Menjadi Pahlawan

1877 Words

Ash meraba dadanya. Merasakan di dalam sana bahwa jantung sialan yang sangat lemah itu masih berdetak dengan abnormal. Tapi berkat bantuan dari Schwarz, kini Ash sudah dapat bernapas lebih nyaman dan menggerakkan badan. “Schwarz … bisa kau jelaskan padaku lebih detail mengenai isi dari Ramalan Semesta di dimensi roh, tempatmu berasal?” Ash perlahan bangkit, berdiri kembali meski ia harus bersender tetap dengan salah satu rak terbesar di sana. “Hm ….” Schwarz tampak mengetuk-ngetukan kaki pada lantai sambil bersedekap. Kepalanya masih menoleh pada kumpulan rak berdebu di sebelah sana itu. “Pantas saja kau memiliki cahaya yang belum pernah aku lihat sebelumnya pada semua manusia.” “Hei, aku bertanya isi dari Ramalan Semesta itu.” “Iya, ini aku sedang menjelaskan. Dasar manusia tidak saba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD