“Bagaimana dengan Ken? Apa sudah ada kabar darinya?” tanya Ola menatap Nata yang saat ini menggelengkan kepala.
“Aku merindukan Ken, La,” jawab Nata.
“Iya. Aku tahu, aku juga merindukannya, tapi bagaimana kabarnya?” tanya Ola lagi.
“Aku akan menanyakannya kepada Bang Ibnu.”
“Siapa Bang Ibnu?”
“Pamannya Ken,” jawab Nata.
“Ya Tuhan, siapa yang berani melukai anak sekecil itu? Ken tidak pernah berbuat seenaknya selama ini, semasa kecilnya hingga saat ini dia tak pernah menyakiti siapa pun, namun mengapa semua orang seolah membencinya?”
“Aku yakin. Feelingku sebagai Ibu, yang melakukan ini adalah Fifian.”
“Kamu sudah bertemu dengannya.”
“Iya. Tapi dia tak mengaku,” jawab Nata.
Nata pulang ke rumahnya dan ia belum istirahat setelah seharian memasak di rumah keluarga Austin, namun haru
