Chapter | 15

2083 Words

     Universitas London      Di sisi tempat penuh keramaian, damai dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Semua penghuni kampus berlalu lalang di hadapan dua bola mata cokelat, pelupuknya berkedip pelan saat menatap, tak ada semacam penyemangat ataupun kebahagiaan yang tersirat. Setiap hari menuju keserasian hidupnya kini terpenuhi air mata, malam yang sunyi semakin menggelap kala kerinduan berawal dari pemberontakan itu mulai berkelebat. Meski ia setia menanti di penghujung malam, namun kedatangan tangan itu tak kunjung meraih dirinya dalam dekapan, menjunjung tubuhnya pada kemauan tak mampu di cegah.      Tangan berasal dari jari lentik itu mengaduk-aduk minuman soda, meraih sauce cabe kemudian memasukkannya ke dalam gelas cekung. Mengolah menjadi satu penyajian yang tidak masuk akal,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD