Bab 1 Bertemu

1008 Words
Sita masih termenung di meja kerjanya. Meja yang sudah membersamainya selama 3 tahun ini. Yang selalu menjadi tempatnya berkeluh-kesah tentang hidupnya. Terutama tentang jantung hatinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30. Seharusnya dia sudah menjalankan sepeda motornya untuk pulang. Tapi teringat pesan sahabatnya, Fara. Sahabatnya ini mengajaknya bertemu hari ini jam 19.00 di kafe biasa. Sita selalu tidak bisa menolak ajakan sahabatnya itu. Tapi di sisi lain, dia hanya ingin merebahkan diri di rumahnya karena seharian ini tugasnya di kantor cukup melelahkan. Akhirnya, Sita memutuskan untuk melanjutkan kerjaannya dan kembali menyalakan komputernya. Tak terasa azan magrib berkumandang. Sita pun menunaikan kewajibannya terlebih dahulu. Setelah itu, barulah dia menyimpan hasil revisi projek yang baru selesai dia kerjakan lalu mematikan komputernya. Membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di kafe tempat dia akan bertemu dengan Fara. Sita melajukan sepeda motornya dengan santai karena waktu masih menunjukkan pukul 18.45. Sita yakin akan sampai tepat waktu ke kafe tersebut. Sampailah Sita di kafe tersebut. Dia mulai mencari sahabatnya. Matanya menyorot ke setiap meja yang ada di sana. Pandangannya bertemu dengan sahabatnya yang lain, Mira. Sita pun menghampiri Mira dan memeluknya. "Hai Mir. Udah lama?" tanya Sita. "Baru 10 menit kok, kamu apa kabar?" balas Mira. "Alhamdulillah aku baik Mir. Fara belum datang ya?" tanya Sita. "Dia bilang udah deket kok, kita tunggu aza ya, biasanya kan dia selalu telat kalo janjian," tambah Mira sambil tersenyum. Mereka melanjutkan obrolan sambil memesan minum. Tak lama kemudian, tiba-tiba saja Fara sudah berdiri di depan mereka berdua. Dan dia tidak sendirian. Di belakangnya telah berdiri Gege, Dafa, dan tentu saja Zidan Mubarak, lelaki yang selalu saja bersemayam di hatinya. Walaupun sudah 10 tahun, rasa itu masih tetap sama, Sita masih tetap mencintainya dalam diam. Mereka berlima adalah sahabat dari sejak sekolah dasar. Sita, Fara, Mira, Gege, Dafa, dan Zidan. Mereka mulai dekat saat kelas 5. Sering melakukan belajar bersama membuat mereka semakin dekat. Flash back on Hari itu, mereka berenam mulai melakukan kerja kelompok. Guru sudah membagi kelompoknya. Sita masuk dalam kelompok yang diketuai oleh Zidan, lalu ada Fara, Mira, Dafa, dan Gege. Hampir setiap hari mereka belajar bersama. Tak jarang, mereka juga melakukan video call untuk membereskan tugas yang belum selesai. Benih-benih cinta pun mulai muncul di antara Sita dan Zidan. Mungkin beberapa orang menganggap itu hanyalah cinta monyet biasa. Tapi tidak bagi Sita. Zidan adalah cinta pertama baginya. Sita mulai merasakan perasaan yang berbeda saat Zidan mulai memberinya perhatian yang berlebihan. Kata-kata cinta selalu Zidan dan Sita ucapkan di chat mereka. Bahkan Zidan berjanji akan membahagiakan Sita saat mereka dewasa nanti. Sita begitu bahagia saat itu. Tak ada yang bisa membuatnya bahagia selain Zidan. Begitu juga dengan Zidan, dia sangat menyayangi Sita. Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Chat yang Zidan kirim suatu hari dibaca oleh ayahnya Sita, Juna. Dan Juna menyayangkan kenapa anaknya bisa sampai menjalin kasih di usia dini. Juna tidak ingin Sita menjadi tidak fokus belajar karena masalah percintaan. Juna pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan Sita dan Zidan. Sita tak bisa melawan kehendak ayah dan juga ibunya, Jihan. Dia hanya bisa menangisi takdir yang tidak berpihak padanya. Dengan berat hati Sita memblokir nomor Zidan. Zidan yang tidak menerima keputusan Sita, merasa kesal dan marah di saat bersamaan. Tanpa penjelasan apa pun, Sita memblokir dan menjauhinya. Akhirnya dua anak manusia itu pun memendam amarahnya sendiri-sendiri dengan jalan yang berbeda. Sita menjadi anak yang pendiam dan dingin. Sedangkan Zidan, semakin menjadi-jadi. Dia mendekati beberapa anak perempuan. Zidan merasa, itu akan cocok sebagai bentuk pelampiasan amarahnya kepada Sita. Flash back off Sita dan Mira kaget melihat Fara datang bersama ketiganya. Akhirnya, Mira pun yang penasaran menanyakan langsung kepada Sita. "Kok kamu bisa barengan ama mereka Far?" tanya Mira. "Kebetulan mereka lagi liburan semester di sini, mereka bosan di Amerika terus," jawab Fara. Gege, Zidan, dan Dafa memang melanjutkan kuliah di Amerika. Mereka akan meneruskan bisnis keluarganya kelak. Ini baru tahun ketiga mereka di sana. Mungkin sekitar 2 tahun lagi mereka menyelesaikan kuliahnya dan kembali lagi ke Indonesia. Selama tiga tahun itu, mereka tidak pernah pulang ke Indonesia. Dengan alasan, banyak tugas dan projek yang harus mereka kerjakan. "Tumben bisa ke Indo, selama 3 tahun ini ke mana aza kalian?" tanya Mira. "Kami sibuk Mir, jadwal kuliah padat, belum lagi kami harus mulai belajar menangani berbagai projek di perusahaan keluarga kita masing-masing," jawab Dafa. Zidan dan Gege juga mengiyakan ucapan Dafa. Lalu Gege menambahkan, "Kalau aku ma Dafa mah emang sibuk dengan kuliah dan projek, nah kalo Zidan beda lagi, dia sibuk pacaran," tambahnya. Zidan pun hanya tersenyum dan tidak melakukan pembelaan. Sorot mata penuh kekecewaan terlihat di mata Sita. Semua tidak memperhatikan, kecuali Dafa. Dafa melihat masih ada luka di mata Sita saat melihat Zidan. Dafa hanya bisa diam tanpa melakukan ара-ара. "Baiklah, karena kita semua udah berkumpul, yuk kita langsung pesan aza, aku udah laper," Gege mengajak teman-temannya untuk memesan. Setelah semua memesan, mereka melanjutkan obrolan yang tertunda. Kebanyakan obrolan bercerita tentang perkuliahan. Sita hanya menyimak dan sekali-kali menjawab pertanyaan teman-temannya. Dia masih tak percaya bisa bertemu lagi dengan Zidan, cinta pertamanya, setelah sekian lama. Obrolan terhenti saat pesanan mereka sudah datang. Mereka makan dalam keheningan. Setelah selesai, mereka melanjutkan lagi obrolan yang tertunda. Sita lebih banyak diam dan itu tidak luput dari penglihatan Dafa. Dafa termasuk anak yang paling peka di antara mereka berenam. Karena merasa Sita sudah tidak nyaman karena adanya Zidan, Dafa pun mengajak Sita pulang. "Sepertinya sudah malam, mari kita pulang teman-teman. Kita masih bisa bertemu lagi besok. Kita di Indo cukup lama, dua minggu. Ayo Sita, aku antar pulang," ajak Dafa. "Aku bawa motor Daf," jawab Sita. "Motormu biar aku yang bawa Sita, besok pagi aku ke rumahmu, kita pergi bareng," Mira menjawab. "Ga apa-apa Mir? Ga ngerepotin kamu?" tanya Sita. "Ga kok, tenang aza," jawab Mira. "Duluan ya teman-teman," kata Dafa dan Sita bersamaan. Dafa dan Sita berlalu dari meja mereka dan menuju tempat parkir. Sedangkan Gege, Zidan, Fara, dan Mira masih tetap di kafe itu. Mereka pun mulai mencecar Zidan. "Kamu kangen ga sih ama Sita, Zi?" tanya Fara. "Kangen, tapi keliatannya Sita enggak," jawab Zidan sambil tertawa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD