Bagian 2 : Janda Famous

1115 Words
Sebelum menikah dengan Ramirez si CEO PT. Aman Sejahtera, ternyata Yurina sudah menjadi seorang pewaris perusahaan besar bernama Cleopatra Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan, pariwisata, proyek perumahan, transportasi dan supemarket. Saat ini ia adalah pengusaha terkaya se-Asia Tenggara. Ia telah bercerai dengan Ramirez karena dituduh mandul dan tiba-tiba diajak cerai. Tak menerima kata 'ampun', 'maaf', hampura, 'mianhae', dan 'sorry dorry' yang beribu kali diucapkan Ramirez, Yurina dengan bulat menceraikan Ramirez meskipun Ramirez bersikukuh kekeuh mencabut ceplosannya tentang perceraian. Jandanya Yurina menjadi trending topic di dunia maya dan dunia nyata. Hingga lahirlah sebuah hastag '#Jasko' yang tiba-tiba saja menjadi most popular hastag dan trending topic di dunia maya. Pencipta kata 'Jasko' adalah seorang mantan Jodih (Jomblo Sedih) bermama Tohir. Tohir sendiri menyebut Jasko untuk seorang janda seksi konglomerat yang kini ia nikahi. Arti dari Jasko adalah 'janda seksi konglomerat', sesuai dengan Yurina yang seksi dan konglomerat. Kepopulerannya juga disebabkan oleh majalah dunia yang menobatkan Yurina sebagai pengusaha tercantik se-Asia saat ini. Trending topic Jasko juga menarik perhatian para artis mancanegara. -Hurray! Now, Yurina is the Widow! Please marry me, My Pretty Jasko! -Zain Balik Yurina the Jasko is amazing -Chris Evang Jasko is awesome. Love U Yurina :* -Bruce Wells I want to meet You, Yurina! -Justin Brebes Yurina the Jasko is pretty angle maybe? -Lee Min Hehe I will sing for u :* -EXO Suhe Lets make a love song for the Jasko ;) -One Direcrut Dan masih banyak lagi. Semua orang pun tahu tentang Jasko lewat ponsel pintar mereka. Kecuali Rein yang layar ponselnya saja masih seukuran biskuit kotak yang dijual lima ratusan di warung. Tak ada kamera, tak ada MP3 player, pokoknya super ngenes dan 'ngarumas' (dalam bahasa Sunda, artinya terpuruk). Dialah satu-satunya manusia yang belum tahu tentang Yurina. Apa yang dilakukan Rein sekarang? Dia sedang mengantri dengan satpam baru lainnya untuk mendapatkan area tugas di perusahaan yang dipilihkan oleh pihak yayasan. Mereka diabsen satu-persatu untuk menghadap ke kantor dan mendapatkan area tugas mereka. "Jaja Sudrajat!" "Selamet Sukur!" "Rendy Martir!" "Joe Metalsluk!" Dua jam kemudian, barulah "Rein Neyo!" Rein yang terantuk-antuk di bangku antrian langsung melek dan segera berlari ke kantor. "Rein Neyo! Duduk!" seru seorang komandan satpam di belakang mejanya. Rein yang baru saja berdiri dari bangku antrian kembali duduk. "Maksudnya duduk di kursi depan saya, Onta!" Seru Komandan. "Ah, maaf, saya dehidrasi," jawab Rein seraya segera duduk di kursi seberang Komandan. "Rein Neyo, kamu ditugaskan diiii ...." Komandan membolak-balik buku lebar yang ada didepannya, mencari nama Rein dan nama perusahaan pada diagram yang mencantumkan ratusan nama satpam dan tempatnya bertugas. "Nah, selamat, kamu ditugaskan di ...." Rein menahan nafas. Jantungnya berdegup kencang seolah meneriakan setiap detik si Komandan buat acara penantian yang menegangkan dengan menggantung perkataannya. Seperti acara kontes yang hendak menyebutkan kontestan yang lolos dan didiskualifikasi. "Kamu ditempatkan di ...." Jantung Rein semakin cepat berdetak. "Di ...." Rein mengatupkan rahangnya. Wajahnya tegang. "Kamu di tempatkan di .... Setelah pariwara berikut ini! Tetap di kantor!" kata Komandan sembari bangkit dari kursinya. Rein melongo. "Pak! Kenapa? Nunggu poling SMS dulu?" "Bukan. Saya mau ke WC dulu. Panggilan alam." Rein menelungkupkan wajahnya di meja dengan frustasi. *** Rumah mewah itu terletak di pusat kota. Rumah tinggi dengan arsitektur bergaya Jawa Barat yang indah dan cantik. Seperti pemiliknya. Tubuhnya yang indah dan wajahnya yang super cantik adalah perpaduan terspektakuler tingkat Dewi. Maksudnya apa nih? Entahlah. Yang pasti, si pemilik tampak sudah bersiap pergi ke perusahaan pusat miliknya. Yurina berjalan menuju tangga yang menurun begitu panjang. Bahkan panjangnya melebihi tangga tertinggi di permainan 'Ular Tangga'. Namun ternyata ia tidak melewatinya. Ia masuk ke dalam lift yang berada tak jauh dari situ. Ditekannya tombol lantai dasar. Dalam hitungan detik, pintu lift terbuka dan menghantarkannya ke lantai dasar. Para pembantunya yang berseragam rapi menyambutnya seraya kompak menyapa, "Selamat pagi, Nyonya!" "Pagi semua." jawab Yurina seraya tersenyum. Ia meneruskan langkahnya menuju meja makan. Di atas meja makan, tersedia hidangan sarapan ala orang kaya yang masih hangat, yakni nasi goreng kambing lengkap dengan lalapnya, teh manis, dan buah-buahan segar. "Silahkan, Nyonya." kata seorang juru masak bernama Gwen. "Terimakasih, Gwen." "Terimakasih kembali, Nyonya." Sebelum makan, Yurina berdoa terlebih dahulu, kemudian makan dengan apik dan anggun. Menikmati dan meresapi setiap sendok nasi gorengnya. Setelah selesai sarapan, Yurina menyelendangkan tas dan meraih kunci mobilnya. Di ruang tamu, terlihat kedua orang tuanya, Munir dan Wiwin, yang sedang berbincang dengan tamu keluarga kebangsaan Korea, mereka terdiri dari seorang pria tampan yang didampingi kedua orang tuanya. Pria itu dan ayahnya tampak rapi dengan jas berdasi. Sedangkan ibunya mengenakan gaun hitam yang mewah. "Yurina! Sini dulu, Nak!" Wiwin menghampiri Yurina dan menggandengnya menghampiri keluarga pria tampan itu. Keluarga pria itu berdiri dan tersenyum pada Yurina. "Tunggu sebentar! Anda Mister Choi pemilik perusahaan handphone Samsul Galaksih, kan?" tanya Yurina antusias pada ayah si pria tampan. "Benar!" jawab Choi seraya menyalami Yurina. "Dan kenalkan anak saya yang tampan ini, namanya Jungkook. Dia personil boyband di Korea," Choi memperkenalkan anaknya. Jungkook tersenyum lalu menyalami Yurina. "Anyeong haseyo!" Yurina mengangguk. "Wilujeng sumping." Keluarga Korea itu mengkerutkan dahi tak mengerti. Munir terkekeh. "Itu adalah bahasa Sunda. Artinya 'Selamat Datang'." Choi beserta anak dan istrinya mengangguk seraya tertawa. Yurina lalu menyalami istri Choi. "Nama saya Hyuna Hyojung, panggil saja Merry." Yurina menekuk alis heran lalu memaksakan senyum. "Hai, Bu Merry. Salam kenal." Setelah berkenalan, mereka kembali duduk. Yurina duduk di antara Munir dan Wiwin. "Mungkin langsung saja. Yurina, maksud kedatangan kami kemari, ingin melamarmu." kata Choi to the point only. Kedua mata Yurina membelalak. "Apa?" "Ya. Kami ingin menjodohkanmu dengan Jungkook," terang Choi. Yurina menengok kedua orang tuanya bergantian. Ia lalu mengajak ayahnya berdiri dan menggandengnya menjauh dari ruang tamu. "Papah! Ini sudah perjodohan yang ketiga puluh dua setelah perceraianku dengan Mas Ramirez. Tolonglah, Pah! Biarkan aku mencari calon suamiku sendiri!" bisik Yurina. "Tapi yang datang melamarmu dari kalangan konglomerat dan bangsawan semua. Artis juga ada. Sangat disayangkan kalau Papa dan Mama main tolak begitu aja tanpa memperlihatkan mereka padamu," jawab Munir juga dengan berbisik. "Aku tau, Pah! Tapi... Tolonglah! Yuri mau rehat featuring hiatus dulu dari pernikahan! Berilah Yuri waktu! Yuri mau senang-senang dulu setelah syok mengalami pernikahan dengan si Ramirez kucluk itu! Kan pernikahan aku dan dia hasil dijodohin oleh Papa dan Mama, kan? Tapi lihatlah! Status yang selama ini tak mau kusandang malah terjadi! Aku janda sekarang!" papar Yurina panjang. Munir tertegun. "Maafkan Mama, Nak!" "Memangnya Papa gak mau minta maaf!?" semprot Yurina kesal. "Iya Papa juga." Yurina mengerling kesal. Bisa-bisanya ayahnya itu bercanda disaat perbincangan melow seperti ini. "Jadi perjodohan dengan anaknya Mister Choi begimana?" tanya Munir. "Bilang saja aku belum mau menikah." "Tapi dia juragan hape, lho!" "Bodo amat! Mau juragan empang juga Yurina gak mau!" "Anaknya Boyband Korea!" "Seterah mau Boyband India juga kagak mau!" timpal Yurina. Ia segera berjalan cepat melewati ruang tamu. "Yurina! Mau kemana, Nak??" tanya Wiwin. "Mau ke kantor! Udah mau telambat! Assalamu'alaikum!!!" *** "Jadi ... Saya ditempatkan dimana, Pak?" tanya Rein pada komandan resenya itu. "Oke. Kamu... Ditempatkan di ...," Si Komandan segera menyetel suara detak jantung dari ponselnya. Rein mendesah kesal. "Kamu ditempatkan di diskotik dekat jalan Asia-Afrika. Asik lho banyak icikiwir-nya." jawab Komandan seraya nyengir. Rein melongo. "Hah??" *** Kapan ketemu si tante? Bersambung :)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD