria yang masih terlihat muda itu menatap tiga gadis dihadapannya dengan kerutan di dahi. "Lahdalah setane kok iso ngomong toh!" Ucap Mira polos dan bodoh dalam bersamaan membuat Kinan merutuki dirinya sendiri demi neptunus kenapa ia punya teman polosnya bisa membuat ia yang emosi menjadi ingin terbahak ditempat. ________________________________ haiii aku datang kembali,,, jangan lupa tekan love sebelum baca ya cerita ini belum tau kapan updatenya jadi tunggu aja oke
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD