Kemunculan Kekuatan Baru 2

1056 Words
Sihir saat ini memang telah berkembang pesat, para peneliti yang ingin membuat kemajuan dengan sihir pun juga bertambah menjadi semakin banyak pada kian harinya. Maka tidak heran pula muncul generasi sihir baru yang cukup unik. Dan tentunya berbeda dari zaman dahulu. Awalnya, sihir memang hanya terdiri dari elemen dasar saja: api, tanah, air, dan udara. Pada kenyataanya elemen-elemen itu berubah dalam banyak jenis, sehingga definisi sihir berubah menjadi salah satu dari unsur alam yang berasal dari bumi saja. Saking banyaknya para manusia melakukan revolusi pada elemen dasar sihir, membuat empat elemen itu: api, tanah, air, dan udara pun malah menjadi langka. Sehingga para manusia yang mendapat anugerah berupa sihir dengan salah satu dari empat elemen dasar tadi, bisa menjadi yang terkuat di antara yang lain. Hanya saja, bukan berarti hasil dari revolusi tadi: misalnya elemen listrik, bunyi, warna, dan lain-lain menjadi lemah. Tetap saja semuanya tergantung pilot—manusia yang mengendalikan. Kembali pada saat ini, ketika pemimpin dari keluarga Dominic Cons, Ellio, baru saja turun dari kereta kudanya. Pria dengan wajah yang masih pucat pasi itu malah disambut dengan sekelompok prajurit utusan dari istana raja. Ini tentu saja membuat seisi kediaman keluarga Dominic Cons jadi sangat heboh. Dan ternyata kedatangan para prajurit utusan raja itu hanya berniat untuk menjemput Ellio. Atas perintah Raja Lemonds, Ellio Dominic Cons dipanggil untuk segera kembali ke istana utama, dalam menyelesaikan tugasnya. Pada saat itu, Ellio langsung peka kalau dirinya tengah menerima hukuman dari raja. Lemonds Athanius memang merupakan sosok tegas sekaligus pendendam ulung. Rasanya memang sangat aneh bagi Ellio karena mereka ketahuan melakukan pertemuan dengan salah seorang pangeran, tanpa diketahui oleh raja, tapi saat semua terbongkar, Raja Lemonds malah memaafkan dan melepaskan mereka begitu saja. Hal seperti ini mana mungkin terjadi di dalam istana. Maka dengan berat hati dan penuh rasa takut yang sangat tinggi, bahkan meski Ellio dalam keadaan tidak sehat sekali pun, sang pemimpin dari Keluarga Dominic Cons itu tetap memilih untuk langsung pergi ke istana, memenuhi panggilan raja. “Saya memberi hormat, pada matahari Atlantesia, semua keberkahan terlimpahkan pada Anda, Yang Mulia Raja.” Ellio menunduk dalam dengan posisi tangan satu dilipat ke belakang, dan satunya berada di depan d**a. Bahkan pria ini harus ganti baju di dalam kereta kudanya tadi, ini semua demi etika yang mengharuskan untuk berpakaian pantas di hadapan raja. “Oh, kau akhirnya datang.” Raja Lemonds langsung mengangkat tangan agar Ellio bisa bergerak bebas. Ia lantas berdiri dari posisi duduk di kursi singgasananya tadi, melangkah cepat ke arah kiri dengan memberi kode agar Ellio segera mengikuti. “Apa kau tahu untuk apa kau, aku panggil ke sini?” Kaki Raja Lemonds melangkah ringan menelusuri lorong. Sifat sedikit arogannya ini membuat sang raja tidak sudi diberi pengawal. Dan Raja Lemonds menjadi satu-satunya raja yang bebas berkeliaran tanpa dikawan satu pun oleh para ksatria. Itu tentu saja tidak perlu karena … Raja Lemonds adalah sosok yang sangat kuat. Bahkan katanya kekuatan yang Raja Lemonds miliki bisa disetarakan dengan raja pertama dulu, Exilus Athanius. “S-Saya rasa … ini merupakan hukuman dari Anda, Yang Mulia Raja. Karena Anda sengaja memanggil saya ketika saya baru saja sampai di depan pagar rumah saya.” Ellio menjawab dengan napas tertahan, bahkan kakinya yang mengikuti langkah sang raja di depan sangat gemetaran. “Lalu?” Ellio tidak pernah bisa mengerti jalan pikir dari raja yang satu ini. Tidak bisa diprediksi, dan tidak bisa ditebak sama sekali. Lagian, kenapa coba Raja Lemonds malah memberikan pertanyaan layaknya sebuah ujian kehidupan seperti ini? Membuat kepala Ellio harus berputar kencang demi sebuah jawaban. “M-Maaf jika saya salah sebelumnya, Yang Mulia. Apa ini ada hubungannya dengan pangeran ketiga belas?” “Ashleigh.” Raja Lemonds berhenti untuk berbalik, menatap Ellio dengan ekspresi tak terbaca saking membingungkannya. “Nama putraku yang ketiga belas itu adalah … Ashleigh,” ulang Raja Lemonds memberikan penegasan. “Ashleigh Athanius,” ungkapnya lagi dengan begitu mengejutkan. Pasalnya dari rumor yang Ellio dengar, pangeran ketiga belas adalah pangeran malang yang dikurung karena kutukan, tidak dianggap karena merupakan aib kerajaan, dan dikucilkan karena berasal dari keturunan—pihak ibu—yang tidak jelas asal usulnya. Padahal dalam Undang-Undang Kerajaan Atlantesia, keluarga kerajaan hanya bisa menikahi sesama keluarga kerajaan jika ingin mendapat gelar Athanius yang murni dan Jantung Penyihir. Apa semua rumor yang Ellio dengar tentang pangeran ketiga belas itu hanyalah bualan semata? Tapi demi apa? Dan untuk apa? Lagi-lagi Ellio merasa hanya dirinya sajalah yang ketinggalan. Pasti para pemimpin dari keluarga bangsawan tertinggi yang lain mungkin sudah tahu perihal hal ini. “Aku dengar dari penjelasan para pangeran lain, para pelayan, dan juga para ksatria yang menjadi saksi mata … mereka semua mengatakan kalau pangeran ketiga belas pasti mendapat serangan.” Apa mereka semua bodoh? Ellio tidak habis pikir mereka berani berbohong pada raja mereka sendiri, atau jangan-jangan mereka semua memang tidak tahu apa yang sudah pangeran ketiga belas alami? “Tapi aku yang memeriksa tempat kejadian perkara secara langsung, tidak menemukan adanya tanda-tanda penyerangan dari luar. Dilihat dari pecahan kaca yang semuanya berada di luar ruangan, itu berarti ada ledakan besar dari dalam.” Raja Lemonds saat ini sudah kembali melanjutkan untuk berjalan menelusuri lorong nan panjang. “Ada penjaga yang selalu aku tempatkan di pintu luar, dan pangeran ketiga belas juga tidak memiliki daya upaya bahkan hanya untuk berjalan dengan kakinya sendiri saja. Jadi, bagaimana menurutmu? Apa memang ada serangan dari luar?” Sebenarnya Raja Lemonds sudah cukup tahu, mengenai kemungkinan kecelakaan tadi terjadi karena pangeran ketiga belas telah membangkitkan sihir miliknya sendiri. Namun, sang raja tetap memerlukan kepastian. “Aku bisa saja memanggil orang istana untuk menjelaskan hipotesaku barusan, tapi tidak aku lakukan karena mengingat ada enam orang dengan kekuatan tingkat tinggi juga berada di dalam tragedi tadi.” Ellio hanya dapat tersenyum ketir. Dia terjebak dan tidak dapat ke mana-mana lagi. Ellio sangat tidak suka jika harus terseret dalam maslaah seperti ini. “Mohon maaf jika saya terdengar sedikit lancang, Yang Mulia Raja. Tapi menurut saya, para saksi selain kami di sana itu sudah salah paham. Tidak ada orang dengan kekuatan sebesar itu bisa menyelinap masuk ke dalam Istana Sirius dengan adanya kami—para pemimpin keluarga bangsawan tertinggi—di sana.” “Jadi menurutmu … apa tragedi itu adalah ulah dari Pangeran Ashleigh?” “Benar, Yang Mulia.” Ellio mengangguk yakin. “Pasti itu karena Pangeran Ashleigh yang telah berhasil membangkitkan sihir.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD