"Hei Jasmine, Kamu tidak apa-apa, kan?" Mendengar nada khawatir yang diucapkan oleh pria tampan di depannya itu. Jasmine yang sedari tadi mengagumi penampilan Bima langsung tersadar. Matanya menerjap beberapa kali untuk mengembalikan dirinya yang terlalu terpesona akan penampilan Bima. “Hah? A-ada apa?” tanyanya mencoba untuk terlihat bisa saja. Tubuhnya membeku saat tubuh jangkung Bima kini berada tepat di depannya, lalu tangan itu mengusap kepalanya dengan begitu lembut. “Apa aku setampan itu? Sampai membuatmu melamun begini, hm?” “Iya.” Dengan spontan mulut Jasmine menjawab ‘iya’ kesadarannya belum seratus persen pulih, ia masih mengagumi Bima, apa lagi wajah Bima sangat dekat dengannya. Sebuah rasa dingin menyeruak di seluruh wajahnya, hal itu membuatnya membelalak, menyadari apa y

