Pengejaran

1323 Words
Kedua mata Joshua kini menatap mobil jeep merah yang mulai mengejar mobil miliknya, “s**t!!” umpat Joshua di sana, dengan sengaja ia membelokkan ke kanan dan ke kiri berupaya untuk menghindari serta mencegah mobil jeep itu untuk menyusul dan melihat ke dalam mobil serta menghalangi jalan dirinya di sana. “Sara, bersembunyi!! turun ke bawah, turunkan tubuhmu ke bawah!!” titah Joshua kepada Sarah yang kini dengan segera mengikuti perintah Joshua yang tengah kerepotan menghindari mobil jeep yang kini mulai mengklaksoni dirinya. Joshua tidak bodoh, ia tidak mungkin begitu saja bisa menyampingkan mobilnya dan membiarkan jeep tersebut melaju terlebih dahulu. Ia tidak bisa melakukannya karena ia takut jika-jika mobil jeep itu langsung menghadangnya dan menghentikan Joshua di sana. Ketakutannya pun terjadi, Joshua segera menginjak rem ketika Jeep itu berhasil menalip dan menghalangi jalur Joshua dengan sempurna. “hh … hh …” nafas Joshua mulai memburu karena merasa panik, kedua ujung mata Joshua kini menatap Sarah yang bersembunyi di bawah dashboard, dan hal itu membuat Joshua merentangkan tangannya kehadapan Sarah agar ia tetap diam di tempatnya, “jangan sedikitpun bergerak, okay?” itulah bisikan dari Joshua yang membuat Sarah mengangguk dan terdiam di sana. Kedua pandangan Joshua kini menoleh menatap Michael, lelaki yang penah ia temui di cafe tacos milik Elyash malam itu, kini turun dari jeep yang ia tumpangi. Ia bahkan dengan berani meraih dan membawa senjata laras panjang dengan dua selongsong tanpa sedikit pun merasa cemas di sana, dan hal itu semakin meyakinkan Joshua, bahwa dirinya bersahabat baik dengan pihak kepolisian. Dengan langkah yang santai ia berjalan mendekati mobil Joshua dan kemudian mengetuk cup mobil miliknya sebanyak dua kali dengan senjata laras panjang yang ia miliki, dan kemudian ia mengedikkan kepalanya memberi tanda bahwa Joshua harus keluar dari mobil itu. Dan hal tersebut dituruti olehnya yang kini mencabut kunci mobil dan keluar dari dalam mobil. “oh .. hai, did you have any problem with me??”tanya Joshua berusaha untuk menanggapi tatapan Michael dengan santai, dan hal itu membuat Michael yang mendengarnya terkekeh sebentar dan kemudian berucap, “aku melihatmu keluar dari ladang milik temanku, apa yang kau lakukan di sana??” tanya Michael di sana dan hal itu membuat Joshua menyembunyikan rasa takutnya dengan terkekeh dan menganggukkan kepala lalu kemudian membalas pertanyaanya dengan berucap, “aku pergi untuk mengecek lokasi pemotretan, karena managerku mengatakan bahwa aku harus melihat-lihat lokasi terlebih dahulu sebelum menerima tawaran dari pihak majalahnya” terang Joshua kepadanya seraya tersenyum dengan manis dan mengangguk-anggukkan kepala yang akhirnya membuat Michael ikut menganggukkan kepala dan kemudian kembali bertanya, “lalu apa yang kau dapati di sana??”sebuah pertanyaan menjebak yang bisa dikuasai oleh Joshua dengan tenang, ia dengan segera dan dengan tenang kembali menjawab, “yang kudapati di sana adalah view yang indah, hamparan ladangnya yang luas membuatku berpikir bahwa aku akan menerima tawaran dari pihak majalah”balas Joshua masih dengan senyuman tenangnya di sana dan hal itu membuat Michael kembali terkekeh, “dengar … sebenarnya aku tengah mencari sesuatu di sana, dan wajahmu tidak bisa kupercayai begitu saja, jadi mari kita selesaikan ini dengan cepat … jika kau benar pergi ke sana untuk melihat lokasinya, eum .. tuan??” kedua mata Michael kini menoleh menatap Joshua yang kini memincingkan kedua matanya seraya menjawab, “Joshua” jawabnya dan hal itu kembali di sambung oleh Michael yang berucap, “Joshua … jadi berikan kuncinya agar aku bisa melacak sesuatu, karena kali saja kau pergi dari sana membawa sesuatu yang kucari datau sesuatu yang kau bawa dari ladang temanku” sambung Michael di sana seraya menadahkan tangannya ke hadapan Joshua untuk meminta Kunci yang sempat ia cabut dan ia masukan ke dalam saku celananya. Masih dengan tenang menanggapi hal itu, membuat Joshua kini bertanya,  “bagaimana jika saya tidak mau memberikannya?? karena saya rasa saya tidak membawa apapun dari tempat lokasi, tuan??” tanya Joshua, dan hal itu membuat Michale menggeram marah dan dengan cepat menodongkan senjata laras panjang itu pada Joshua seraya berucap, “dengar! Aku bisa saja bertindak kasar padamu dan langsung menembak kepalamu hingga pecah! Namun, aku tidak memiliki wkatu untuk hal itu jadi berikan saja kuncimu, biarkan aku mengeceknya dan kau boleh pergi jika kau berkata dengan jujur, Joshua!” geram Michael kepada Joshua yang kini menanggahkan kepalanya untuk berusaha menjauhi dirinya dari senjata laras panjang itu. Tidak memiliki sesuatu untuk ia jadikan sebuah perlawanan, pada akhirnya dengan sebuah ancaman yang mengerikan yang dikatakan oleh Michael kepada Joshua pun berhasil dan membuat Joshua menyerahkan kunci tersebut kepadanya yang kini berjalan mendekati pintu mobilnya. Dan ketika Michael berjalan mendekati pintu mobil, Joshua hanya bisa memejamkan matanya dan berucap kata maaf berulangkali karena pada kenyataannya ia tidak bisa melindungi Sarah di sana. Cklek!! Dup!! Cklek!! Dup!! Suara pintu yang terbuka dan tertutup berkali-kali membuat Joshua bingung, dan akhirnya membuka kedua matanya untuk mendapati Michael tengah berusaha mencari sesuatu di setiap sudut mobilnya. Ia mencari seolah ia tidak menemukan Sarah di sana, dan hal itu pun membuat Joshua terbingung, apakah Sarah pergi ketika ia tengah berbincang oleh Michael tadi?? kemana perginya Sarah?? itulah yang ada di dalam pikirannya hingga ia hanya bisa menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari sosok Sarah yang mungkin saja bersembunyi di antara dahan-dahan jagung dan gandum yang kala itu menjulang tinggi di sekitarnya. Bakk!! Dan kedua pandang Joshua pun kembali teralihkan menatap Michael yang baru saja menutup pintu bagasinya dan kemudian berjalan mendekati Joshua yang kini terdiam menatapnya. Diserakannya kembali kunci mobil milik Joshua oleh Michael yang kini menghela napas dan kemudian berucap, “sorry … dugaan ku salah padamu, kau boleh melanjutkan perjalananmu kawan” ucap Michael dengan nada pelannya, ia bahkan menepuk bahu Joshua sebanyak dua kali untuk mengekspresikan penyesalannya di sana, dan hal itu membuat Joshua mengangguk dan berucap, “that’s okay” balas Joshua kepadanya yang kini berjalan dan masuk ke dalam mobilnya untuk kemudian pergi meninggalkan Joshua terlebih dahulu dari sana. … Untuk beberapa detik, Joshua merasa bingung karenanya, dan hal itulah yang membuat Joshua dengan segera berjalan mendekati mobil dan mengecek apakah benar tidak ada Sarah di sana, namun … ketika ia baru saja berjalan hendak membuka pintu mobil miliknya, kedua mata Joshua mendapati Sarah masih terduduk bersembunyi di bawah dashboard mobil miliknya, yang membuat Joshua semakin merasa bingung. Namun, ia tahu bahwa ia tidak memiliki waktu, yang pada akhirnya ia pun masuk dan segera pergi meninggalkan wilayah tersebut. Mungkin sesosok malaikat datang dan melindunginya. Ya … itulah yang ada di dalam pikiran Joshua, ia yakin bahwa anak kecil masih di lindungi oleh para malaikat dari surga. Dengan bukti bahwa Michael tidak dapat menemukannya yang saat itu diakui oleh Sarah bahwa dirinya tetap bersembunyi di sana ketika sang ayah menggeledah mobil tersebut. “apa pun itu, setidaknya dia tidak melihat mu tadi, Sarah … aku benar-benar bersyukur karenanya”  ujar Joshua masih memfokuskan dirinya ke dalam jalanan yang terpampang di depannya, sesekali ia menoleh menatap Sarah yang kini menatapnya dengan pandangan ragu, namun ia tidak berani berucap apa pun dan kemudian memilih untuk menoleh menatap jalanan yang luas. Melihat betapa tirusnya Sarah, membuat Joshua akhirnya bertanya kepada Sarah, “apakah kau lapar??” tanya Joshua, dan hal itu membuat Sarah menoleh kan pandangannya kembali ke arah Joshua dan kemudian mengangguk menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Joshua, dan hal itu membuat Joshua mengangguk menanggapinya, “ Baiklah, kita akan membeli sesuatu untuk di rumah”jelas Joshua di sana, dan hal itu diberi anggukkan setuju oleh Sarah yang tersenyum dan kembali menatap jalanan di pinggirnya melalui jendela di sampingnya.   Tidak ada yang ganjal di hari itu, meskipun hanya ada satu … namun Joshua menanggapinya dengan hal yang positive. Tentang seorang gadis kecil yang baru saja ia selamatkan yang di jaga oleh malaikat dari keganasan sang Ayah. Hanya satu itulah yang ada di dalam pikiran Joshua dan menganggap hal itu sebagai sebuah mukjizat yang diberikan oleh yang maha kuasa kepada sang anak, agar ia bisa lolos dari kejaran sang ayah.  to be continue.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD