Tiga bulan setelah kelulusan. Langit Jakarta mendung, dan hujan turun pelan saat Keira memandangi jendela apartemennya dari lantai 18. Goresan air di kaca menyapu pemandangan kota yang tak lagi seindah dulu. Tangannya menggenggam sebuah brosur universitas ternama di Singapura. "Kamu udah daftar ke luar negeri?" suara Mama terdengar dari belakang. Keira hanya mengangguk. "Papa yang ngurus semua. Aku cuma... disuruh nurut." Mama hanya diam. Sejak Papa dan Mama pisah, Keira lebih sering menghabiskan waktu sendirian. Ia tak mengeluh, tapi hatinya diam-diam resah. Karena yang ada di benaknya bukan hanya soal kampus, tapi... tentang tiga sahabatnya. Icha, Naya, dan Wulan. Di sisi lain kota, Icha berlari-lari kecil menyeberang jalan, peluh menetes di dahinya. Ia baru pulang dari toko roti te

