save place

1162 Words
Sebuah pintu dari ruang Apartemen terbuka, dan Joshua yang saat itu membukakan pintu tersebut pun menoleh ke arah belakang dan tersenyum,mempersilakan seorang gadis kecil masuk terlebih dahulu ke dalam  apartemen itu. “ini adalah rumahku, dan kurasa di sini akan terasa sangat nyaman jika mentari datang dan menyinari sebagian besar dari ruangan ini” ucap Joshua kepada Sarah yang kini menolehkan kepala menatapnya dengan sedikit tidak mengerti tentang apa yang ia ucapkan, dan hal itu membuat Joshua tersenyum dan kemudian kembali berucap, “maksudku, akan terasa sangat hangat” jelas Joshua dan hal itu membuat Sarah menoleh menatap bonekanya dan membalas dengan berucap, “Sarah suka dengan hangat” jelasnya di sana, dan hal itu membuat Joshua terkekeh dan menganggukkan kepala, lalu kemudian berdeham dan segera berjalan menuju ke arah sebuah ruangan yang baru saja ia bukakan pintunya, “Aku merasa bahwa Sarah harus berganti pakaian dan mandi kan?? jadi, mulai dari sekarang ini adalah kamarmu, kamu boleh memilikinya” sambung Joshua di sana, dan hal itu membuat Sarah tersenyum bahagia dan mengangguk, ia berjalan menghampiri kamar tersebut dan kemudian berbalik untuk berucap, “thanks” dan ucapan yang dilontarkan oleh Sarah membuat Joshua tersenyum dan mengangguk yang kemudian berucap, “aku akan memanaskan makanannya” terang Joshua seraya pergi dari kamar itu dan mulai membuka bungkusan makanan yang baru saja dibeli olehnya dari luar. Perasaan bersyukur yang selalu dirasakan oleh Joshua saat ini, dia merasa bersyukur karena dia baru saja menyelamatkan seseorang dari mala bahaya, dan kini ia bertekad untuk membuat Sarah merasa aman dan nyaman di tempatnya selama beberapa hari ke depan, karena Joshua belum menyusun rencana yang lainnya yang ia ketahui mengenai keluarga Sarah.namun setidaknya, ia masih bisa menyelamatkan Sarah dari kejaran Michael. … Sore hari itu kini telah berganti menjadi malam, Joshua dan Sarah kini terduduk di meja makan dan menyantap makanan yang sudah dihangatkan oleh Joshua beberapa saat yang lalu. Dan selama mereka menyantap hidangan yang sudah disiapkan, kedua mata Joshua tidak pernah berhenti untuk menatap Sarah yang kala itu makan dengan lahap, dan hal itu membuat Joshua sesekali menyunggingkan senyuman kepadanya. “bagaimana?? apakah makanannya lezat?” tanya Joshua kepadanya, dan hal itu langsung diberi anggukan setuju oleh Sarah yang kini menoleh menatapnya dan tersenyum, “aku dan Ajeng selalu memakannya, ini adalah makanan kesukaanku” jelas Sarah kepada Joshua, dan hal itu membuat Joshua mengerutkan dahinya terkejut dengan ucapan Sarah di sana, “Ajeng?? kau memanggil nama Ibumu dengan nama asilnya?” tanya Joshua kepada Sarah yang kini menoleh menatapnya dan kemudian menganggukkan kepala untuk menanggapinya, “dia bukan ibu kandung ku, dan ayahku juga bukan ayah kandung ku … mereka membawa saat aku berumur tujuh tahun”penjelasan yang dijelaskan oleh Sarah pun akhirnya membuat Joshua terkejut dan akhirnya mendapatkan sebuah ide untuk setidaknya menyelamatkan Sarah dari Michael sang ayah. Joshua menganggukkan kepalanya untuk menanggapi ucapan Sarah, dan ia pun meminta Sarah untuk menghabiskan makanannya dan segera pergi tidur untuk beristirahat. Malam yang tenang saat itu tidak membuat Joshua pergi ke atas kasurnya dan terlelap di sana, karena saat ini ia memilih untuk termenung di atas sofa dan memikirkan hal yang baru saja ia dapatkan dari Sarah. Joshua mendapatkan informasi dari Sarah bahwa dirinya merupakan anak angkat dari kedua orang itu, dan hal itu membuat Joshua berpikir lebih serius lagi, Sarah bisa saja lolos dari Michael, karena Sarah bukanlah anak kandungnya, namun meloloskan Sarah bukanlah perkara yang mudah, karena secara hukum Ajeng dan Michael sudah mengangkat sarah secara legal. Jika benar, Joshua ingin membebaskan dan menyelamatkan Sarah dari ayahnya, maka Joshua harus bisa untuk setidaknya memberikan bukti yang kuat yang membuat Michael kehilangan hak asuhnya di sana, dan setelahnya ia harus segera melapor kepada pihak yang berwajib serta pengadilan. Dan hal itu bukanlah sebuah perkara yang mudah. Terlebih, Ia tidak tahu siapa Michael dan bagaimana latar belakang darinya saat itu, dan hal itulah yang menjadi penghambat di sana. “hahh … “ dihelakannya napas Joshua dengan berat di sana, bahkan di dalam lubuk hatinya saat ini ia berkata kepada dirinya sendiri. Apa yang telah kau lakukan Shua?? apakah kau benar-benar akan menyelamatkan anak ini??. itulah pertanyaan yang ada di dalam hati Joshua saat ini dan hal itu membuatnya segera menggeleng untuk menjawabnya sendiri dan kemudian bergumam, “i don’t know” gumamnya dengan pelan di sana, namun ketika sebuah suara pintu terbuka terdengar, membuat Joshua yang tengah mengusap wajahnya dengan pelan pun akhirnya menoleh menatap Sarah yang kini berdiri di ambang pintu itu, “why?? apakah kau tidak nyaman tidur di sana??” tanya Joshua dengan lembut, ia pun tersenyum untuk menenangkan Sarah yang kini menggeleng dan kemudian melenggang mendekati sofa itu dan terduduk tepat di depan Joshua. “aku hanya tidak bisa tidur” ucap Sarah di sana, dan hal itu membuat Joshua menganggukkan kepala dan kemudian beranjak dari sana seraya berucap, “baiklah, aku akan buatkan sesuatu untukmu agar kau bisa tidur dengan nyaman setelahnya” terang Joshua kepada Sarah yang kini menoleh dan arah pandangnya mengikuti Joshua yang kini membuka lemari bupet di sana untuk kemudian menyiapkan sesuatu yang membuat Sarah merasa penasaran terhadapnya. “apa yang akan kau buat??” tanya Sarah kepada Joshua yang kini menoleh dari dapur ke arahnya, ia tersenyum dengan tanpa adanya satu pun penjelasan yang membuat Sarah mengerutkan dahinya dengan bingung. Selang lima menit dari sana, Joshua datang membawa satu gelas teh dengan wangi yang amat khas di sana, “ini adalah teh camomile, dan aku yakin kamu akan menyukainya, karena teh ini akan menjagamu dan membuatmu merasa nyaman untuk tidur” jelas Joshua kepadanya, ia meletakan satu cangkir mug teh camomile di hadapannya yang kini tersenyum dan meraih mug tersebut,namun untuk beberapa detik kemudian, senyuman Sarah memudar, dan kedua pandangnya kini beralih menatap Joshua yang mengerutkan dahinya melihat raut yang ditunjukkan oleh Sarah kepadanya saat itu. “Josh … “ panggil Sarah kepadanya yang kini segera menanggapinya, “ya?” tanya Joshua kepada Sarah, Joshua melihat ia menundukkan kepala dan kemudian berucap, “apakah kau akan selalu ada di sisiku?? karena aku takut jika dia datang” tanya Sarah kepadanya, dan tentu hal itu membuat Joshua mengerti tentang keadaan Sarah saat itu, ia mengusap pucuk kepala dari Sarah dan menganggukkan kepalanya seraya berucap, “ya … aku akan selalu di sisi mu, tenanglah Sarah … semua akan baik-baik saja” balas Joshua, dan hal itu membuat Sarah segera memeluk Joshua dengan erat di sana,   “terima kasih, Joshua” ucap Sarah kepada Joshua setelah ia melepaskan pelukannya, kedua mata Joshua kini menatap Sarah yang tersenyum dan kemudian meneguk dengan pelan teh camomile yang ia siapkan beberapa saat yang lalu, dan setelahnya mereka saling melontarkan senyuman kepada satu sama lain dan membuat suasana menjadi nyaman di sana. Dan setidaknya, apartemen milik Joshua adalah apartemen yang terbilang aman dengan sistem keamanan yang tidak boleh diragukan oleh yang lainnya. Jadi setidaknya Sarah tidak akan ketakutan jika-jika Michael datang, karena Joshua yakin bahwa Michael tidak akan bisa masuk ke dalam apartemen miliknya. …  to be continue.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD