Hangat dan nyaman, itulah yang Aruna rasakan saat ini. Meskipun ia masih kesal pada Jayden, Tapi entah mengapa, pelukan pria itu sangat nyaman membuatnya tenang. Amarah yang tadi menggebu kini hilang entah ke mana. Jayden terus saja memeluk Aruna. Kepalanya menekan punggung wanitanya itu. “Jangan kencang-kencang, Om. Kamu bisa saja membunuhku kalau seperti ini,” ucap Aruna, saat Jayden memeluknya dengan erat. “Aku hanya takut, kamu akan kabur ke kamar Jasmine,” ucap Jayden. Aruna memutar bola matanya, bukankah itu terdengar berlebihan? Jika saja ia ingin kabur, seharusnya ia kabur sejak tadi bukan? Atau setidaknya ia enggan untuk berdekatan dengannya. “Jangan berlebihan. Aku sudah terikat padamu, jadi aku tidak akan kabur, kalaupun aku kabur, mungkin aku akan kabur ke akhirat saja, di