Bab 2. Pertemuan Kedua

1006 Words
Masih tidak di sangkanya saat ini semua telah berjalan dengan baik, Naosi merasa seperti mendapatkan keberuntungan berlipat-lipat juga. Dan saat ini masih terus masih begitu tanpa memikirkan kejadian satu permasalahan itu. "Apakah ini benar? Kenapa Tuan Thanatos memang saat ini berjalan sampai begitu tanpa ada perjuangan." Naosi berkata kepada Reksa dan merasa ada perubahan juga. "Ini perintah, aku rasa ini untuk membantu adikmu agar mendapatkan semuanya perawatan dengan layak dari pada di rumah sakit ini." "Permis pak Reksa kenapa memanggil saya?" Aruna menghampiri mereka berdua. "Pesan dari Dokter untuk masalah kontrol pasien bernama Narnia untuk urus semuanya akan di pindahkan ke Klinik pribadi Dokter Thanatos dan saat ini semuanya akan di rawat oleh beliau." "Ooo begitu baiklah, akan saya urus semuanya dan akan di bawa apa saja. Pak Reksa kalau begitu saya permisi dulu." "Baiklah." Semua ini masih bisa saja membuat Naosi terus bersalah, dan tatapan mata gadis itu akan menjadi beberapa masalah terjadi. Salah satu yang membuat perubahan pada diri ini akan berjalan terus sampai mendapatkan tanpa menjadi tenang. Pertemuan Thanatos dengan Naosi itu membuatnya semakin menderita dan juga ada lagi harapan di sini telah mendalam satu terbuka juga. Thanatos langsung berusaha untuk tidak terlihat seperti orang yang linglung. "Tuan Muda, sudah di bereskan semuanya nanti pasien akan di bawa langsung ke ruangan yang di siapkan juga." "Baiklah, aku serahkan semuanya kepadamu saja buat mereka semuanya bisa terlindungi. Oo iya... dimana gadis itu?" Tanya Thanatos. "Akan saya panggil untuk ke dalam ruangan anda." Thanatos langsung menganggukkan kepalanya di sini bisa di lagi berkata-kata dan juga banyak sekali yang di harapkan demi keadilan diri ini menjadi satu sama lainnya lagi. Entah apa yang di pikirkan Tuan muda tersebut dan di dalam diri ini juga. Terdengar langkah kaki yang sangat kuat dan di sini masih terus berjalan demi kejadian satu sama lainnya, kalau sekarang telah menjadi beberapa kalau sebuah kekuatan. "Iya Tuan, ada apa memanggil saya?" "Bagaimana keadaan adikmu?" "Hm... aku rasa adikku semakin membaik dari sebelumnya, dan di sini telah menjadi kalau sekarang sudah tidak ada lagi memikirkan kejadian. Aku merasa itu sangat berlebihan tanpa di pungut biaya." Jelas Naosi yang merasa tidak enak hati yang sudah memikirkan kejadian yang sudah ada perlahan diri ini bisa di katakan juga. "Hm... jangan di pikirkan, untuk apa lagi membahas ini sudah aku lakukan demi keadaan diri ini. Sesaat ini telah bertahan kalau kekuatan memang membantu juga di sini telah bertahap."  "Tuan, mungkin aku di awal sudah salah jangan di pikirkan sudah bisa di katakan sebagai perjalanan sampai juga. Banyak sekali kalau perlahan di dalam keyakinan. Aku berharap jangan sampai anda ingin menyakiti adikku, biarkan aku saja anda sakiti."  "Maaf sebelumnya saya tidak memikirkan apa pun untuk menyakiti orang lain, di tambah lagi kau juga sudah menyakiti aku terlebih dulu dan banyak sehari begitu."  "Iya, justru dari itu saya merasa bersalah telah melakukan kejahatan kepada anda dan banyak sekali harapan di lakukan demi kejadian satu sama lainnya." Naosi akan berharap sampai bisa di lakukan jangan banyak berharap lebih telah mendalam juga. "Berulang kali aku katakan jangan mengatakan hal itu lagi dan di sini bisa saja kau terus merasa bersalah padahal aku sudah katakan semuanya bisa di lakukan demi kejadian satu perubahan nya." Thanatos sudah merasa kalau semakin menjadi perlahan telah menjadi tenang, wajah yang terlihat arrogant telah di nilai sangat buruk telah menjadi kekuatan tanpa ada beberapa semakin tenang. Tidak ada lagi rasa kesalnya terhadap Naosi entah apa yang harus di lakukan sekarang demi mendapatkan kebaikan diri juga. "Awalnya aku sudah merasa gadis itu akan menyakitiku akan lama, ternyata dia memiliki alasan semuanya bisa terjadi satu perubahan ini di dalam kehidupan berjalan dengan pasti saja jangan sampai ada lagi, Klan vampire akan mencari gadis ini dan membuat dirinya sangat sakit." Thanatos bergumam di dalam hati sambil memandang wajah Naosi yang sangat polos. "Tuan muda kenapa memandangi aku seperti itu, ada yang salah lagi dariku saat ini? Jika ada maafkan aku Tuan Muda." Naosi tertunduk dan dia merasa bersalah kembali dan saat ini telah banyak permasalahan di buatnya. "Ha... ngak, sekarang kau boleh pergi juga dari ruangan untuk urusan lainnya kau boleh bertanya kepada Reksa karena dia menentukan semuanya, kebutuhan adikmu akan dia penuhi atas perintahku juga." Thanatos menjawab dengan suara lantangnya itu kepada gadis malang ini. "Baiklah Tuan muda, sudah banyak sekali membantu kesembuhan adikku." "Jangan di pikirkan, aku tidak ingin mengingatkan hal itu karena begitu sangat canggung bagiku jika itu terjadi dan harapan di sini banyak sekali yang di lakukan, aku hanya ingin memberikan terbaik untuk pasienku." "Terima kasih Tuan, aku permisi dulu." Thanator menganggukkan kepalanya dan dia mengalihkan pandangannya kepada gadis tersebut agar tak ada lagi rasa bersalah yang datang jika semuanya sudah terjadi di hari kemarin. "Hah... aku seperti tak ada kemajuan hidup, kalau sekarang memang juga merasa kenapa selalu bersikap baik padahal mereka telah mengatakan keburukanku dengan wajah arrogant ini." Tuan Muda ini selalu saja mengeluh dengan apa yang terjadi. Tookk... Tookkk... Lamunan Thanatos terhenti saat mendengarkan ketukan pintu dengan keras. "Tuan muda, permisi kenapa anda sudah berbicara kepada gadis itu?" "Sudah semuanya, sekarang kau harus bisa membantu gadis itu jangan sampai Klan Vampire mencium keberadaan dia di sini, siapkan segalanya. Ingat, aku sudah berusaha mendamaikan hidupku dari mereka yang tak menyukai aku."  "Baik Tuan, semuanya sudah aman pengawal akan menjaga semua sudut Istana telah ada penjagaan. Tuan, jangan khawatir semuanya sudah ada penyadap suara apa lagi bau dari manusia selain penghuni istana ini."  Reksa menjelaskan semuanya agar Thanatos tidak mencemaskan keadaan Naosi yang sudah mendapatkan beberapa masalah setelah berurusan dengan Tuan muda tersebut. "Narnia, gimana kamu sudah merasa enakan? Kakak khawatir dengan kamu." Naosi menggenggam tangan adiknya dengan hangat. "Kak jangan khawatir aku akan sembuh karena dokter itu sudah baik kepadaku, ternyata dokter itu baik di tambah lagi dia sangat tampan." "Ih... adik ini bisa aja, nanti dokternya dengar loh..." "Biarin hehee... memang dokternya tampan." Di dalam hati Noasi berkata Tuan muda tersebut selalu bersikap beda dengan anak kecil, saat berbicara kepadaku semuanya tidak terlihat baik. "Iya dokternya baik sama kamu, jadi banyak terima kasih sama dokternya ya. Karena dia sudah banyak membantu kamu." 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD