Hari demi hari berlalu, Aeron dan Nata semakin dekat, mereka sering ke kantor dan kembali ke rumah sakit sama-sama. Walaupun Aeron masih membencinya dan tidak memberikan ruang kepada Nata, namun perasaan Aeron tetap sama, ia tetap mencintai dan menyayangi Nata seperti dulu. Tak ada yang berubah dalam hatinya. Nata masuk ke ruang kerja Aeron dengan menundukkan kepala didepan Aeron yang saat ini menatapnya. “Ada apa memanggilku?” tanya Nata. “Kamu harus cuti,” jawab Aeron. “Cuti? Buat apa?” “Ya buat jaga Ken, karena aku tidak bisa terus berada disisinya.” Aeron menjawab lagi. “Apa tidak apa-apa jika aku cuti? Apa aku akan dipecat jika cuti terlalu lama?” tanya Nata lagi. “Perusahaan ini adalah Perusahaan milikku, aku yang menjalankan Perusahaan ini, jadi apa pun yang terjadi semua kar

