3.3DARA

1520 Words
"Gak usah banyak tanya, heh brengseek kalau mau berbuat m***m jangan disini, masih banyak hotel noh diluar sana, kuping kita bertiga ini ternodai hanya gara gara suara laknat kalian," "Kalian siapa?" tanya pria itu kepada tiga gadis dihadapannya. "Kinan kamu ini apa apaan sih, ayok kita pulang, ini bukan urusan kita." ajak Naya sambil menarik tangan Kinan. "Nay, loe gak tau sih, kita itu denger suara mereka ngapain." jawab Kinan emosi. "Udah ini bukan urusan kita, maafkan temen saya ya Mas." Kinan baru hendak menjawab tapi suara ibu kontrakan menghentikannya. "Ada apa ini ribut ribut?" "Maaf buk, gak ada apa apa, cuma salah paham." "Salah paham gimana? jelas jelas mereka yang buat m***m disini Nay," tutur Kinan. "Udah udah jangan pada ribut, kenalin ini tetangga baru kalian, pindahan dari Bandung, mereka baru tiba siang ini, saat kalian tidak ada dirumah. Mereka pasangan suami istri, ibu sudah liat surat surat yang mereka tunjukkan, jadi kalian jangan salah paham ya." "Tuh kan, ayo minta maaf sama Mbak ini dan Mas nya," tunjuk Naya pada suami istri yang tengah berdiri diambang pintu. "Maaf," sambil menundukkan kepala wajah Kinan merah antara menahan malu atau masih dalam keadaan emosi dan berlalu begitu saja setelah meminta maaf. "Maafkan temen Saya ya Mbak, saya Kinaya, ini Mira dan yang tadi Kinan semoga kita bisa bertetangga dengan baik, maaf ya mengganggu." "Tidak apa apa kok, maaf kami juga mengganggu waktu istirahat kalian," tutur sang istri. "Oh iya saya Marni, ini suami saya Mas Rudi." "Oh iya maafkan temen ku yo Mbak, dia memang suka nesu nesu gak jelas." ucap Mira yang sedari tadi hanya diam memperhatikan. "Iya gak apa apa kok." Naya dan Mira masuk kedalam rumah sedangkan Kinan sudah duduk santai didepan tv, menoleh menatap kedua sahabatnya yang baru tiba. "Kinan kamu jangan suka main hakim sendiri gitu donk, kebiasaan deh." Naya berbicara sambil mendudukkan badannya di sofa. "Hem," Kinan hanya bergumam singkat membalas ucapan Naya sambil mengunyah keripik singkong yang ia pegang. Naya hanya menggelengkan kepalanya seraya bangkit dan berlalu masuk kedalam kamarnya. *** Hari ini Mira kedapatan shift sore, pukul empat sore ia sudah tiba di pelataran parkir resto tempat ia bekerja. Semenjak bekerja bersama Kinan Satya memberi kendaraan berupa motor matic untuk mereka berdua. Sementara Kinan sudah berangkat dari pagi. Saat hendak mendorong pintu masuk tangannya ditarik paksa oleh seseorang yang menggeret nya secara paksa. "Aduhh, lepasin." sambil menggoyang goyangkan tangannya. "Ikut gue sebentar!" "Hehh, kamu siopo toh, wong kita ora saling kenal, main tarik tarik segala." pria itu berhenti berjalan disebelah mobil mewah Range Rover sport lalu menatap Mira dari atas kebawah dan begitu seterusnya seolah menilai penampilan Mira. "Udah kamu diem aja, masuk," sambil membuka pintu mobil mewah itu di sebelah kemudi. "Maksud Tuan opo, Tuan mau nyulik Saya?" celetuk Mira polos. "Siapa yang mau nyulik kamu, uda cepetan masuk, nanti saya jelaskan." "Hahh, tapi_" belum sempat Mira protes tubuhnya didorong paksa untuk masuk kedalam dan didudukkan di jok mobil. Pria itu memutari mobil dan masuk di tempat kemudi. Mira bengong menatap pria tampan dihadapannya ini, bibirnya keluh ingin berkata mengapa sosok ini begitu tampan dalam jarak sedekat ini, bola mata abu abu, hidung mancung, bibir tebal, rahang tegas, rambut hitam tertata rapi, dan wangi. Ahh sepertinya Mira ingin menjerit mengapa ada makhluk setampan ini. Ehh, tapi tunggu kenapa wajahnya seperti familiar, tapi Mira pernah melihat nya dimana. Lamunan Mira buyar saat sang empu melambai lambaikan tangannya di depan wajah Mira. "Hey, are you okey?" "Hahh, ehh oke ya yess oke." jawab Mira asal. "Oke, baiklah saya butuh bantuan kamu." Xavier berbicara sembari menghadap Mira menatapnya dengan jarak yang cukup dekat. "Maksud Tuan, butuh bantuan seperti apa? Jangan macam macam Tuan, saya tidak punya apa apa." reflek Mira menggeser duduknya merapat pada pintu mobil sembari menyilangkan kedua tangannya didepan dadaa. "Sorry sorry, maaf Saya bukan orang jahat, Saya temannya Satya," Xavier memberi jarak lalu menatap Mira mengerti bahwa gadis itu takut. "Terus Tuan ngapain toh seret Saya masuk kesini kita iku ora kenal yo, Saya gak iso bantu situ, tolong buka pintunya, Saya nanti terlambat masuk kerja dimarah Pak Satya." Dengan raut cemas Mira menatap Xavier dengan tatapan memohon. "Dengar, Saya bukan orang jahat, nanti Saya jelaskan, sekarang ayok ikut Saya, urusan pekerjaan nanti Saya yang bilang dengan Satya dia tidak akan marah kamu tenang saja." Xavier bersiap memakai seaf belt dan menghidupkan mobilnya untuk melaju membelah kota Jakarta. "Sek sek sek, Tuan, Saya mau dibawa nandi toh, Saya gak mau Tuan turunin saya." Mira menatap Xavier dengan memohon. "Udah kamu duduk diem aja, saya cuma mau ngenalin kamu sama Mami saya, kamu mau bantu saya jadi calon istri pura pura saya kan?" "APA!" teriak Mira jelas di samping kuping Xavier membuat laju mobil berhenti begitu saja. "Ohh, s**t, bisa gak kamu gak teriak teriak disamping Saya." "Tadi maksudnya gimana toh, aku dadi calon istri pura pura mister, nguno toh?" "Iya, kenapa?" "Ya aku ndak mau lah." "Harus mau!" "Ehh, lah dalah situ sopo toh, ngatur ngatur hidup Aku." "Gue bayar berapa pun, yang penting lo harus mau lagian gue udah bilang sama Satya." "Apa, Pak Satya ijinin mister bawa saya?" "Iya, kenapa?" "Gak mungkin Pak Satya seperti itu." "Terus menurut kamu seperti apa?" Mira hanya terdiam memikirkan ucapan yang diucapkan pria bule ini, seolah olah Satya menjualnya pada bule ini, ya Mira ingat dia bule yang beberapa hari lalu datang ke resto dan menjumpai Satya bosnya. Lalu apa katanya tadi ia ingin dijadikan istri pura puranya, oh Gusti kenapa aku harus bertemu bule Gendeng iki toh, batin Mira. Xavier menatap Mira yang tidak kunjung bersuara menandakan ia setuju dengan rencana ini, membuat Xavier kembali melajukan mobil mewahnya itu menuju tempat yang telah dijanjikan maminya. *** "Hey, kamu mau kemana?" Tanya Keanu pada Naya saat berpaspasan di pintu masuk. "Mau pulang aja deh Mas, udah gak ada lagi yang mau dikerjain." "Kok pulang, yuk ikut aku lagi ke studio film, dari pada kamu langsung pulang masih siang juga." " Tapi Mas, aku ngapain ikut kesana, gak enak deh liat senior meeting bahas bahas film aku cuma duduk duduk bengong." "Gak apa apa, ayok dari pada bete dirumah, siapa tau kamu ketemu jodoh disana." "Hih, Mas Keanu bisa aja, ya udah deh ayok!" Sesampainya di gedung berlantai sepuluh itu Naya dan Keanu memasuki ruangan dimana para Artis dan Sutradara serta orang orang penting lainnya yang menyangkut film yang akan digarap telah berkumpul diruang meeting tersebut menunggu Produser yang memimpin rapat yang akan mendanai film tersebut. "Nay kamu duduk aja disebelah Mas sini," tunjuk Keanu pada kursi kosong yang ada disebelahnya. "Enggak ah Mas aku di luar aja gak apa apa kok," "Gak enak mas Nay, kamu nunggu di luar kaya kemarin, mending disini kamu bisa lihat Aktor Aktor berdiskusi." "Tapi beneran Mas gak apa apa?" "Iya udah gak apa apa, kan gak ada yang tau kamu siapa, mungkin mereka kira kamu asisten saya." "Ya udah deh mas!" Tak berapa lama masuk seseorang yang sepertinya ia memiliki jabatan penting didalam meeting ini, karena ia duduk tepat di kepala meja. Siapa dia batin Naya, parasnya jangan di tanya pria itu tampan, terlihat dewasa, matanya menjelaskan kalau ia keturunan orang orang Asia. Lamunan Naya buyar saat terdengar rengekan gadis kecil di disamping pria tersebut. "Aku mau sama Daddy." rengek gadis kecil tersebut. "Sayang, Daddy ada meeting sebentar saja, Kay dengan bibi Mina dulu ya?" suara bariton itu jadi pusat perhatian Naya, dengan adanya gadis kecil berambut panjang itu yang tengah memegang tangan pria tersebut. "Kayla gak mau Daddy, kayla maunya sama Daddy." Naya menatap gadis kecil itu, Ahh itu kan Mikaylah yang Naya temui kemarin, oh jadi dia putri pria ini. Lamunan Naya buyar saat tiba tiba Kayla berlari ke arahnya. "Tante!" pekik Kayla "Hai, Kayla!" sapa Naya canggung saat semua tatapan tertuju padanya. "Tante disini juga bersama Daddy?" "I .. iya sayang." "Daddy, Kayla ingin bersama Tante." Naya seketika gugup memandang ke arah pria didepan sana menatapnya datar. Lalu beralih kepada putri kesayangannya. "Tidak bisa Sayang, ayo kembali keruangan Daddy." ucap pria tersebut lalu menoleh kepada pengasuh agar cepat membawa putrinya keluar. "Tidak mau Daddy, Kayla ingin bersama Tante." gadis kecil itu mengucapkan dengan mata berkaca kaca, Naya semangkin gugup berada diantara perdebatan ayah dan putrinya itu. "Baiklah Sayang, ayo kita main diluar saja." ajak Naya. "Siapa yang menyuruhmu keluar seenaknya!" suara bariton itu terkesan dingin dan menakutkan, Keanu yang hanya diam lalu angkat bicara ia tak ingin Naya menjadi korban kemarahan bos nya. "Maaf Pak, dia tidak memiliki posisi penting dalam rapat ini, jadi biarkan saja ia keluar." jelas Keanu. "Siapa dia?" "Dia Artis pendatang baru Pak, sebenarnya ia juga ikut berperan di dalam film ini tapi hanya peran kecil saja." jelas Keanu lagi, pria itu lalu menatap Naya yang sudah berdiri menilai dari atas hingga bawah menatapnya dengan pandangan yang sulit Naya artikan. "Keluar lah, yang tidak berkepentingan keluar, Saya tidak ingin meeting ini jadi terganggu." ucapnya sembari menatap Naya datar dan duduk dikursi kebesarannya. Naya pun beranjak dari bersama putri pria tersebut yang Naya tidak tahu siapa namanya. "Ayo Sayang," tuntun Naya kepada gadis kecil itu yang tak luput dari pandangan Ankara. _______________________________ semoga kalian suka jangan lupa tekan love nya makasiiih
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD