Lain di mulut lain di hati. Itulah yang dirasakan Erika. Dibilang munafik juga tak masalah kalau menyangkut hati. Susah payah sampai bertahan dari gelutan hasrat beruang besar kesayangannya itu, nyatanya setelah hampir dua jam bercanda ria bersama kedua sahabatnya ditemani Yuli pikirannya malah tertuju pada Revan. Entah rasa rindu atau waspada karena Juwita semakin menggebu-gebu menarik perhatian Revan.
"Perjuangkan Revan, Ka. Bukan karena dia ganteng gua bilang gini. Tapi rumah tangga yang utuh butuh dua orang yang mengusahakannya bukan selalu mengharapkan satu pihak saja yang berusaha."
“Hem, gua setuju. Loe beruntung punya laki-laki yang cinta sama loe yang dingin, cuek, kadang juteknya kebangetan. Cowok kalau sudah cinta mati dia pasti akan perjuangin loe meskipun loe sudah pernah
