Ramalan Semesta

1840 Words

Brugh! Dari pada membaringkan diri ke kasur, gerakan Ash barusan lebih kepada membanting tubuhnya ke kumpulan kapas lembut dan empuk tersebut. Ash memejamkan mata, tadi pundaknya baru saja dipijat oleh Mei ketika mereka sedang menikmati waktu cemilan malam bersama. Rasa penat dan lelah yang menghinggapi tubuh Ash memang berat, meski begitu … Ash sebenarnya bisa menghilangkan semua itu dengan meditasi. Hanya saja tadi dia cukup malas melakukannya dan malah membuat Mei jadi repot-repot memijatnya, karena ia secara tak sadar mengeluh sakit. “M-memalukan.” Ash menutup wajah dengan punggung lengan. “Lain kali kau tidak akan malas lagi melakukan meditasi,” gumamnya berusaha meredam hawa panas yang menjalar dari telinga ke wajah. “Mengenai malaikat yang jadi iblis itu … Malapetaka, ya.” Pikir

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD