Clair menarik napasnya panjang, bahkan hingga memejamkan matanya saking berusaha menahan untuk tidak meluapkan rasa kesalnya. Percuma, meluapkannya di saat pria itu bilang sudah mengatur semuanya jelas hanya akan menjadi percuma, kan? Dan Clair tidak ingin membuang waktunya percuma untuk itu, akan lebih baik untuk menyimpan banyak-banyak energinya dibanding membuangnya seperti ini, kan?
“Okay, fine.” Clair mengangguk akhirnya, kembali menatap Daren dengan tatapan yang lebih santai dibanding sebelumnya. “Gue akan ngikutin rencana yang lo udah bikin, cuma please. Please biar gue minta satu hal, oke? Buat konsep pernikahan yang lo udah pilih, biar gue lihat dulu, kalau memang itu nggak buruk-buruk banget, gue akan ikutin lo, tapi kalau memang ada yang bisa diganti dengan yang lebih baik, lo
