BAB 2

1538 Words
"Eh Ketua!! Kolong meja lo banyak banget coklat!! Jadi berasa punya temen tukang coklat." Merasa di sindir. Laki-laki berjambul dengan gelang karet polos ketat berwarna hitam yang melingkar elegan di tangan kiri nya itu pun mendengus. "Buat lo aja," ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang dibacanya.  "Serius?! Gak sayang nih?! Kan coklat nya buat lo, Ketua." "Udah sih, kalau lo mau mah sikat aja, Dam. Garka gak akan marah, kok. Sini gue juga bagi," ucap Aldi sambil berjalan ke meja Garka dan mengambil beberapa coklat yang menumpuk di sana. "Gue juga mau kali." Ilo yang semula duduk di atas meja sambil memangku gitar milik Dami pun menyimpan gitar itu lalu ikut berlari ke bangku Garka dan mengambil coklat di tangan Dami membuat kedua laki-laki itu saling jitak. Kini mereka berada di kelas XI IPA 4. Kelas mereka kosong karena semua nya lebih memilih keluar untuk sekedar jajan ke kantin atau melihat adik kelas berwajah baru untuk modus. Untuk hari pertama di tahun ajaran baru ini memang sudah biasa jika kelas bebas tanpa belajar. Tadi, saat Garka dan kawan-kawan masuk kelas masih ada beberapa orang Nerd yang duduk. Namun, mereka memilih keluar dengan pandangan di tundukkan dan langkah kaki cepat. Jadi lah kini kelas hanya ada kelima laki-laki berpenampilan urakan namun tampan itu. Kelima laki-laki ini terkenal dan ditakuti di SMA Garuda. Tidak ada yang berani menantang mereka karena semuanya jago dalam bela diri.  "Lo mau, Den?" Aiden menggeleng tanpa mengalihkan fokus nya kepada layar laptop. "Lo aja." Damian mendengus. "Dasar gamers akut." "Bacot!" Garka melirik sahabat-sahabatnya lalu menggeleng kan kepala, ia lantas kembali membaca buku. Garka hari ini berpindah tempat duduk bersama Aiden di belakang yang sebelum nya ia duduk bersama dengan Damian di bangku barisan kedua. Selalu seperti itu semenjak tahun pelajaran berganti. Ia seperti terlempar pada masa dahulu saat ia kelas sepuluh. Tak usah di tanya kenapa, semenjak tadi pagi sampai sekarang siang hari ini, kolong meja maupun loker nya penuh dengan coklat dan bunga. Tak lupa surat menggelikan yang selalu berakhir di tong sampah pun turut hadir. Dulu, hal yang sama pun terjadi saat ia baru masuk ke sekolah ini. Sudah pasti semua nya itu dari senior perempuan nya. Coklat, bunga, surat, sampai parfume pun selalu ada di kolong meja maupun di loker nya yang pasti ujung-ujung nya ia berikan ke Damian, Aldi, Ilo, atau pun Aiden tanpa ia sentuh sedikit pun. "Sekarang fans lo makin banyak dong, apalagi sekarang ada dede emes yang bakal ngejar lo, Ka." Damian melumat jari-jari nya yang terdapat coklat sampai habis membuat kerenyitan jijik hadir di muka Aldi yang melihat nya. "Eh, onta arab. Garka aja nolak ratu nya SMA Garuda, mana mau dia sama dede emes," ucap Aldi sambil merebut coklat putih yang akan di makan oleh Damian. "Betul tuh. Enak banget jadi lo, Ketua." Ilo memungut beberapa surat yang jatuh lalu membaca nya karena penasaran. Garka tak mengalihkan pandangan nya sedikit pun dari buku. Badannya ia senderkan ke kursi dengan kaki saling silang di atas meja. "B aja." Tidak ada yang bisa mengganggu dunia Garka yang laki-laki itu buat sendiri. Kelas yang ramai pun jika sudah ada Ketua dari kumpulan anak nakal atau yang biasa di kenal sebagai Geng Zeus itu pun mendadak hening dan tentram. Pernah suatu waktu, kelas sangat berisik dan pada saat itu Garka tengah membaca buku membuat nya tidak bisa berkonsentrasi. Garka mengamuk di kelas dan mengancam siapapun yang berisik untuk duel bersama nya. Sontak saja semua nya diam tidak ada yang berani terhadap seorang Garka. Selain terkenal tampan dan pintar, Garka juga terkenal nakal, dingin, menyeramkan, dan tempramen. Semua yang ia suruh harus di patuhi oleh siapa pun. Ia tidak suka di perintah karena ia suka nya memerintah. Ia tidak suka diganggu, jika ada yang mengganggu, siap-siap saja dunia nya akan di buat hancur oleh Garka. Begitulah dia. Garka bisa jadi mimpi indah dan mimpi buruk dalam satu waktu. Ia tidak segan-segan melukai siapapun jika apa yang ia sayangi di lukai. Jadi, sampai detik ini pun tidak ada yang berani mengganggu nya bahkan sahabat-sahabat nya sekali pun. Ketua Geng Zeus yang terkenal oleh kelima cowok nakal di SMA Garuda telah di ketahui oleh seluruh sekolah. Bahkan, dari luar sekolah pun tahu. Tak heran jika sang Ketua ini banyak di incar oleh semua perempuan. Dari mulai yang tertua hingga yang termuda, semua nya menggandrungi cowok berhobikan basket ini. "Lo gak ada niatan baca semua surat ini, Ka?" "Gak." "Dam, lo kayak yang gak tau Garka aja. Dia mana minat baca begituan." Dami nyengir kuda ke arah Aldi. "Ya siapa tau gitu hidayah mendatangi Ketua." Memang, acap kali ke-empat sahabat Garka ini menyebut nya Ketua. Alasan nya sudah pasti karena laki-laki itu adalah ketua geng nya, juga karena ia pandai dalam segala hal. Pelajaran, olahraga, bahkan sampai baku hantam pun ia kuasai. "Den, gue liat tadi ada adik kelas cewek ngebuka loker lo. Dia masukin surat kayak nya ke sana." Ucapan Ilo membuat Aiden mendengus dan menekan keras mouse dengan mata tajam menusuk layar laptop. "Bodo amat. Nanti juga gue buang." "Gue heran. Di loker gue juga banyak surat, mereka tau kunci nya dari siapa ya?" Aldi mengusap dagu nya tanda berpikir. "Nyogok Mang Kumis lah. Dia mah di kasih rokok sebungkus aja udah tunduk." Aldi meng-iya kan pernyataan Dami. Di sekolah ini, yang memegang semua kunci adalah Mang Kumis sang penjaga sekolah. "Tapi gak papa lah. Gue jadi punya banyak makanan simpanan di loker." Aldi terkekeh membuat ilo menoyor kepala nya dari belakang. "Makan mulu yang lo tau." Bukan hanya Garka saja yang selalu di incar semua perempuan. Kelima laki-laki utama di Geng Zeus ini memang semua nya tampan. Jika di urut kan mungkin akan seperti ini. 1. Garka Algerino Argeswara. Cowok jangkung berahang tegas, mata tajam beriris hitam pekat, alis tebal semakin memperjelas ketampanan nya, hidung mancung bak perosotan anak kecil, rambut hitam dengan jambul sebagai tanda dirinya, ditambah juga bibir tipis semakin memperbanyak nilai plus pada diri nya. Jago dalam pelajaran dan olahraga, ia sempat menjuarai berbagai perlombaan. Sikap nya sangat dingin dan misterius. Ketua dari Geng Zeus yang sebelum nya di pegang oleh senior nya. 2. Aiden Revarindra Geova. Tangan kanan Garka meskipun orang nya cuek terhadap sekitar. Wajah nya tampan dan manis dalam satu paduan. Punya tubuh tinggi pertama di susul Garka. Cinta mati nya adalah game online. Bahasa nya sedikit namun menusuk hati. Hobi basket dan bermain game. Masuk geng ini karena ia menyukai sifat mereka yang menerima Aiden tulus tanpa memandang apapun. 3. Damian Zaksadirega. Cowok tampan dengan playboy sebagai cap abadi nya. Bodoh dalam pelajaran namun pintar dalam olahraga. Sangat setia kepada kawan nya dan juga ia di debut sebagai pelawak di geng mereka karena hanya Dami yang selalu bisa mencair kan suasana tegang di manapun dan kapan pun. Hobi nya bermain futsal dan silat. Badan nya besar berotot. Tak ayal, jika Garka kelepasan, Dami lah yang selalu menjadi tameng nya. Masuk geng Zeus karena ia menyukai tantangan. 4. Aldino Hendra Wijaya. Cowok tampan berambut coklat yang selalu memakai Decker hitam di pergelangan tangan kiri nya ini adalah pelawak kedua dan playboy setelah Dami. Dia selalu berhutang budi kepada Garka karena telah menolong nya dari preman yang hampir akan mengeroyok nya. Aldi jago berantem, tapi jika di keroyok ia kalah karena ia mempunyai cedera di bahu kanan nya akibat terkena letusan peluru tajam saat berlari dari kejaran polisi. Dia pernah terjerumus dunia malam dan selalu ikut balapan liar. Tapi, semenjak mengenal Garka hidup Aldi berubah drastis dan meninggal kan dunia kelam nya itu. Masuk geng Zeus karena ia senang mempunyai sahabat seperti mereka. 5. Abilo Kenza Rastariwasya. Cowok keturunan Belanda ini memang menarik. Tampan dan juga manis. Rambut nya coklat dengan warna kulit paling putih di antara yang lainnya. Partner berebut makanan dengan Dami dan Aldi. Tapi sebenar nya ia adalah cowok yang paling bijaksana di antara ke lima nya. Ia juga yang tertua pertama dan di susul Garka yang hanya beda tiga bulan dengan nya. Hobi nya yaitu bermain sepak takraw dan dia adalah ketua club nya. Masuk geng Zeus karena ia mengidolakan Garka. Mereka semua sudah dapat di pastikan adalah anak orang kaya. Semua orang berpandangan mereka hanya mencari sensasi dengan uang orang tua nya. Namun, semua pandangan itu salah. Mereka membuka Distro pakaian dengan brand ternama atas modal uang jajan mereka yang di kumpul kan selama kelas sepuluh kemarin. Hasil nya, mereka dapat membuka Zeus Distro yang lokasi nya berada tepat di jantung Jakarta. Penghasilan yang di dapat tidak main-main. Mereka bahkan bisa membeli sebuah rumah mewah lengkap dengan berbagai fasilitas dari penghasilan itu. Namun, mereka memakai uang nya hanya jika keperluan mendesak saja. Selebih nya, mereka bagi kan lalu tabung kan untuk masa depan. Dulu juga ketua Zeus sebelum Garka membangun sebuah Cafe bersama teman-teman nya hingga sekarang Cafe itu masih kokoh berdiri dengan nama Zeus terpampang gagah di depan nya. Tradisi dari senior terdahulu bahwa Zeus harus mempunyai sesuatu untuk menghasil kan uang sendiri. "Pulang sekolah mau ke distro, Ka?" "Hm." "Temen gue di SMA Vatikan mau wawancara sama pemilik Distro buat bahan penelitian nya. Lo aja ya, Ka. Gue gak bisa ke distro, mau ada kumpul keluarga." Garka mengalihkan pandangan nya ke arah Ilo yang menampil kan ekspresi memohon membuat Garka menghela nafas nya. "Oke," ucap nya singkat. Ilo terkekeh. "Thanks, Ketua." "Nanti gue temenin. Soal nya Aldi juga mau ada latihan bulu tangkis," ucap Dami. "Hm." Garka menyimpan buku nya. Kaki nya ia turun kan dari meja. "Gue ikut. Males dirumah," ucap Aiden sambil menutup laptop nya. Garka mengangguk lalu berjalan keluar. "KETUA! LO MAU KEMANA??" "Kantin," ucap Garka tanpa menghentikan langkah nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD