Chapter 23 : Berlatih

1283 Words
Malam berlalu dengan cepat, tenang, dan damai, tidak ada kejadian yang membuat jantung terasa hampir terlepas dari tempatnya. Di pagi hari yang cerah dengan sinar matahari yang tak terlalu panas, ditambah embusan angin segar masuk ke dalam paru-paru, membuat otak melupakan banyak hal buruk yang pernah terjadi, sehingga serasa hidup kembali. Bangun tidur, Vincenzo dan teman-temannya tidak langsung mengemas tenda mereka, melainkan melakukan pemanasan terlebih dahulu. Mereka memang masih memiliki sisa hewan buruan kemarin yang masih belum habis dipanggang, tetapi mereka berencana, setelah latihan sebentar, mereka akan berburu lagi untuk makan malam mereka, baru setelah itu mereka berencana untuk memulai perjalanan lagi. “Yosh!” Vincenzo berseru lantang di hadapan teman-temannya yang berjejer di hadapannya. “Sesuai dengan apa yang sudah kita putuskan! Sekarang kita akan berlatih, lalu berburu, makan siang dan melanjutkan perjalanan!” Sejenak, Vincenzo menjeda ucapannya dan melirik teman-temannya satu per satu. “Untuk latihan pertama, Keith dan Angel akan fokus melatih lingkaran sihir mereka, Edward dan Carina akan fokus pada menembakkan senapan, lalu aku akan melihat kalian terlebih dahulu, baru kemudian mengambil keputusan.” “Hm ... sepertinya menarik, aku akan mengikuti rencanamu ini.” Edward langsung setuju, sebab Vincenzo menurutnya sudah mengambil sebuah keputusan yang bagus. Bukan fokus pada meningkatkan kekuatan atau apa pun di hari pertama, melainkan melihat seberapa jauh batas kekuatan teman-temannya terlebih dahulu. Mendengar Edward sudah setuju, maka teman-teman Vincenzo yang lain pun ikut setuju, tidak membantah atau apa pun. Mereka pun segera berdiri dengan patner mereka masing-masing, siap melakukan apa pun yang Vincenzo suruh lakukan nantinya, untuk mengukur seberapa jauh kekuatan mereka sekarang. Oleh karena itu, Vincenzo pun sudah mempersiapkan dirinya menjadi seorang pengamat hari ini. “Baiklah, kita akan mulai dengan Keith dan Angel,” kata Vincenzo. Keith dan Angel segera mengambil jarak sekitar sepuluh meter, saling berhadapan, mengerti apa yang akan Vincenzo katakan pada mereka. “Kami siap, Vincenzo!” kata mereka berdua, serempak. Sebelum memulai latihan ini, Vincenzo terlebih dahulu melirik Edward. “Edward, giliran kau dan Carina setelah ini, bagaimana kalau kau ikut mengamati juga? Kurasa itu tidak akan memberatkanmu, kan?” “Baiklah, aku akan melakukan yang terbaik, Vincenzo.” Edward pun segera berdiri di sebelah Vincenzo, mengamati Keith dan Angel yang sudah bersiap di posisi mereka masing-masing. Melihat semuanya sudah sesuai dengan apa yang ia mau, Vincenzo pun mulai memberikan instruksi, “Angel, kau bentuklah sebuah pelindung terkuat yang kau punya.” “Baik!” Tanpa banyak bertanya lagi, Angel segera melakukan seperti yang dikatakan oleh Vincenzo. “Keith, persiapkan serangan api terbaikmu, lalu serang Angel dengan itu.” Nada Vincenzo menjadi lebih meyakinkan lagi. “Jangan menahan diri, aku akan melakukan apa pun yang aku bisa jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Apa kalian berdua siap?!” “Ya!” Keith dan Angel menjawab dengan serentak, pandangan mereka fokus ke depan, melakukan latihan ini dengan serius, sebab ini juga demi masa depan mereka, jadi kalau bermain-main, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Di sisi lain, Vincenzo percaya pada mereka berdua, sehingga tak perlu khawatir. “Mulai!” seru Vincenzo, lantang, sontak membuat Keith langsung meluncurkan serangan api terkuatnya yang berupa ratusan tombak dengan kecepatan tinggi, ke arah Angel yang melindungi dirinya dengan pelindung kuat. Meski benturan antara serangan Keith dan pelindung Angel menyebabkan banyak debu melayang di udara, Vincenzo dan Edward masih bisa menyimpulkan seberapa kokoh pelindung Angel dan seberapa kuat serangan Keith. Sekarang, pertanyaannya adalah, seberapa lama Keith dan Angel dapat bertahan dalam keadaan mereka sekarang. Lalu, apakah serangan Keith sanggup menghancurkan pelindung Angel atau tidak. Beberapa menit kemudian, Keith sudah tak sanggup lagi menyerang dengan serangan api terkuatnya. Tarikan napas pemuda itu mulai tidak beraturan, dan pandangannya menjadi sedikit berkunang-kunang. Itu karena serangannya ini jauh lebih kuat berkali-kali lipat dibandingkan serangan bola api yang dia gunakan di dalam labirin bawah tanah kemarin. “Ah ... aku sudah tidak sanggup lagi!” teriak Keith yang penuh keringat, kala kumpalan debu yang tadinya melayang di udara menutup penglihatan, mulai memudar terseret oleh embusan angin pelan. “Kerja bagus, Keith,” puji Vincenzo sembari tersenyum tipis. Ia sudah mengerti sekarang seberapa kuat serangan Keith dan seberapa lama Keith dapat bertahan kala menggunakan serangan itu secara terus menerus. Dari gumpalan debu yang mulai menghilang, tampak Angel yang juga kelelahan dan dengan napas yang tak beraturan juga. Gadis itu masih dapat berdiri dan pelindungnya rusak cukup parah oleh serangan Keith, tetapi pelindung itu masih belum hancur, sehingga dia tidak terluka. Hal ini pun membuat Vincenzo dan Edward yang mengamati latihan mereka tadi, tahu seberapa kuat pelindung yang Angel ciptakan dan seberapa lama pelindung itu dapat berfungsi sebagai pelindung. “Kalian berdua istirahatlah sebentar, lalu liat latihan Edward dan Carina nanti, kalau memang mau. Kalau kalian tidak mau juga bukan masalah!” Vincenzo pun segera memalingkan pandangannya pada Edward, tidak terlalu peduli dengan jawaban Keith dan Angel, yang ia yakin pasti hanya sebuah basa-basi yang tidak penting. “Bagaimana menurutmu, Edward?” Edward pun segera memikirkan semuanya, mulai dari seberapa kuat serangan Keith dan seberapa lama pelindung Angel dapat bertahan. “Sekarang aku masih belum dapat menyimpulkan, sebaiknya mana dari mereka yang fokus mengembangkan pelindung dan mana yang sebaiknya fokus pada p*********n. Dan juga, kalau soal menyerang, aku rasa aku dan Carina cukup mumpuni, jadi mungkin mereka hanya perlu fokus pada pelindung.” “Kau memang benar. Tapi, kalau situasi berubah menjadi seperti kemarin, kita membutuhkan lebih banyak penyerang dan cukup satu yang berperan sebagai pelindung. Aku sadar itu akan mengurangi tingkat keamanan kita dari serangan, tetapi kalau terlalu fokus pada bertahan dan membuat semuanya seperti berada di zona aman dengan dua pelindung, aku rasa tidak akan membuat perubahan besar bagi tim kita ini.” “Kau mungkin benar. Menjadi tim yang tidak seimbang memang memiliki beberapa keuntungan di awal, tetapi kita tidak tahu kedepannya akan seperti apa. Fokus pada menyerang, membiarkan satu yang menjadi benteng, mungkin itu akan menimbulkan kerusakan pada kerjasama tim, dan kehancuran karena tidak seimbang.” “Jadi maksudmu, kita lebih baik tetap menggunakan strategi biasa tanpa ada gebrakan sedikit pun, agar tidak menuju kehancuran?” Edward menggelengkan kepala. “Tidak juga. Aku hanya mengatakan kalau pengaturan tim yang kau katakan tidak akan bertahan lama, bukan berarti tidak memiliki kesempatan untuk digunakan.” “Maksudmu?” “Seperti yang kukatakan, kita akan menggunakan formasi itu di saat yang benar-benar tepat. Contohnya saja, membiarkan Angel fokus melatih pelindungnya, sedangkan Keith fokus dalam meningkatkan kekuatan serangannya. Jadi, ketika menghadapi lawan yang tidak begitu kuat, kita akan menggunakan formasi biasa, membiarkan Keith dan Angel mengatasi pelindung, dan aku, kau dan Carina akan menyerang. Tapi, ketika menghadapi sesuatu yang dirasa sangat kuat, kita akan mengubah strategi, seperti strategi yang kau pakai ketika terjebak dalam labirin bawah tanah kemarin. Sejauh ini, kau seharusnya mengerti, kan?” “Hm ....” Vincenzo memikirkannya sejenak. “Ya, aku paham sekarang. Namun, aku pikir kita juga bisa menggunakan strategi tidak seimbang itu untuk menghadapi lawan yang dirasa lemah, hanya untuk membuat semuanya jadi jauh lebih efisien saja.” “Aku juga berpikir begitu.” Edward pun berbalik dan mulai berjalan pergi untuk segera berlatih dengan Carina. “Sekarang saatnya untuk menunjukkan seberapa hebat kekuatanku padamu, Vincenzo. Haha!” “Tapi kau adalah orang yang ahli dalam strategi, jadi untuk latihan ini saja, aku ingin melihat kau menggunakan kekuatanmu tanpa memikirkan strategi apa pun, atau aku akan menghajarmu dengan pedang besarku!” Meski terdengar seperti bercanda, sebenarnya Vincenzo sedikit serius dengan apa yang dikatakannya. Kalau Edward sudah menggunakan strateginya sendiri untuk bertarung, maka sudah jelas Carina akan kalah darinya, tanpa ada bantahan lagi. Namun, kalau pun Edward menggunakan strategi dalam latihan ini, Vincenzo tetap dapat menyimpulkan kekuatan Edward tidak terbatas dan hanya fokus pada Carina serta seberapa lama tenaga Edward dapat bertahan. Setidaknya itu yang Vincenzo pikirkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD