Bab 2 Kamu hanya akan menjadi baby sitter bukan istri jika menikah dengannya

1049 Words
“Mama nggak setuju, mama nggak rela kamu menikah dengan anak nakal itu, Man. Kamu nggak tahu sebandel apa anak itu. Kamu tahu, nggak, alasan kenapa kakeknya ingin dia menikah dengan kamu? Dia berharap kamu bisa menjinakkan kenakalannya. Kamu ini mau dijadikan baby sitter, bukan jadi istri!” raung Selena pada Amanda saat anak gadisnya setuju atas perjodohan dengan Damar Diko Dimejo. Amanda membiarkan sang ibu menumpahkan emosinya. Dia bisa memahami kekhawatiran sang ibu terkait perjodohan ini. Seorang ibu tentu tidak akan rela membiarkan anak gadisnya menikah dengan laki-laki yang dikenal kurang baik, apalagi Damar Diko ini juga terkenal bandel dan suka membangkang. “Mama lupa aku siapa?” tanya Amanda dengan nada tenang. “Ini pernikahan, Man. Bukan permainan yang bisa kita sudahi begitu saja kalau tidak suka. Menikah itu membawa hukum agama dan negara. Kamu nggak bisa menganggap ini main-main.” “Manda serius, kok.” “Masa depan kamu masih panjang, Man. Kalau kamu menikah dengan anak badung itu, masa depanmu akan suram. Dia masih terlalu muda juga. Kakek Waluyo terlalu mengada-ada. Menikahkan cucunya di usia yang masih bau kencur.” Selena terus mengoceh dari a sampai z, semua tentang Damar Diko dia komentari. Rasa tidak suka Selena pada Damar Diko bisa dibilang berada di level akut. “Amanda kita cantik, baik dan cerdas. Itulah pertimbangan kakek Waluyo ingin menjodohkan cucunya dengan anak kita,” ucap Adam pelan. ‘Kamu setuju dengan usul kakek Waluyo karena dia menjanjikan dana yang besar sama Papa, kan? Apa Papa tega menjual anak kita demi keuntungan Papa sendiri?” geram Selena pada sang suami. Adam sadar dia salah, karena itu dia tidak bisa menjawab pertanyaan Selena. Dia juga sadar diri seperti menggadaikan Amanda demi sejumlah uang untuk kepentingan bisnis. “Ma ... Manda kenal baik, kok, sama Io. Dia anak yang baik dan cerdas. Dia sedikit bandel hanya karena mencari perhatian dari kakek Waluyo.” “Tidak perlu membohongi Mama! Mama tahu dengan jelas lingkaran pergaulan kamu, mau di dunia nyata atau di dunia maya. Sekalipun kamu tidak pernah bertegur sapa dengannya. Jangan coba-coba membodohi Mama!” raung Selena. Tentu saja Selena tahu semua tentang putrinya, dia sangat ketat dalam menjaga Amanda. Karena itulah dia juga tahu tentang Roisa, Airin dan Maureen. Juga tentang Wisnu yang sering mengejar Amanda tanpa putus asa. Jika Selena boleh memberi usul, dia lebih suka Amanda menikah dengan Wisnu daripada dengan Damar Diko yang bandel. Wisnu mungkin dari kalangan keluarga biasa, tapi attitude-nya bagus. Dia juga pekerja keras dan rajin. Masalah harta bisa dicari tapi hati tak mudah diubah. Jika hati sudah busuk, maka busuklah semua yang ada dalam dirinya. “Amanda tahu apa yang Amanda lakukan, Ma. Sebenarnya, setelah melihat Roisa dan Om Sam, Manda juga ingin nikah muda. Apalagi dengan Damar Diko yang usianya lebih muda dari Manda, pasti asik kalau Manda bisa pamer ke Roisa kalau usia suami Manda lebih muda dari Manda.” Selena menatap putrinya yang tersenyum manis padanya, bagaimana mungkin dia tidak tahu kalau Amanda sedang mencoba membujuknya. Amanda memang gadis yang sangat baik, dia rela menerima perjodohan ini pasti demi sang ayah. Selena menahan air mata yang sudah menggantung di ujung matanya. Dia lantas menatap sang suami dengan tajam seolah berkata, ‘lihatlah apa yang sudah kamu lakukan pada anak kita!’ Selena memalingkan wajah dan bicara lirih, “kalau kamu mau menikah ya sudah, menikah saja. Suatu hari nanti kamu tidak diijinkan menyesal dengan pilihan yang sudah kamu ambil!” Amanda tersenyum manis kemudian memeluk Selena. Dia menciumi pipi ibunya dengan senang. Perlakuan Amanda justru membuat Selena semakin sedih. Merasa bersalah pada Amanda karena sudah menjegal masa mudanya. Adam sendiri tidak tahu apakah dia senang atau sedih. Pikirannya terasa ringan mengingat dana yang akan dikucurkan oleh keluarga Waluyo Suryo Dimejo. Namun, hatinya merasa sedih dengan putrinya yang akan menikah dengan Damar Diko. Adam bukannya tidak tahu senakal apa Damar Diko itu. Anak itu sering terlibat tawuran saat masih di bangku SMA, kerap gonta-ganti pacar, membangkang pada sang kakek dan nilai mata pelajarannya hancur. Anak itu juga kerap membolos, baik saat masih di SMA atau pun sekarang saat masa kuliah. “Manda, kamu tidak perlu memaksakan diri. Papa akan bilang pada kakek Waluyo kalau papa menolak perjodohan ini,” ucap Adam. Pada akhirnya, hati kecilnya tidak tega melepas putrinya dengan Damar Diko. “Kenapa baru sekarang Papa berpikir seperti itu? Kenapa tidak sejak awal saja Papa menolaknya. Apa sekarang Papa pikir Manda kita akan bersedia mundur?” ucap Selena dengan nada tinggi. Dia masih marah pada sang suami perihal perjodohan ini. Jika ingin kucuran dana, maka keluarga Wibisana bisa memberikannya dengan mudah. Masalahnya Adam keras kepala dan menolak bantuan dari keluarga Wibisana dalam bentuk apapun. Harga dirinya merasa terluka jika sampai menerima bantuan dari keluarga Wibisana. “Ma ... sudah-sudah. Amanda baik-baik aja, kok. Amanda serius saat bilang kalau Manda berteman baik dengan Damar Diko.” “Mama pasti sudah berbuat baik di masa lalu sampai mama mendapat anugerah memiliki anak sebaik kamu, Nak. Mama sayang sama kamu,” ucap Selena. Ia lantas kembali memeluk putrinya. Rasanya baru kemarin Selena melahirkan Amanda, tapi sekarang dia sudah besar dan sudah mau menikah. Waktu terlalu cepat berlalu. Amanda tersenyum kecut dengan kenyataan hari ini. Sepertinya ucapan Roisa sangat ampuh, baru tadi siang mereka membahas ini dan sekarang Amanda benar-benar akan menikah. Sungguh, ucapan itu adalah doa. Kita benar-benar harus menjaga ucapan kita. *** Acara malam pertunangan Damar Diko Dimejo dan Amanda Wibisana digelar satu minggu setelah Adam Maliki menyetujui rencana perjodohan yang diusulkan oleh kakek Waluyo Suryo Dimejo. Adam dan Selena sengaja memberitahu kakek Joaquin dan nenek Widya mendadak. Jika mereka tahu lebih cepat tentu mereka pasti akan menolak rencana pernikahan cucu perempuan kesayangan mereka. Apalagi saat Sam tahu acara pertunangan keponakan tersayangnya. “Ini terlalu mendadak,” ucap Sam geram. Dia memiliki firasat ada yang disembunyikan dari pertunangan mendadak Amanda dan Damar Diko. Jika bukan karena Roisa yang menenangkannya, Sam pasti sudah menyeret kakak iparnya untuk menjelaskan secara terperinci. Nalurinya tidak bisa dibohongi. Terlebih saat Sam melihat gaya calon suami dari Amanda dan caranya yang berjalan dengan sombong. “Apa dia yang ingin dijodohkan denganku? Lumayan cantik, kau juga terlihat lucu, sangat manis,” tanya Damar Diko dengan nada santai dan pandangan mata yang tertuju pada Roisa. Seketika darah di dalam tubuh Sam mendidih. Pemuda ini seakan sengaja menantangnya. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD