Chapter Twenty : Friendship

1363 Words
 Pertandingan antara Gill dan Tatsui yang sudah terjadi sebelumnya, rupanya membuat Dragon masih berada dalam suatu dilema, dia yang telah menyaksikan kedua temannya bertarung, disisi lain merasa senang karena Gill berhasil lolos ke babak selanjutnya. Namun Secara bersamaan Dragon juga merasa kecewa karena Tatsui kalah dan impiannya harus pupus, walaupun Dragon juga tahu bahwa dia tidak boleh merasa seperti itu karena ini adalah sebuah pertandingan, dan Apapun bisa terjadi. Walau bagaimanapun juga, Dragon tidak boleh merasa kesal terhadap Gill yang sudah mengalahkan Tatsui secara sah, karena Gill juga punya tujuan dan berhak untuk menang.  Namun, Dragon tidak bisa membohongi hatinya bahwa dia memang sedikit kesal terhadap Gill setelah kejadian tersebut, sehingga emosinya sempat meningkat. Tapi dia berusaha untuk tidak meluapkan emosinya itu dan memutuskan untuk bersikap sewajarnya saja terhadap Gill, jika dia bertemu dengannya nanti.  Dan sekarang, saat itu telah tiba. Setelah berakhirnya pertarungan antara Azter dan Master Big hit, Turnamen dijeda selama 15 menit, maka Dragon memutuskan untuk melihat keadaan Tatsui yang masih belum siuman. Setelah itu dia pergi ditemani oleh Glauss untuk menjenguk Gill, lalu ternyata di lorong menuju ke ruang perawatan khusus laki-laki, Dragon yang sedang berjalan bersama Glauss, kebetulan berpapasan dengan Gill, yang baru saja keluar dari ruang perawatan tersebut. Ketika mereka sudah saling bertemu dan bertatap muka, suasana disana berubah menjadi sedikit canggung. Dragon terlihat sedang mengepalkan tangannya erat-erat, sedangkan Gill terlihat seperti orang yang bersiap untuk menerima serangan, namun Glauss yang berada di belakang Dragon, segera memperingatkan Gill dan Dragon supaya jangan melakukan pertarungan yang sia-sia disana, walaupun Glauss tidak begitu paham dengan permasalahan yang sedang mereka berdua hadapi.  Lalu, kemungkinan buruk yang dipikirkan oleh Glauss ternyata tidak terjadi. Dragon segera melemaskan tangannya kembali, sambil berbicara kepada Gill.  “Selamat atas kemenanganmu ... Gill.” Ucap Dragon. Lalu Glauss merasa lega setelah mendengar Dragon mengatakan hal tersebut.  “Ya, terima kasih ... Aku berniat untuk menjenguk Tatsui. Apakah dia sudah siuman?” Tanya Gill kepada Dragon.  “Belum, dia masih Tertidur.” Jawab Dragon.  Kemudian Gill menundukan kepalanya sambil berkata. “Aku pasti memukulnya terlalu keras.”  “Jangan berkata seperti itu ... Kau sendiri yang bilang bahwa kita harus mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki saat menghadapi pertarungan.” Kata Dragon.  “Keadaannya berbeda, yang kumaksud itu adalah ketika kita harus menghadapi lawan yang lebih kuat dan tidak bisa kita kalahkan dengan mudah.” Ucap Gill.  “Jadi kau berpikir bahwa Tatsui itu lemah?” Tanya Dragon kepada Gill.  Lalu Glauss bergumam, “Wah, keadaannya mulai memanas lagi.”  Gill menjawab pertanyaan dari Dragon, “Bukan begitu maksudku. Tapi ...”  “Kau menganggap bahwa dirimu terlalu kuat untuk Tatsui?” Dragon memotong perkataan dari Gill.  “Aku tidak punya anggapan seperti itu.” Jawab Gill.  “Kenapa kau bilang bahwa keadaannya berbeda? Apakah karena dia wanita, jadi kau boleh meremehkannya?”  “Bukan karena itu.”  “Lalu apa?”  “Aku ... A- aku.” Gill mulai merasa kebingungan.  “Lalu karena apa?!”  “Karena aku tidak ingin melukainya!!” Jawab Gill dengan nada yang sedikit membentak.  Lalu setelah itu, suasana disana berubah menjadi hening. Glauss dan Dragon hanya diam tanpa kata, setelah Gill menaikan suaranya. Dan tak lama kemudian, Gill mulai melanjutkan kembali perkataannya.  “Aku tidak pernah bilang bahwa aku ini lebih kuat atau lebih hebat dari Tatsui. Biarkan hasil dari pertarungan kami yang menentukannya. Aku juga tidak pernah meremehkannya, karena dia adalah petarung terbaik yang pernah kulawan sejauh ini. Namun satu hal yang pasti ... Aku tidak ingin kalah, karena aku juga memiliki tujuan untuk menang dalam Turnamen ini, yaitu demi uang. Dan tidak ada yang berhak menghakimi diriku atas tujuan yang kumiliki tersebut ... Di Turnamen ini aku bertemu dengan banyak orang, dan salah satunya adalah Tatsui. Aku mendengar bahwa dia memiliki sebuah tujuan yang besar demi Desanya, dan aku sangat menghargai tujuannya itu, sehingga aku juga memiliki keraguan untuk melawannya, dan aku sempat berpikir untuk menyerah dalam pertarungan tersebut.” Ternyata selama ini Gill juga menyimpan keraguan yang sama seperti Tatsui.  Kemudian Gill melanjutkan perkataannya, “Tapi ingatlah bahwa ini adalah sebuah kompetisi, dan dia juga pastinya sudah tahu bahwa dirinya akan terluka jika berpartisipasi dalam Turnamen ini. Dengan meneguhkan perasaannya sebagai seorang petarung sejati, dia tidak ingin diberi keringanan atau dikasihani sedikitpun oleh setiap orang yang akan menjadi lawannya. Maka dari itu, dia menyuruhku untuk bertarung dengan mengerahkan seluruh kemampuanku, lalu dengan senang hati aku menurutinya ... Semua orang memiliki tujuannya masing-masing dalam Turnamen ini, begitupun juga dirimu, iya kan? Apa yang akan kau lakukan jika berada di posisiku dan harus melawan Tatsui? Apakah kau akan menyerah, lalu tujuanmu kandas begitu saja, ditambah kau juga akan dibenci oleh Tatsui karena menyerah. Pikirkan lagi.”  Dragon tidak bisa menjawab semua perkataan dari Gill tersebut, karena dia juga memang memiliki tujuan yang harus dia capai, dalam partisipasinya di Turnamen Kota Togu. Kemudian Gill melanjutkan perkataannya lagi, “Aku baru sehari bertemu dengan kalian berdua, tapi kalian telah banyak menunjukan rasa kepedulian terhadap orang lain. Ditambah lagi, kalian berdua juga telah menganggapku sebagai teman. Hal yang tidak pernah terbayangkan dalam hidupku, dianggap teman oleh dua orang baik seperti kalian berdua ... Hal itulah yang membuatku tidak ingin melukai Tatsui, apalagi sampai mengalahkan dan memupuskan harapannya. Namun ... Tekadnya ketika dia berada diatas arena pertandingan, bukanlah tekad seorang petarung biasa. Dia tidak ingin diremehkan dan diperlakukan sebagai teman. Saat dia sudah berada diatas arena, dia ingin diperlakukan seperti layaknya seorang petarung sejati secara hormat, sehingga aku harus melawannya dengan sungguh-sungguh ... Jika aku sampai meremehkan kekuatannya dengan cara tidak bertarung dengan sungguh-sungguh, itu berarti aku tidak menghormati tekadnya sama sekali. Maka dari itu ... Sesuai dengan keinginannya, Aku bertarung dengan mengerahkan segala kemampuanku. Begitu juga dengan Tatsui, dia bertarung secara habis-habisan hingga membuatku sampai babak belur seperti ini.”  “Waah ... Dia benar-benar bicara panjang lebar ya?” Bisik Melinda ke telinga Dragon.  “Sekarang, terserah kau jika ingin menyalahkanku dan membenciku atas kemenangan yang telah kuraih. Apakah kau mau menerima atau tidaknya hasil dari pertarungan tadi? Itu semua adalah keputusanmu.” Ucap Gill.  Kemudian Dragon mulai berbicara, “Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyalahkanmu, atau membencimu atas hal yang telah terjadi. Karena ... Tatsui juga pasti akan memarahiku jika aku sampai menyalahkanmu atas kekalahan yang telah dialaminya. Sekeras apapun aku berusaha untuk meredam emosiku, tapi tetap saja selalu kelihatan ya? Aku harus bisa berpikir lebih jernih lagi ... Ya, disini kita semua adalah petarung. Menang atau kalah sudah menjadi ketentuan yang tidak boleh dibantah atau disesali. Aku akan terus berjuang dalam Turnamen ini. Maka dari itu, kau juga harus terus berjuang ... Gill, kau dan aku harus bisa bertemu di babak final nanti.”  Dragon mengajak Gill untuk sama-sama berjuang hingga ke babak final, bukan untuk membalaskan kekalahan Tatsui, atau untuk menentukan siapa yang lebih kuat. Tapi untuk berusaha menggapai hal yang menjadi tujuan mereka masing-masing, sebagai dua orang petarung sejati. Mereka berdua telah membuat suatu janji yang tidak tertulis dan tidak perlu diungkapkan. Yakni, apapun yang terjadi dalam pertarungan antara mereka berdua di Turnamen Kota Togu, itu semua tidak akan mempengaruhi hubungan pertemanan mereka sedikitpun.  “Ya.” Jawab Gill dengan singkat sambil tersenyum.  Setelah itu mereka berdua saling mengepalkan tangan ke hadapan masing-masing, untuk menunjukan bahwa ikatan pertemanan mereka berdua telah meningkat. Hal tersebut membuat Glauss yang sedang berada di belakang Dragon, meneteskan air mata, sambil berkata.  “Kenapa aku jadi terharu ya?” Glauss bertanya-tanya sambil tersenyum.  “Aku juga jadi ingin menangis.” Gumam Melinda.  “Siapa itu yang barusan berbicara?” Ucap Glauss, sambil menengok kesana kemari.  Setelah beberapa waktu kemudian, pertarungan selanjutnya akan segera dimulai. Yakni pertarungan antara Zhoei melawan Ajora, Dragon dan Gill sudah terlihat sedang duduk berdampingan di tribun khusus peserta. Hanya ada tiga orang saja disana, yakni Gill Dragon, dan Bernie zarr yang duduk disamping mereka namun dengan jarak yang cukup jauh.  Azter tidak ada disana untuk menyaksikan pertandingan diknya tersebut, karena Azter sedang diobati di ruang perawatan, setelah sebelumnya dia dikalahkan oleh Master Big hit, sedangkan Master Big hit juga tidak ada di tribun penonton khusus peserta, karena saat ini dia sedang menemui muridnya yang bernama Rhogi, yang baru saja sembuh.  Glauss menyuruh Gill dan Dragon untuk menonton pertarungan Zhoei dan Ajora, karena ada kemungkinan bahwa salah satu dari mereka akan menjadi lawan bagi Dragon yang selanjutnya, sehingga Dragon harus bisa menganalisa pertarungan itu dengan baik. Sedangkan untuk urusan penjagaan Tatsui (Yang masih belum siuman), sudah diserahkan kepada Glauss, maka Dragon dan Gill bisa tenang serta lebih leluasa untuk menyaksikan pertandingan yang akan segera dilangsungkan tersebut. Siapakah diantara Zhoei dan Ajora yang akan keluar sebagai pemenangnya?  ( Gill ) ( M. Big hit ) ( Zhoei vs Ajora ) ( Bernie Zarr vs Dragon )  Berlanjut ke Chapter 21
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD