Jasmine langsung menegakkan tubuhnya dan menatap sepupunya itu, “Apa kamu bilang? Anak buah Areng mengikuti Aruna?”
Darren mengangguk, dia mendekati Jasmine lalu berbisik kepada sepupunya itu
“Iya, itu sebabnya aku mengantarnya pulang, ya, meskipun awalnya Aruna menolak, tapi setelah tahu jika dirinya dalam bahaya, mau tak mau ia pun ikut denganku.”
Ucapan Darren semakin membuatnya merasa bersalah pada Aruna, ia sudah menuduhnya yang tidak-tidak, ya meskipun itu hanya bercanda, tapi ia merasa bersalah sekali kali ini.
“Hei, malah melamun!” Jasmine mengerjapkan matanya saat mendengar suara Darren.
“Lalu apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya.
Darren mengangkat sebuah paper bag kecil, “Aku mengambil ini, akhir-akhir ini badanku kurang fit, jadi aku memutuskan untuk melakukan pemeri
