First Day

1106 Words
Mentari pagi menyinari bumi, dan masuk tanpa permisi ke dalam kamar Joshua yang kini membuka kedua matanya setelah mendengar suara keributan dari luar sana, dan akhirnya ia harus beranjak dari kasur empuknya untuk menyapa hari yang berbeda di sana. Dengan nikmat ia meregangkan seluruh tubuhnya di sana, namun  ketika sebuah suara lagi-lagi mengganggu indra pendengaran Joshua, membuatnya segera beranjak dan berjalan untuk kemudian melihat apa yang sebenarnya terjadi di luar kamarnya. Kedua matanya kini menatap Sarah yang meletakan roti panggang di atas piring dan ia juga menyiapkan beberapa selai yang sengaja ia ambil dari dalam kulkas sana, “khkh …” kekehan pun dikeluarkan oleh Joshua yang kini keluar dari dalam kamarnya dan mengejutkan Sarah yang kini menatap dirinya dengan mata yang membesar. “oh … itu … aku membuat Roti untukmu” ucapnya seraya memperlihatkan roti panggang di sana, dianggukannya kepala Joshua untuk menanggapi hal itu, “terima kasih, Sarah” ucap Joshua seraya mengambil tempat di sana dan kemudian langsung mencicipi roti panggang milik Sarah, dan ia tersenyum setelah merasakannya, “aku suka ini” terang Joshua dan hal itu membuat Sarah tertawa senang, dan mereka pun  mulai melakukan sarapan pagi bersama di sana. Drrt … Drrrt … Kedua pandang Joshua kini menatap ponsel miliknya yang bergetar di sana,  dan layar ponselnya bertuliskan Adelbert Calling you, dan hal itu membuat Joshua segera mengangkat sambungan telephonenya dan kemudian beranjak dari sana. “Delbert!” panggil Joshua kepadanya yang jauh berada di sana, “hei!! cepat kemari, bukankah setengah jam lagi pemotretan akan di mulai??” dan ucapan yang dibalas oleh Adelbert saat itu membuat Joshua segera menoleh kan kepalanya menatap jam yang kini sudah menunjukkan pukul sembilan kurang, dan hal itu membuatnya menganggukkan kepala dan berucap, “oke, I’m on the way now!” balas Joshua di sana dan membuat Adelbert menanggapinya dengan berucap, “ mmm, aku akan menunggumu” jelasnya dan hal itu langsung membuat Joshua memutuskan sambungannya dan segera pergi menuju kamar mandinya dengan berucap, “Sarah! Hari ini aku akan pergi, kamu hanya perlu tinggal di sini okay, aku akan kembali sesegera mungkin” jelas Joshua masih sibuk mondar-mandir untuk mencari handuk dan sabun yang terletak di ruangan yang berbeda, dan mendengar ucapan itu membuat Sarah menganggukkan kepalanya untuk menanggapi ucapan Joshua di sana. …   Hari itu, Joshua mengadakan pemotretan bersama dengan Adelbert tanpa Abigail. Dan meski dirasa kurang, namun sang Photographer merasa senang dengan hasil yang telah mereka lakukan di sana. “okay! Kalian boleh break dulu” jelas sang photographer kepada mereka berdua yang mengangguk dan berjalan keluar dari set photo di sana, “bagaimana keadaan Abigail?” tanya Joshua kepada Adelbert yang kini duduk di salah satu bangku yang sudah di sediakan di sana, “dia sudah membaik, ya … setidaknya dia sudah mengajakku berbicara” jawab Adelbert kepada Joshua yang kini menganggukkan kepalanya mengerti dengan hal itu, “kemungkinan dia akan mengikuti pemotretan dua hari dari sini” jelas Adelbert kembali, dan hal itu merupakan sebuah infromasi yang bagus menurutnya. “itu bagus, karena lokasi ini menjadi sepi jika tidak ada dirinya” sambung Joshua kepada Adelbert yang kini menatapnya dengan penuh curiga, dan hal itu membuat Joshua membalas tatapannya dengan berucap, “what??” dan pertanyaan yang dilontarkan oleh Joshua membuat Adelbert tertawa dan menggelengkan kepalanya, “tidak, tidak … hahaha , oya … bagaimana dengan kemarin? Kau sudah pergi ke kantor polisi untuk melaporkannya bukan?” tanya Adelbert seraya meraih satu botol air mineral untuk kemudian ia teguk di sana hingga tak bersisa, dan pertanyaan yang dilontarkan oleh Adelbert saat itu lah yang membuat Joshua terdiam sesaat sebelum akhirnya ia pun menjawab pertanyaan itu dengan menggelengkan kepalanya dan membuat Adelbert bingung karenanya, “tidak jadi” jelas Joshua kepadanya, “apa maksudmu dengan kata tidak jadi itu??” timpal Adelbert kepadanya yang kini menghela napas dan kemudian berucap, “aku tidak bisa melakukannya, Delbert … tidakkah kau melihat pemberitaan pagi kemarin?? wanita yang diancam oleh laki-laki itu mati, dan kini anak itu dicari oleh lelaki kejam tersebut, dan aku tidak mungkin untuk bisa membiarkannya” jelas Joshua kepada Adelbert yang kini menghela napas dan menggelengkan kepalanya dan menanggapinya seraya berucap, “lapor polisi, Shua! Bukankah sudah kukatakan untuk melaporkannya kepada polisi??” tanya Adelbert dan hal itu membuat Joshua segera menggelengkan kepala, “Adelbert, satu hal yang harus kau ketahui, Polisi berada di pihaknya saat ini” jelas Joshua kepada Adelbert yang kini menghelakan napasnya dan kemudian kembali bertanya, “jadi, apakah kau membawa gadis itu dari sana?” tanya Adelbert, dan hal itu membuat Joshua menoleh ke kanan dan ke kiri lalu kemudian menganggukkan kepalanya untuk menjawab hal itu, “ya, tentu aku membawanya dari gudang bekas yang berada di ladang yang terpencil itu” jelasnya lagi kepada Adelbert yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian kembali membalas, “sekarang di mana gadis itu?” tanya Adelbert, dan hal itu membuat Joshua menghelakan napasnya dan kemudian berucap, “dia ada di apartemen ku” jawab Joshua, dianggukkannya kepala Adelbert untuk menanggapi hal itu,dan ia pun berucap, “apakah di sana akan aman?” tanya Adelbert, membuat Joshua segera mengangguk mengiakannya, “apartemen milikku adalah yang paling aman di kota ini, jadi kau tidak perlu khawatir dengannya” jelas Joshua, dan hal itu lagi-lagi diberi sebuah anggukan oleh Adelbert yang kini beranjak seraya menepuk sebanyak dua kali, bahu Joshua dengan berucap, “baiklah … aku sudah mengatakannya berulangkali kepadamu Shua, tapi jika itu memang pilihanmu dalam membantunya, aku tidak memiliki alasan yang lain selain mengatakan lakukan yang terbaik kepadamu” terang Adelbert yang membuat Joshua tersenyum dan menganggukkan kepalanya dan berucap, “okay, thanks Adelbert” ucapnya di sana, dan panggilan dari sang Photografer membuat mereka kembali menjalankan aktivitas mereka dalam pengambilan foto untuk sebuah majalah. … Semua terasa baik-baik saja, kala itu. Aku tidak akan pernah tahu apa yang terjadi selama aku menjalankan aktivitas ku di luar rumah dan merasa bahwa tidak ada yang janggal yang dilakukan oleh Sarah di apartemen ku. Aku hanya berprasangka bahwa dia akan menonton tv, menyalakan radio, memutar musik dengan cukup keras atau setidaknya memasak jika ia merasa lapar. Seperti anak di usia yang kesepuluh, aku tidak akan pernah berpikir bahwa dia akan melakukan sesuatu atau hal yang di luar dari ekspetasi ku. Karena dia hanyalah anak kecil yang berusia sepuluh tahun. Aku bahkan tidak tahu jika dia bertemu dengan Emely (nenekku) yang dengan sengaja tidak memberitahukan kedatangannya kepadaku terlebih dahulu. Dan hal itu membuat ku cukup terkejut ketika aku datang dan mendapati Emely tengah terdiam shock di dalam apartemen ku dan kemudian meninggalkanku tanpa kata-kata setelah aku baru saja menginjakkan kaki ke dalam apartemen. …  to be continue.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD