Emely part 2

1147 Words
Sesampainya Joshua dan Sarah di rumah milik Abigail, Joshua di sambut hangat oleh rekan kerjanya yang cantik itu. “aku merindukan mu, Ab … cepat-cepatlah membaik” ujar Joshua kepadanya yang kini memeluk Joshua cukup erat, dan kedua matanya kini menoleh menatap Sarah yang kini menatapnya dengan cukup terganggu dengan hal itu, hingga membuat Abigail melepaskan pelukannya dan kemudian bertanya, “jadi, siapa dia??” tanya Abigail kepada Joshua mengenai Sarah yang kini menatap keduanya, “aku Sarah” jawab Sarah kepada Abigail yang kini mengerutkan dahinya dan karena hal itu Joshua segera berucap, “kita bicara di dalam okay” jelas Joshua kepada Sarah yang kini mengangguk dan mempersilahkan keduanya untuk masuk ke dalam Rumah miliknya. Ketika Joshua masuk ke dalam rumahnya melalui taman belakang, karena acara diadakan di taman belakang, ia pun langsung mendapati Adelbert yang tengah membakar daging di sana, menyadari bahwa Joshua sudah datang Adelbert tersenyum dan kemudian berucap, “ayo! Semua dagingnya sudah matang!” ucap Adelbert dan kemudian kedua pandangnya bertemu dengan Sarah yang saat itu berdiri tepat di samping Joshua, “Sarah benar?? ikutlah makan, dagingnya masih hangat dan lezat!” ajak Adelbert dengan santainya kepada Sarah dan hal itu membuat Sarah menganggukkan kepalanya pelan. Joshua dan Sarah pun akhirnya bergabung dan ikut makan bersama dengan Adelbert dan Abigail, dan setelahnya Joshua meminta Sarah untuk bermain di sekitar kolam renang, agar ia bisa bercerita mengenai siapa Sarah dengan leluasa bersama dengan kedua temannya di sana. …  “Jadi dia adalah anak dari wanita itu?!” tanya Abigail terdengar terkejut setelah mendengar cerita yang dijelaskan oleh Joshua di sana, dan mendengar pertanyaan itu membuat Joshua menganggukkan kepalanya dan kembali berucap, “hanya orang tua asuh, mereka mengasuh Sarah secara legal” jelas Joshua kepada keduanya, dan hal itu membuat Abigail menghela nafasnya dan menoleh menatap Adelbert yang kala itu hanya diam saja dan memilih untuk mengunyah popcorn yang ada di hadapannya saat itu. “lalu, apa yang akan kau lakukan untuk langkah selanjutnya?” tanya Abigail kembali menoleh menatap Joshua yang kini mengedikkan bahunya dan menjawab, “aku masih memikirkan hal itu, tapi … sekarang aku sedang tidak fokus dengannya” jelas Joshua kepada mereka di sana, dan hal itu tentu membuat Adelbert mengerutkan dahinya dan akhirnya bertanya, “kenapa?? apakah kau ada masalah?” tanya Adelbert kepada Joshua yang kini menganggukkan kepalanya dengan pelan dan menjelaskan, “Emely, nenekku … kemarin dia berkunjung tanpa memberitahukan ku, namun ketika aku datang dia langsung berpamit dan pergi tanpa memberikan sebuah alasan yang jelas” terang Joshua kepada mereka yang kini menampakkan wajah bingungnya, sama seperti ketika Joshua menyaksikan hal itu secara langsung, “Emely?? tidak mungkin … dia adalah orang yang paling menyayangimu, apakah kau sudah bertanya kepadanya??” tanya Abigail di sana, dan hal itu langsung diberi anggukan oleh Joshua yang kemudian berucap, “aku bahkan sudah menemuinya di kediamannya pagi tadi, tapi Grandma tidak membukakan pintunya untukku” jelas Joshua kepada keduanya, dan hal itu tentu membuat keduanya merasa bahwa Emely bersikap janggal, karena tidak biasanya nenek Joshua yang mereka kenali mengabaikan cucu kesayangannya seperti itu, dan hal itupun akhirnya membuat Abigail menepuk bahu Joshua dan kemudian berucap, “kalau begitu, nanti aku dan Adelbert akan mencoba untuk menanyainya, okay?” ucapan yang dilontarkan oleh Abigail saat itu pun membuat Joshua menganggukkan kepalanya dan berucap, “thank you” kepada Abigail yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya. … Jam berdetak dengan semestinya, Emely menutup pintu itu rapat-rapat ketika sang cucu hadir untuk berkunjung kepadanya. Wajah dari wanita tua itu kini mengeras, tidak ada sedikitpun kelembutan yang ia tampakkan di dalam rumahnya. Ia tidak membiarkan Joshua masuk ke dalam dan dengan sengaja mengunci pintunya. “Grandma, are you okay??” sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Joshua sang cucu pun tidak membuat Emely menjawabnya, ia hanya menolehkan kepalanya kearah pintu tanpa menjawab sang cucu sedikitpun, Tok - tok - tok … Suara pintu diketuk oleh Joshua dari luar sana, namun hal itu tidak membuat Emely membukakannya, “What is wrong with you?? are you mad at me??”pertanyaan dari Joshua yang terdengar begitu menyedihkan saat itu pun membuat Emely mengusap dadanya dan memejamkan matanya, ia juga menghela nafasnya dengan dalam untuk menahan rasa marah dan sedih yang ia rasakan saat itu, “Grandma??” panggilan dari Joshua kembali terdengar dan kali ini Emely tidak bisa mengacuhkannya seperti yang sebelumnya, “aku baik-baik saja dear … aku hanya tidak ingin bertemu dengan siapapun hari ini, pulanglah … kita bisa berbicara nanti” jelas Emely seraya menghelakan nafasnya di sana, dan ketika Joshua kembali berucap, Emely dengan sengaja tidak membalasnya dan membiarkan Joshua pergi meninggalkan kediamannya di sana. Perlakuan Emely yang kepada Joshua saat ini, tidak dengan tanpa dasarnya, semua perlakuan Emely saat ini dilakukan karena ia bertemu dengan Sarah di apartemen milik Joshua kemarin siang. Bukan karena kehadiran dari Sarah yang membuatnya seperti itu, namun karena sikap dan ucapan dari Sarah lah yang membuat Emely tampak shock ketika mendatangi apartemen dari cucu tersayangnya saat itu. Ingatan Emely pun kembali terulang ketika ia masuk ke dalam apartemen itu dan di sambut oleh seorang anak gadis manis yang kala itu menatapnya seraya tersenyum dan mempersilahkan Emely untuk masuk ke dalam apartemen sang cucu. “kamu siapa nak? apakah Joshua sudah pulang??” tanya Emely kepada anak gadis yang kini melenggang masuk dan terduduk di sofa itu dengan begitu nyamannya, ia bahkan menaikkan kedua kakinya ke atas sofa dan tersenyum kepada Emely dengan senyuman yang tidak wajar baginya. “aku ?? aku Sarah, aku adalah kekasih dari Joshua … ah … Joshua masih bekerja di lokasi pemotretan, dan siapa kau??”ucap Sarah seraya memainkan rambutnya di sana, ia memelintir helaian rambutnya seraya menatap Emely yang kini tampak terkejut mendengar hal itu, Emely juga melihat tingkah laku yang dilakukan anak berusia sekitar sepuluh tahun itu tidaklah wajar, duduk dengan kedua kaki yang diangkat ke atas tidaklah mencirikan seorang anak yang sopan.   “kekasih?? tidak mungkin, kau masih terlalu muda nak, aku adalah Grandma dari Joshua dan aku tahu kalau Joshua adalah anak yang baik … apakah dia menyelamatkan mu?? atau memberimu idzin untuk tinggal di sini?”tanya Emely kepadanya yang kini terkekeh di sana, “hahaha … hahh… asal kau tahu saja, kami sudah b******u semalam tadi, dan dia juga mempersilahkan ku untuk tinggal di sini mulai dari tadi malam, jadi … kurasa mulai dari saat ini aku adalah kekasih dari cucu mu, bukan begitu Granny?” penjelasan yang diucapkan oleh Sarah saat itu sangat mengejutkan Emely, meski ia meyakini bahwa Joshua tidak akan berbuat seperti itu … namun, entah mengapa … ucapan yang dilontarkan oleh Sarah sangat memukul dirinya dan membuatnya tidak bisa berkutik bahkan ketika Joshua pulang dan mereka bertatap muka satu sama lain. Hal itulah yang membuat Emely memutuskan untuk pergi dan tidak menemui sang cucu untuk beberapa waktu, hingga ia tenang dan bertanya langsung kepadanya nanti.    to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD