Chapter Nineteen : The Determination

1685 Words
 (Master Big hit VS Azter)  Pertarungan semakin memanas antara Master Big hit, sang pemilik tehnik tenaga dalam yang dapat meningkatkan kekuatan serta ketahanan tubuhnya, melawan Azter yang memiliki pedang Dark paralyze, atau pedang hitam yang bisa bercabang dan menghasilkan duri-duri besar, selain itu bagi siapa saja yang terkena sayatan dari pedang tersebut, maka bagian tubuh orang itu pasti akan mengalami kelumpuhan, namun dikarenakan tehnik tenaga dalam yang dimilikiboleh Master Big hit, maka sang Master jadi kebal terhadap sayatan dari pedang tersebut. Namun tetap saja Azter menemukan cara untuk bisa membuat Master Big hit kesulitan. Dengan kumpulan duri runcing yang menekan tubuh Master big hit dari kedua sisi, yakni dari depan dan belakang, hal itu menyebabkan sang Master jadi sesak nafas dan kesulitan untuk bisa bertahan.  Kemudian Azter mulai berbicara, “Walaupun tubuhmu itu keras sekali, tetapi aku bisa mengalahkanmu dengan cara lain ... Jika d**a serta punggungmu ditekan, kau pasti akan kesulitan untuk bernafas, sehingga nantinya kau pasti akan pingsan. Heheheh.” Ucap Azter.  Lalu Master Big hit memegangi duri-duri yang sedang menekan dadanya itu, sambil berusaha untuk menjauhkan duri-duri tersebut, dia terlihat sangat kesulitan untuk bisa melepaskan diri dari himpitan mematikan itu. Seluruh penonton di tribun juga terlihat cemas menyaksikan idola mereka sedang menghadapi bahaya, karena sulit bagi Master Big hit untuk memberikan serangan, ketika dirinya harus fokus mempertahankan jurus pengerasan tubuh, supaya duri-duri tersebut tidak dapat menembus kulitnya.  Lalu Azter mendengar Master Big hit mengucapkan sesuatu di tengah-tengah kesulitan yang sedang dihadapinya. “Hmmm ... Mau bagaimana lagi. Aku terpaksa harus menggunakannya.” Ucap Master Big hit.  Kemudian, aura kemarahan mulai terpancar dari tubuh Master Big hit, seakan menegaskan bahwa kini kekuatan serta ketahanan tubuh sang Master semakin meningkat secara drastis. Master Big hit menggeram seperti sedang menahan sesuatu, Karena sebuah ledakan yang cukup berbahaya akan terjadi jika dia tidak bisa menahan luapan kekuatan yang begitu besar dari dalam tubuhnya. Saat ini, sang Master sedang menggunakan jurus penghancur batasan tubuh. Sedangkan Azter yang melihat hal itu hanya terperangah saja dan tidak bisa berbuat lebih.  Master Big hit kini sudah dalam kondisi yang siap. Dia sudah tidak terlihat sedang kesulitan lagi, walaupun tubuhnya sedang menerima himpitan dari duri-duri yang menancap pada punggung serta dadanya. Kemudian Master Big hit Seger mengayunkan kedua tangannya, sambil memutar tubuhnya seperti angin puyuh, dia menghantam benda yang berada di sekitar tubuhnya dengan begitu keras. Sehingga seketika itu juga, duri-duri yang menghimpit tubuhnya langsung hancur berantakan, dan berhamburan seperti serpihan kaca.  Azter terbelalak karena kaget melihat hal itu, dia sedang menyaksikan seseorang yang bisa menahan dan menghancurkan duri pelumpuh miliknya dengan begitu mudah, dan dia juga tak menyangka bahwa Master Big hit ternyata dapat menggunakan jurus penghancur batasan tubuh secara leluasa. Azter jadi begitu terkesima karena dia telah memastikan bahwa saat ini dirinya memang sedang menghadapi sang Master sejati dari tehnik tenaga dalam.  Lalu setelah Master Big hit berhasil meloloskan diri dari himpitan duri-duri tersebut, kini sang Master sudah dalam posisi berdiri tegak kembali, dan sambil berjalan dia pun berkata, “Persiapkanlah dirimu.” Ucapan singkat dari Master Big hit itu membuat seisi Stadion jadi bergidik.  Setelah Azter melihat serpihan dari duri-duri miliknya, yang berhamburan di sekitar kaki Master Big hit, maka Azter segera melancarkan serangan yang lain. Duri-duri runcing dengan ukuran yang lebih besar, mulai menyeruak dalam jumlah yang banyak, menuju ke arah sang Master. Namun sambil berjalan dengan santai, Master Big hit mampu menepis serta meninju duri-duri tersebut satu-persatu hingga patah dan hancur seketika, seperti sedang membabat dedaunan lebat yang menghalangi jalannya di tengah hutan.  Azter mulai terlihat gentar sambil memperhatikan sosok sang Master yang sedang berjalan menuju ke arahnya tersebut, Master Big hit tak henti-hentinya menghancurkan semua duri yang Azter kirim untuk menusuk tubuhnya. Tangan Azter yang sedang memegangi kedua senjatanya, mulai gemetaran, dan keringat mulai bercucuran di wajahnya.  “Ka- kau sedang menggunakan jurus penghancur batasan tubuh kan? ... Tapi kenapa kau tidak dalam kondisi mengamuk? Kenapa kau bisa terlihat sesantai itu?!!” Teriak Azter.  “Aku dipanggil Master bukanlah tanpa alasan.” Ucap Master Big hit dengan singkat.  “Kau bisa mengendalikan jurus penghancur batasan tubuh dengan sempurna ... Kau memang orang hebat.” Azter memuji Master Big hit, yang jaraknya sudah semakin dekat dengan dirinya.  “Tidak ... Masih banyak orang-orang yang lebih hebat dariku.” Ucap Master Big hit yang sudah tepat berada di hadapan Azter, yang sedang berjongkok sambil mendongakan wajahnya ke atas.  Lalu tanpa banyak basa-basi lagi, Master big hit langsung saja meninju dagu Azter dengan sangat keras, sehingga tubuh Azter langsung terbang ke atas udara, meninggalkan kedua pedangnya yang masih menancap di lantai. Semua orang yang menyaksikan hal itu, terbelalak dan tidak mengedipkan matanya sama sekali, termasuk Dragon. Sebuah pukulan mematikan telah berhasil diberikan kepada Azter.  Ketika sedang melayang di atas udara, waktu seakan-akan terhenti bagi Azter. Dia berbicara di dalam benaknya, (“Te- ternyata, tingkatannya lebih tinggi dari yang bisa kubayangkan. Ketika dia melawan si pemukul besi itu, satu tangannya dapat memberikan pukulan keras, sedangkan tangan yang satunya lagi, masih bisa menahan tindihan dari pemukul besi yang sangat berat. Dia menahan sekaligus menyerang dengan kekuatan tinggi. Saat itu, dia sedang menggunakan tehnik penghancur batasan tubuh, dia benar-benar pantas disebut sebagai Master. Seharusnya aku sudah menyadarinya sejak saat itu, bahwa aku tidak memiliki kesempatan untuk bisa mengalahkannya ... Heheh, aku benar-benar bodoh.”)  Kemudian, Master Big hit segera meloncat ke atas dengan kekuatan penuh, sehingga kini dirinya sudah berada di posisi yang sama seperti Azter di atas udara. Lalu dengan menyatukan dan mengepalkan kedua tangannya, sang Master memukul tubuh Azter ke bawah, sehingga tubuh Azter langsung melesat dan meluncur menuju ke lantai, kemudian menghantam permukaan lantai tersebut sampai hancur berhamburan.  “Kakaak !!!” Teriak Ajora.  Seluruh penonton yang ada di tribun sangat terkejut ketika menyaksikan benturan yang cukup keras itu, yang sampai menyebabkan lantai arena pertandingan itu jadi porak poranda, bahkan beberapa penonton sampai ada yang berdiri dari kursinya Saking kagetnya. Lalu setelah itu, mereka semua bersorak dengan penuh antusias, atas hal mengejutkan yang baru saja terjadi.  Setelah menerima serangan mematikan itu, tubuh Azter yang sudah terkapar di tanah, terlihat babak belur serta dipenuhi banyak luka lebam, dengan keadaan terkapar di tengah-tengah puing-puing lantai yang telah hancur. Azter sudah tidak punya cukup tenaga lagi untuk bisa berdiri, bahkan untuk hanya sekedar menggerakan jari tangannya, dia sudah mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya untuk menahan serangan dari Master Big hit barusan. Jika manusia biasa, pasti akan langsung mati setelah menerima serangan seperti itu. Lalu setelah beberapa saat kemudian, akhirnya Azter memejamkan mata dan tak sadarkan diri.  Saat Master Big hit telah kembali mendarat di lantai, maka sang Wasit segera menyatakan Sang Master sebagai pemenangnya. Tentu saja hal itu membuat seisi Stadion langsung bergemuruh karena senang atas kemenangan yang telah diraih oleh sang Master tersebut. Begitupun juga dengan Rhogi yang terlihat sedang tersenyum di tribun penonton. Dia merasa sangat bangga karena sudah menyaksikan pertarungan gurunya yang telah berakhir dengan hasil kemenangan. Sedangkan kekalahan yang diterima oleh Azter, juga membuat kebanyakan orang bersorak gembira, karena salah satu Kesatria resmi dari Kerajaan Gold one, kini telah gugur.  Sementara itu, Dragon yang telah menyaksikan pertarungan tersebut dari awal hingga akhir, sempat terdiam sejenak karena terpukau. Lalu dia berkata. “Gill, orang yang akan menjadi lawanmu selanjutnya itu ... benar-benar punya kekuatan yang gila.” Ucap Dragon kepada dirinya sendiri.  Master Big hit terlihat menghampiri tubuh Azter yang sedang tergeletak tak berdaya tertutupi oleh serpihan lantai. Lalu dia berbicara, “Pertarungan yang cukup mengesankan ... Sebagai seorang pembantai, mungkin kau adalah ahlinya, tapi dalam urusan pertarungan satu lawan satu seperti yang telah kita lakukan tadi, mungkin kau telah berhadapan dengan orang yang salah.” Ucap Master Big hit. Lalu tak lama kemudian, para Penyihir medis menghampiri mereka, untuk membawa mereka ke ruang perawatan.  Setelah pertarungan antara Master Big hit dan Azter telah selesai, maka sekarang waktunya jeda pertarungan lagi selama 15 menit, supaya para Penyihir dan panitia penyelenggara dapat memperbaiki kembali arena pertandingan, yang sebelumnya telah hancur akibat terkena hantaman dari tubuh Azter. Nanti, setelah arena pertandingan kembali utuh dan dapat digunakan kembali, maka pertarungan selanjutnya akan segera dilaksanakan. Yakni pertarungan antara Zhoei melawan Ajora.  ( Gill ) ( M. Big hit ) ( Zhoei vs Ajora ) ( Bernie Zarr vs Dragon )  Tak lama kemudian, Dragon kembali menuju ke ruang perawatan khusus wanita untuk melihat keadaan Tatsui. Di luar pintu ruangan tersebut, Dragon bertemu dengan Glauss yang masih berada disana untuk memperhatikan perkembangan dari kondisi Tatsui. Lalu Dragon segera bertanya kepada Glauss mengenai kondisi temannya tersebut.  Glauss berkata bahwa saat ini Tatsui masih dalam kondisi tak sadarkan diri, dan butuh waktu yang lama bagi tubuhnya supaya dapat pulih kembali. Jika Dragon ingin masuk ke dalam sana untuk melihatnya secara langsung, sekarang sudah boleh. Maka Dragon segera masuk ke dalam ruang perawatan tersebut sambil ditemani oleh Glauss.  Dragon melihat Tatsui yang sedang terbaring di atas ranjang, matanya masih terpejam, karena saat ini dia sedang tertidur pulas. Lalu Melinda berbisik ke telinga Dragon, “Sepertinya para Penyihir medis itu sudah mengambil alih pekerjaanku. Tapi pengobatan yang telah mereka lakukan cukup bagus juga, walaupun tidak sebagus metode penyembuhan milikku.” Ucap Melinda.  “Ya, ya, ya ... Yang penting sekarang, Tatsui sudah baik-baik saja.” Kata Dragon.  “Apakah kau sedang berbicara kepadaku?” Tanya Glauss kepada Dragon.  “Ti- tidak, aku memang suka bergumam sendiri.” Jawab Dragon, sambil sedikit gugup.  “Apakah kau tidak mau menjenguk temanmu yang satu lagi?” Tanya lagi Glauss kepada Dragon. Yang dimaksud oleh Glauss adalah Gill.  “Entahlah, aku hanya merasa...”  “Apakah kau merasa kesal karena Gill sudah mengalahkan Tatsui.” Tanya Glauss kepada Dragon.  “Hmm, kurasa begitu. Memangnya kelihatan dengan jelas ya.”  “Ya, kurasa wajar saja jika kau merasa seperti itu, tapi walau bagaimanapun, kalian bertiga adalah teman kan? Kau juga harus menjenguknya.” Bujuk Glauss.  “Ya, rencananya aku juga mau kesana ... Kau mau ikut?” Ajak Dragon kepada Glauss.  Lalu setelah itu, Dragon dan Glauss terlihat sedang berjalan di lorong. Mereka berdua sedang menuju ke ruang perawatan khusus laki-laki, untuk menjenguk Gill. Tapi tiba-tiba di tengah jalan, mereka berdua berpapasan dengan Gill yang terlihat sudah baik-baik saja, walaupun di bagian pipi serta tangannya, terlihat dibalut oleh perban.  Seketika itu juga, langkah mereka semua langsung terhenti. Kemudian mereka saling menatap satu sama lain. Glauss merasakan suasana canggung di tempat itu, karena mereka hanya berdiri terdiam saja tanpa melakukan apa-apa disana. Kemudian Gill terlihat seperti sedang bersiap untuk menerima serangan, sedangkan Dragon terlihat sedang mengepalkan tangannya kuat-kuat. Lalu Glauss memperingatkan mereka berdua supaya tidak melakukan perkelahian yang sia-sia disana. Apakah Gill dan Dragon akan melakukan pertarungan di tempat itu?  Berlanjut ke Chapter 20
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD