Chapter fifty one : Good bye old friend

1909 Words
 Dengan menggabungkan energi murni dari kalung Ghistory dengan kekuatan api pedang Heat flame, Dragon berhasil mendapatkan wujud baru dari pedang Heat Flame, yakni pedang Blazing magma. Dengan bentuk yang lebih besar, lebih tajam, lebih gahar, dan tentunya dengan kekuatan api yang lebih besar pula.  Bahkan serangan dari Kai yang sebelumnya bisa menghempaskan Dragon sampai keluar Kastil, kini bisa ditahan dan diredam dengan mudah oleh pedang Blazing magma, yang membara di genggaman tangan Dragon. Lalu terjadilah pertarungan yang lebih sengit antara Dragon melawan Kai, dengan tekad yang menggebu-gebu untuk saling mengalahkan lawan, karena saat ini, kedua teman lama itu memiliki tujuan berbeda yang saling berlawanan. Kai ingin memanipulasi dan menggunakan Dragon untuk mencari bola Aporion, sedangkan Dragon ingin mengalahkan Kai supaya para b***k yang dikekang oleh Kai bisa segera bebas.  Mereka berdua terus menerus saling menebas dan adu serangan, ledakan dari api dan energi penghancur meluluh lantahka segala hal yang berada di sekitar mereka, bahkan halaman dan benteng Kastil Flaur sampai rusak dan bubuk dibuatnya.  Sementara itu, Putri Reina yang sedang bertarung melawan pasukan Flaur, juga mendengar suara dari ledakan-ledakan itu, sehingga membuat Putri Reina semakin merasa khawatir terhadap keadaan Dragon, yang sedang melawan Flaur alias Kai.  Mereka berdua masih beradu pedang dengan sengit, dan tidak menunjukan tanda-tanda ingin mengalah sama sekali. Kai yang merasa geram karena serangannya kini dapat ditahan dan ditangkis Dengan mudah, langsung melancarkan lagi serangan-serangan tebasan yang lebih beringas terhadap Dragon, saking kuatnya ketahanan dari pedang Blazing magma.  Lama-kelamaan munculah api yang sangat membara di sekujur pedang Blazing magma, tanpa banyak bicara Dragon langsung mengayunkan pedangnya dengan begitu keras terhadap Kai, untuk memberikan tebasan api yang lebih kuat daripada sebelumnya. Lalu, walaupun Kai sudah menahan tebasan itu dengan sekuat tenaganya, tapi tetap saja tubuh Kai terdorong lalu terpental jauh ke atas hingga mendarat dan menghantam atap Kastilnya sendiri. Setelah hal itu terjadi, Kai yang masih dalam keadaan terkapar di atas atap Kastilnya, kembali dikejutkan oleh serangan-serangan dari Dragon yang selanjutnya.  Dragon mulai melesatkan tebasan-tebasan api yang begitu kuat, kepada Kai yang masih berada di atas, sehingga Kai berulang kali terpelanting lalu harus bersusah payah berlari di sepanjang atapnya tersebut, untuk menghindari serangan-serangan yang begitu dahsyat dari bawah. Lalu saking banyaknya ledakan yang Kai terima, maka hal itu membuat tubuh Kai jadi terlempar dan terjun ke bawah kemudian jatuh menghantam tanah dengan cukup keras. Tapi tetap saja tubuh Kai tidak mengalami luka sama sekali walaupun dirinya sudah terkena oleh banyak serangan.  Kini keadaan Kastil miliknya itu sudah benar-benar hampir hancur, dengan atapnya yang terbakar dan temboknya yang sudah porak poranda. Kai hanya bisa pasrah menerima keadaan tersebut, sambil berusaha berdiri untuk dapat bertarung melawan Dragon lagi, yang saat ini sudah sangat sulit untuk dapat dikalahkan. Kai yang tadinya lebih unggul, kini berbalik menjadi kerepotan menghadapi Dragon, apalagi Dragon kini menjadi lebih beringas dalam memberikan serangan-serangan penghancur, dengan api membara yang menyelimuti pedangnya.  Tapi sepetinya Kai tidak memiliki niatan untuk menyerah sama sekali, karena Kai sudah berikrar bahwa dia akan bertarung secara habis-habisan melawan Dragon. Tanpa banyak bicara, Kai langsung berjalan lagi ke arah Dragon, untuk memberikan serangan pamungkas dari kedua pedangnya.  Melihat tebasan penghancur yang sedang melesat ke arahnya, Dragon juga tidak mau kalah, dia segera melesatkan serangan tebasan api yang tak kalah kuatnya dari serangan yang dilesatkan oleh Kai, hingga kedua serangan itupun akhirnya beradu di tengah mereka berdua yang sedang saling berhadapan.  Kedua serangan dahsyat tersebut akhirnya menghasilkan sebuah ledakan besar yang terdengar cukup keras, sampai-sampai membuat para Prajurit Flaur dan Kelompok Putri Reina yang sedang bertarung tak jauh dari sana, menjadi terkejut karena mendengar suara gemuruh dari ledakan besar tersebut. Kemudian Putri Reina memerintahkan kepada ketiga kawannya untuk berusaha lebih keras lagi, supaya mereka bisa menghalangi para Prajurit Flaur yang dapat mengganggu berlangsungnya pertarungan Dragon Disana.  Walaupun sebenarnya pertarungan antara Dragon melawan Stellan flaur sudah hampir selesai. Saat ini, Dragon dan Kai yang baru saja beradu kekuatan pamungkas, terlihat masih tetap bertarung secara habis-habisan, mereka berdua terus-menerus saling serang menggunakan pedang masing-masing, dan tidak menunjukan raut wajah lelah sama sekali. Namun, rupanya kekuatan yang sekarang Dragon miliki, mampu memberikan dampak yang begitu besar terhadap pertarungan tersebut. Lama-kelamaan Kai tampak begitu kewalahan melawan Dragon, karena Dragon berhasil menangkis setiap serangan darinya, dan Dragon juga berhasil mendaratkan beberapa serangan tebasan pada tubuh Kai, walaupun hal itu tidak berdampak apapun terhadap tubuh Kai. Hingga pada akhirnya, salah satu serangan tebasan dari Dragon mampu menghasilkan luka sayatan yang cukup besar pada pundak Kai, sehingga pundak Kai langsung berdarah.  Melihat hal tersebut, Dragon jadi merasa terkejut karena dia menyadari bahwa saat ini tubuh Kai sudah dapat dilukai, dan jika Dragon memberikan serangan telak terhadap Kai, mungkin saja temannya itu bisa terbunuh, sehingga Dragon menjadi ragu untuk terus menggempur Kai dengan serangannya.   Maka, Bukannya terus menyerang, Dragon malah mengurangi serangannya terhadap Kai. Karena dia masih belum siap untuk kehilangan sahabatnya itu. Menghilangnya efek kebal yang dimiliki oleh Kai, sepertinya disebabkan oleh Serangan-serangan kuat dari pedang Dragon, sehingga kini efek dari serum DNA hybrid yang mengalir di tubuh Kai mulai memudar.  Namun lain halnya dengan Kai, dia yang sudah tahu bahwa tubuhnya telah kehilangan kekebalan, malah semakin beringas memberikan serangan-serangan kuat terhadap Dragon, tanpa mempedulikan pertahanannya. Kemudian akhirnya Dragon berhasil membuat kedua pedang Kai terlempar dari tangannya, sehingga kini Kai harus bertarung dengan tangan kosong, tapi segera setelah itu, secara cepat Kai langsung memegang bilah pedang Dragon, kemudian dengan sengaja memajukan tubuhnya, sehingga perut Kai langsung tertusuk oleh ujung pedang milik Dragon.  Dragon yang menyaksikan hal itu dari jarak yang sangat dekat, tentu saja langsung merasa terkejut dan tak percaya. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Kai dengan sengaja menusukan diri sendiri pada pedang yang ada di genggaman tangannya, entah itu untuk mengakhiri hidupnya atau untuk melakukan tujuan lain, Tapi yang jelas hal itu Kai lakukan tepat setelah dia kehilangan kekebalannya dan kedua pedangnya. Tak ada yang bisa Dragon ucapkan ketika hal itu terjadi, dia masih tetap memegangi gagang pedangnya dengan ekspresi wajah tercengang.  Lalu sambil berbicara terbata-bata, Dragon mulai bertanya kepada Kai yang sedang berada di hadapannya dengan perut tertusuk pedang.  “K- K- Kai ... Apa yang kau lakukan?” Tanya Dragon.  “Peranku sudah selesai ... Uhuk.” Ucap Kai sembari memuntahkan darah.  Lalu seketika itu juga, sesuatu mulai keluar dari mulut Kai dan langsung melayang ke atas udara, yakni aura kegelapan Darkros yang menyeruak keluar dari tubuh Kai, karena wadah yang disemayaminya itu kini sudah tidak bisa digunakan lagi. Setelah aura kegelapan itu berada diluar, tiba-tiba saja Aura kegelapan itu langsung menjadi pudar dan musnah hingga tak tersisa.  Kemudian, Kai segera melepaskan tubuhnya dari pedang Dragon, sehingga dirinya langsung ambruk dan tergeletak di tanah. Sedangkan Dragon yang masih tidak percaya atas kejadian tersebut, segera merubah pedangnya kembali seperti semula (Menjadi pedang Heat flame), kemudian Dragon segera bersimpuh dan menyanggah tubuh Kai yang sedang terkapar di tanah, dengan kondisi tubuh yang sudah tak ada harapan lagi untuk bisa selamat.  “Kai, bertahanlah. Kenapa kau melakukan itu? Aku tidak punya maksud untuk membunuhmu.” Ucap Dragon sambil merasa khawatir terhadap kondisi Kai.  Kemudian Kai menjawab, “Tidak apa-apa. Ini sudah sesuai dengan keinginanku, Dragon ... Selama ini aku sudah menjadi bidak dari aura kegelapan Darkros, bahkan aku juga telah melakukan berbagai hal buruk terhadap orang lain. Dan kini, aku sudah menerima ganjaran yang pantas untuk semua tindakanku."  “Apa maksudmu? Ja- jangan banyak bicara Kai, ayo kita segera mencari bantuan." Tubuh Dragon gemetar karena khawatir dengan kondisi Kai.  “Selama dua tahun ini aku sudah banyak melakukan hal buruk, demi memuaskan hawa nafsuku, ditambah dengan pengaruh dari aura kegelapan Darkros yang membuat diriku semakin haus akan kekuasaan. Namun dalam hati kecilku ini, aku mempunyai keinginan untuk mengakhiri hidupku yang sudah tenggelam terlalu dalam di jalan kegelapan... Lalu, ketika kau menampakan dirimu Lagi di hadapanku setelah 2 tahun, sejujurnya aku merasa senang, sehingga aku memutuskan untuk memberikanmu tugas itu, supaya dirimu bisa belajar banyak dan berkembang semakin kuat. Lalu setelah hal itu telah tercapai, maka aku bisa mati dengan tenang ... Teruslah hidup Dragon. Dan jadilah seorang Kesatria sejati, Uhuk!” Kai kembali memuntahkan darah.  “K- Kai.” Ucap Dragon yang merasa sangat sedih dan tak bisa berkata apa-apa lagi.  “Tadi kau lihat sendiri kan, jika tekadmu untuk menolong orang lain begitu kuat. Maka kalung Ghistory akan menggabungkan kekuatannya dengan benda sihir yang kau miliki. Selain dengan pedangmu, kekuatan dari kalung Ghistory juga bisa digabungkan dengan benda-benda lain yang kau miliki ... Sehingga kau masih punya potensi untuk berkembang menjadi semakin lebih hebat lagi.” Ucap Kai sambil tersenyum di pangkuan Dragon.  “Apa?”  “Oh ya, kau ingin tahu dimana keberadaan Night crow kan?" Tanya Kai.  "Tidak, aku tidak butuh itu sekarang, aku hanya ingin supaya kau bertahan!"  Lalu Kai melanjutkan perkataannya, "... Night crow, sedang merencanakan sesuatu bersama Grim claw, untuk melawan Gold one.” Ucap Kai memberitahukan sebuah informasi penting kepada Dragon.  “Sudah cukup bicaranya, aku akan membawamu pergi dari sini.” Ujar Dragon yang ingin segera menyelamatkan nyawa temannya itu, namun sepertinya dia sudah terlambat.  “Ti- tidak Dragon, seperti yang tadi sudah kubilang. Peranku sudah berakhir ... A- aku senang, karena aku bisa mati di tanganmu, kawan...” Ucap Kai dengan nafas yang sudah semakin melemah.  “Tidak, Kai. Jangan berkata seperti itu.” Dragon mulai menangis.  “Teruslah hidup, Dragon.” Ucap Kai sambil menghembuskan nafas terakhirnya.  Dragon terdiam sejenak sambil merasa tidak percaya. “... Kai, Kai, bangun. Kaai !! Kaai !! Bangun ... Kaaaaai !!” Walau Dragon berteriak sambil menangis sekuat apapun, nyawa temannya itu sudah tidak bisa tertolong lagi, kini Kai sudah pergi untuk selamanya.  Kai sudah tiada. Dan dia telah mati sesuai dengan keinginannya sendiri. Karena beban dosa yang dia tanggung selama ini.  Ternyata hidup Kai selama ini selalu dia dedikasikan untuk kepentingan Dragon. Walaupun dia juga sempat melakukan hal-hal buruk ketika dalam masa-masanya menjadi Stellan flaur, tapi tetap saja, kematiannya itu telah membawa dampak yang begitu besar terhadap diri Dragon. Maka dari itu Dragon merasa sangat sedih dan kecewa ketika harus kehilangan lagi orang yang paling berharga baginya tepat di hadapan matanya, dan tidak ada yang dapat Dragon lakukan untuk mengubah hal tersebut.  Setelah Kai alias Stellan Flaur sudah berhasil dikalahkan, maka itu artinya pengaruh dari mantra patuh terhadap seluruh Prajuritnya kini Jadi menghilang. Sehingga mereka semua mulai ambruk satu persatu dan tak mampu lagi untuk memberikan perlawanan terhadap Putri Reina serta tiga Kesatria badai Nexus. Sehingga kini pertempuran di area tersebut telah benar-benar berakhir, lalu setelah itu Putri Reina dan tiga Kesatria badai Nexus bergegas untuk mendatangi keberadaan Dragon.  Sesampainya di tempat Dragon berada, mereka langsung merasa terenyuh ketika melihat Dragon yang sedang menangis meratapi kepergian musuh yang ternyata adalah teman lamanya sekaligus orang yang sangat berarti baginya. Sehingga tidak ada yang bisa mereka lakukan ketika menyaksikan hal itu terjadi, mereka hanya bisa berdiri terdiam saja sambil merasa prihatin terhadap Dragon, dan membiarkan Dragon untuk menghabiskan waktu sejenak disana.  Secara tidak langsung, Banyak hal berharga yang telah diberikan oleh Kai terhadap Dragon, yakni sebuah perjalanan yang mengesankan, teman-teman baik, senjata pamungkas, dan aliansi dengan pihak Kerajaan Nexus. Tugas yang diberikan oleh Kai itu membuat Dragon jadi memiliki banyak hal, yang dapat membantunya untuk menghadapi kejahatan dari Kelompok Emperors unity.  Disamping segala hal yang telah terjadi, bagaimanapun juga Dragon sudah berhasil mengalahkan salah satu anggota Emperors unity. Itu artinya secara tidak langsung dia sudah menyulut peperangan melawan kelompok paling ditakuti di seluruh penjuru Negeri Azhuloth tersebut. Enam anggota yang tersisa adalah :  1. Gold one yang sudah menguasai Kerajaan Distra.  2. Merliana yang masih belum diketahui keberadaanya.  3. Heatless yang juga belum diketahui keberadaannya.  4. Hebi yang sedang sibuk untuk membesarkan anak-anaknya (Monster Grood).  5. Grim claw yang melakukan eksperimen DNA hybrid terhadap manusia.  6. Dan Night crow yang telah membunuh guru Dragon.  Siapakah di antara mereka berenam yang akan Dragon hadapi selanjutnya? Dan dimanakah keberadaan dari bola Aporion, yang menyegel inti kekuatan Darkros? Terus ikuti kisahnya ya. Hanya di ‘Journey of the Dragon’.  Berlanjut ke Chapter 52
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD