“Kamu gugup?” Wanita di samping Clair mencoba mencairkan suasana di tengah keheningan yang menyelimuti mereka. Di balik pintu yang akan Clair lewati, keduanya berdiri menunggu. Menunggu aba-aba dan isyarat oleh siapapun staaf acara yang ditugaskan untuk membiarkan Clair masuk ke dalam ruangan itu dan berjalan menuju altar di mana Daren sudah menunggunya di sana. Dan wanita itu, wanita yang bersama Clair di sana itu tidak lain adalah Luna—ibunya yang tentu pulang ke tanah air khusus untuk menghadiri upacara pernikahan putrinya. “Waktu Mama ada di posisi kamu, Mama juga gugup, Clair. Gimanapun pernikahan Mama dilihat saat itu, sama seperti kamu sekarang yang bisa dibilang hasil dari perjodohan tanpa ada rasa suka satu sama lain saat itu, yang namanya menikah dan berjanji di depan Tuhan it

