Chapter fifty : Dragon's Redemption

2128 Words
 Setelah mengetahui identitas asli dari Stellan Flaur, yang ternyata adalah teman lama Dragon yang bernama Kai, tekad bertarung Dragon yang awalnya meluap-luap, tiba-tiba menjadi redup, sehingga Dragon tidak mengerahkan seluruh kemampuan yang dia miliki saat melangsungkan pertarungan melawan Kai.  Kai bertarung dengan menggunakan dua pedang yang memiliki energi penghancur, hasil eksperimen dari sampel kekuatan anak Hebi, sedangkan untuk pertahanannya, Kai memiliki kulit yang kebal terhadap segala serangan, karena dia sudah menyuntikan DNA hybrid dari Grim claw kepada dirinya sendiri, sehingga kini Kai menjadi sangat kuat dan tidak terkalahkan.  Kai memberikan serangan-serangan yang sangat berbahaya terhadap Dragon, bahkan tempat mereka bertarung jadi mengalami kehancuran akibat dari menerima serangan-serangan pedang Kai. Pada saat itu Dragon benar-benar dibuat kewalahan dan mengalami dilema besar, karena dia masih merasa ragu untuk memberikan serangan balasan kepada teman lamanya itu, walaupun kini Kai sudah bukanlah teman lama yang dulu Dragon kenal, karena dia sudah sepenuhnya dikuasai oleh pengaruh kegelapan Darkros.  Namun semakin lama, Dragon semakin merasa kesulitan untuk menahan dan menangkis semua serangan dari pedang Kai, sehingga beberapa kali Dragon terhempas dan terbanting, lalu mendapatkan luka-luka lebam di sekujur tubuhnya. Namun Dragon masih saja terus bertahan dan tak mau menyerang, bahkan walaupun Mellinda terus meyakinkan Dragon untuk bertarung dengan sungguh-sungguh, keraguan dalam diri Dragon tetap tidak bisa hilang.  Hingga akhirnya, keadaan berubah, ketika ucapan-ucapan penghinaan dari Kai terus menghujani Dragon, bahkan Kai juga berkata bahwa dia telah membunuh seorang pria tua yang dulu pernah berada di satu ruangan penjara bersama Dragon. Maka setelah mendengar tentang hal itu, raut wajah Dragon seketika berubah, lalu amarah yang sangat besar mulai meluap di dalam diri Dragon. Dia teringat dengan semua orang yang hidupnya jadi sengsara akibat perbuatan Kai selama 2 tahun ini, maka dari itu walau bagaimanapun juga Dragon harus bisa mengalahkan Kai. Dia mulai mengayunkan pedang apinya dan melancarkan serangan penuh.  Maka terjadilah pertarungan yang Lebih sengit antara Dragon melawan Kai, dimana kekuatan api dan energi penghancur saling berbenturan satu sama lain, hingga menyebabkan hancurnya struktur bangunan di ruangan tempat mereka bertarung. Karena gelombang serangan penghancur dari mereka berterbangan meluncur ke segala arah, dan hampir semuanya mengenai dinding serta hal-hal lain yang berada di dalam ruangan tersebut.  Dari luar, Kastil Flaur terlihat seperti sedang mengalami gempa bumi yang cukup hebat, karena bangunan itu terus saja bergetar, dibarengi dengan dinding-dinding serta jendela-jendela yang hancur berantakan. Saking dahsyatnya adu kekuatan dari serangan pedang Kai dan pedang api Dragon.  Kini Dragon sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya, karena dia merasa bertanggung jawab atas kematian dari pria tua yang bernama Kajiro Katsui tersebut, dan jika dia sampai kalah dari Kai, maka korban dari tindakan jahat Kai pastinya akan semakin bertambah lagi, Jadi kini Dragon benar-benar sudah sangat serius dalam menjalani pertarungannya melawan Kai. Maka dari itu kini kekuatan api dari pedang Heat flame mulai meningkat secara drastis, supaya Dragon bisa mengimbangi serangan-serangan dari pedang berkekuatan penghancur milik Kai.  “Nah, bagus! Begitu baru benar! Hadapi aku dengan penuh kebencian.” Ucap Kai yang masih terus berusaha menyerang Dragon.  “Aku tidak akan menyerah! Aku pasti akan mengalahkanmu, lalu merubahmu menjadi Kai yang dulu kukenal !!” Ujar Dragon yang membuat tekad baru, sambil memberikan tebasan-tebasan api kepada Kai.  “Lupakanlah aku yang dulu, karena Kai yang dulu tidak akan pernah kembali lagi. Sekarang hanya ada Stellan flaur.”  “Stellan flaur itu hanyalah omong kosong yang dibuat oleh aura kegelapan Darkros untuk memanfaatkanmu! Sadarlah Kai !”  “Aku sudah sangat sadar! Inilah kehidupan yang kuidam-idamkan selama ini. Akhirnya aku bisa merasakan kejayaan, kekuasaan, serta kekayaan yang selalu kuinginkan. Maka dari itu tidak akan kubiarkan kau merenggut semua itu dariku ... Menyerahlah Dragon!! lalu gunakanlah kalung Ghistory untuk kepentinganku!” Ujar Kai yang dipenuhi ambisi.  Sambil bertarung secara sengit, mereka terus berbicara antara satu sama lain.  “Aku tidak akan pernah menggunakan kekuatan dari kalung ini untuk kepentingan jahatmu! Karena menjadi pemilik dari kalung ini, merupakan suatu tanggung jawab besar yang harus kuemban!” Jawab Dragon dengan penuh emosi.  “Hmm, jadi sekarang kau sudah punya tujuan hidup yang lain ya ... Aku masih ingat ketika kau pertama kali datang kesini. Waktu itu kau sangat berambisi untuk membalas dendam terhadap Night crow, sampai-sampai kau mau menukarkan informasi tentang keberadaan Night crow dengan bola Aporion.”  “Tidak! Aku berusaha mencuri bola Aporion karena kau yang memaksaku! Kau menaruh batu mantra peledak di dalam tubuhku sehingga aku tidak bisa menolak perintahmu, lalu kau juga yang menjanjikan bahwa saat tugasku sudah selesai maka kau akan memberitahukan tentang keberadaan Night crow padaku ... Awalnya, saat menerima tugas darimu, motivasiku memangla demi mendapatkan informasi tentang keberadaan Night crow. Tapi, seiring berjalannya waktu, perjalanan yang telah kulalui malah memberikanku sebuah pengalaman yang sangat berharga. Dalam perjalanan itu aku bisa bertemu dengan teman-teman baru, bisa menjadi seorang juara Turnamen, dan bahkan bisa berkenalan dengan seorang Putri ... Hingga akhirnya aku juga bisa dipertemukan dengan kalung Ghistory, dan semua Hal itu membuatku sadar bahwa sekarang aku memiliki tanggung jawab besar, dengan semua kekuatan ini ... Tujuanku yang sekarang, sudah lebih besar daripada Night crow. Dan pertama-tama, hal yang harus kulakukan adalah mengalahkanmu! supaya hal buruk yang terjadi padaku serta pada para b***k di Kastilmu, tidak akan terjadi kepada orang lain!” Kata Dragon yang sudah memperbaharui tekadnya.  “Hmm ... Lalu bagaimana dengan Night crow? Apakah kau akan melupakannya?” Tanya Kai kepada Dragon sambil terus beradu pedang.  “Tidak. Setelah membuat perhitungan denganmu, aku pasti akan menyelesaikan urusanku dengannya! ... Lalu berlanjut kepada para anggota Emperors unity yang lain!”  Lalu Setelah berusaha mati-matian, akhirnya Dragon berhasil mendaratkan sebuah tebasan yang cukup kuat terhadap tubuh Kai. Namun, rupanya serangan tersebut tidak mempan dan bahkan tubuh Kai tidak mengalami goresan sedikitpun, serangan itu hanya menghempaskan tubuh Kai hingga menjauh saja. Sehingga Kai masih bisa berdiri dengan santai walaupun tubuhnya sudah terhempas dan menghantam tembok sampai hancur.  “Hahahah ... Konyol sekali, perjalanan tersebut memang telah membuatmu mendapatkan banyak hal, terutama teman-temanmu itu. Jujur saja, aku sedikit cemburu ketika melihat kebersamaanu dengan mereka. Karena aku menganggap bahwa sepertinya kau sudah benar-benar melupakanku ... tapi tak apa, kau memang sudah seharusnya melupakanku. Dan aku juga sudah seharusnya melupakanmu. Karena hal terpenting bagiku sekarang, hanyalah menjadi anggota resmi dari kelompok Emperors unity, dan membangkitkan Tuan Darkros kembali ... Kau sudah bukan lagi bagian dari hidupku. Sekarang anggap saja bahwa Kai yang dulu sudah mati. Dan bersiaplah untuk menerima kekalahan dari Stellan flaur.” Ucap Kai yang merasa sangat percaya diri karena tubuhnya tidak bisa dilukai.  “Aku merindukan Kai yang dulu, karena Kai yang dulu tidak akan mungkin tega menyakiti orang-orang tak bersalah. Dan Kai yang dulu, pasti akan selalu mendukung setiap jalan yang kupilih!” Kata Dragon dengan perasaan kesal.  “Jalan yang kau pilih?? Semua jalan yang kau pilih itu hanyalah jalan menuju kegagalan! Buktinya sudah jelas! Ketika kita berdua gugur dalam peperangan besar dua tahun yang lalu.” Ujar Kai sambil berjalan mendekati Dragon, untuk kembali melangsungkan pertarungan.  Kemudian, Dragon sempat terdiam sejenak dan akhirnya dia mengucapkan dua kata yang mampu membuat langkah Kai terhenti. “Maafkan aku.” Ucap Dragon secara singkat.  “Apa? Kenapa kau minta maaf?” Kai bertanya lagi.  “Itulah dua kata yang ingin kuucapkan jika aku mempunyai kesempatan untuk dapat bertemu denganmu lagi, namun tak kusangka kita malah bertemu dalam keadaan yang seperti ini ... Maafkan aku karena aku tidak berhasil menepati janji untuk saling melindungi di medan perang, walau seberapa keraspun aku berusaha untuk tetap berada disampingmu, tetapi keadaan tidak berjalan seperti yang kita inginkan, sehingga aku jadi kehilanganmu disan ... Namun Sebelum kita benar-benar berpisah, ada satu kalimat terakhir darimu yang tidak bisa kulupakan, yakni ‘Teruslah hidup, Dragon.’ Maka dari itu aku tetap hidup dan terus berkembang menjadi lebih sampai sekarang, supaya aku tidak menyia-nyiakan pengorbanan yang telah kau berikan padaku!! Kai !!” Teriak Dragon.  Lalu Kai tertawa menanggapi hal tersebut. “Hahahaahaha ... Aku sudah melupakan hal itu, bahkan aku juga sudah melupakan masa-masa itu. Tak ada gunanya kau mengingatkanku.”  Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Kai segera berlari lagi ke arah Dragon, begitupun sebaliknya, Dragon juga segera berlari ke arah Kai, sambil melesatkan pisau-pisau belati membara kepada teman yang sekarang sudah menjadi musuhnya itu, sehingga terjadilah hantaman dan ledakan-ledakan yang semakin memperparah rusaknya kondisi bangunan Kastil Flaur.  Dengan mudah, Kai dapat menangkis semua lesatan pisau-pisau belati membara dari Dragon, kemudian Kai segera melesatkan serangan-serangan tebasan lagi yang langsung ditangkis oleh ayunan pedang api Dragon. Mereka benar-benar bertarung secara habis-habisan, bahkan hingga masing-masing dari mereka berdua sudah hampir kehabisan tenaga. Walaupun Dragon bisa menyayat tubuh Kai berkali-kali, namun tetap saja Kai tidak mengalami luka sedikitpun karena tubuhnya itu sudah mendapat suntikan serum DNA hybrid, sehingga membuat kulitnya menjadi kebal terhadap serangan. Beda halnya dengan Dragon yang sudah mendapatkan banyak luka di sekujur tubuhnya akibat terkena serangan sekaligus menahan serangan dari Kai.  Kemudian Kai berbicara lagi kepada Dragon, sambil terus mengayunkan pedangnya. “Hanya segini saja kemampuanmu?! Bersiaplah untuk kalah !!” Ucap Kai. Lalu Kai mendaratkan sebuah serangan tebasan yang begitu kuat sampai-sampai tubuh Dragon langsung terhempas lalu menghantam tembok hingga hancur.  Tubuh Dragon terhempas hingga mendobrak dan menembus tembok ke bagian luar, sehingga dirinya kini sudah berada di luar Kastil Flaur. Dragon terlihat sudah benar-benar babak belur, bahkan hanya untuk berdiri saja dia merasa sangat kesulitan. Sedangkan Kai yang masih terlihat baik-baik saja, segera berjalan dengan santai menghampiri Dragon sambil menghirup udara segar di luar Kastilnya.  “Hmm, suasana disini memang nyaman. Itu sebabnya aku mendirikan tempat tinggalku di atas Tebing ini ... Tapi sekarang kenyamananku sedang terusik oleh keributan yang kau timbulkan."  "Jika kau tidak ingin diusik, maka jangan usik hidup orang lain."  "Hmm ... Apa kau dengar itu?” Tanya Kai kepada Dragon yang sedang berusah payah untuk berdiri kembali.  "Apa?"  “Saat ini, para Prajuritku sedang bersusah payah untuk melawan Putri tengil beserta tiga Kesatria bodohnya. Mereka semua benar-benar merepotkan, dan sangat berisik sekali.” Ujar Kai yang sedang berjalan keluar untuk mendekati Dragon.  “Diam Kai, aku belum selesai denganmu.” Ucap Dragon.  “Memangnya apa lagi yang dapat kau perbuat?? Semua seranganmu tidak ada yang mempan terhadapku, sedangkan tubuhmu sudah babak belur seperti itu, lebih baik kau segera menyerah ... Setelah mengalahkanmu disini, lalu aku akan menghabisi Tuan Putri serta ketiga Kesatrianya itu. Kira-kira cara apa yang paling tepat untuk membunuh mereka semua ya?” Ucap Kai yang berlagak di hadapan Dragon, karena dia tahu bahwa Dragon sudah tidak mempunyai lagi harapan untuk menang.  “Tidak, tidak akan kubiarkan hal itu terjadi ... Sudah kubilang bahwa aku akan mengalahkanmu disini !!” Ujar Dragon.  Lalu tiba-tiba, secara mengejutkan kalung Ghistory yang ada di leher Dragon mulai bersinar. Setelah itu, kalung tersebut mengeluarkan suatu energi murni yang langsung mengalir melewati bahu dan tangan Dragon hingga masuk ke dalam pedang Heat flame yang berada di genggaman tangan Dragon. Energi murni tersebut lalu bercampur dengan kekuatan api yang ada di dalam pedang Heat flame, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pada pedang tersebut. Pedang Heat flame tiba-tiba saja mengalami perubahan bentuk menjadi lebih besar serta lebih gahar, dan tentu saja hal itu juga turut mempengaruhi peningkatan kekuatan dari pedang Heat flame, sehingga membuat Dragon mulai merasakan adanya luapan kekuatan yang sangat melimpah dari dalam pedang di genggaman tangannya tersebut.  Kai yang melihat hal itu, langsung terperangah karena Dragon ternyata sudah bisa membangkitkan kemampuan fase kedua dari kalung Ghistory, yakni pencampuran kekuatan. Pada 25 tahun yang lalu, Raja Velodros juga pernah menggunakan kemampuan tersebut terhadap bola Aporion milik Darkros, sehingga Raja Velodros dapat menggabungkan kekuatan penghancur dari bola Aporion dengan kalung Ghistory, lalu menggunakan kekuatan campuran tersebut untuk melawan Darkros.  Dan sekarang, Dragon menggunakan kemampuan pencampuran itu, yang menggabungkan antara energi murni dan kekuatan api pedang Heat flame, sehingga terciptalah pedang Sakti dengan bentuk baru yang terlihat sangat kuat.  Lalu wujud pedang itu diberi nama oleh Dragon, yakni pedang ‘Blazing magma’.  Sambil merasa terpana, Kai berkata, “De- Dengan tekad untuk menolong orang lain, tak disangka kau benar-benar bisa menjadi lebih kuat. Tapi mari kita lihat, seberapa hebat pedangmu itu!”  Kai segera melompat tinggi untuk mendaratkan serangan tebasan yang dapat membelah tubuh Dragon menjadi dua bagian. Tetapi, rupanya serangan tersebut tidak mempan terhadap Dragon, karena dengan sigap Dragon langsung menahan serangan itu menggunakan pedang besarnya, dan hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, Dragon hanya menggunakan satu tangan untuk menahan serangan kuat dari pedang Kai, yang sebelumnya bahkan bisa menghempaskan tubuh Dragon sampai keluar.  Kai yang merasa geram karena serangannya dapat ditahan Dengan mudah, langsung melancarkan lagi serangan-serangan tebasan yang lebih beringas terhadap Dragon. Tapi lagi-lagi hanya dengan mengandalkan satu tangan, Dragon berhasil menahan semua serangan tersebut menggunakan pedang mode barunya itu. Tubuh Dragon benar-benar tak bergeming dari tempatnya berdiri saat ini, tebasan-tebasan kuat dari Kai tidak ada lagi yang mampu untuk menghempaskan tubuh Dragon, saking kuatnya ketahanan dari pedang Blazing magma, yang bahkan sampai mempengaruhi kekuatan dari tubuh Dragon. Kini keadaan telah berbalik, Dragon menjadi orang yang lebih unggul, karena dia memiliki kekuatan yang sangat besar dari gabungan antara energi kalung Ghistory dan pedang Heat flame miliknya, sehingga menghasilkan wujud pedang Blazing magma, dengan kekuatan yang meluap-luap. Namun Kai masih belum kalah, dia masih terus berusaha mengerahkan segala kemampuannya untuk bisa mengalahkan Dragon disana.  Akankah Dragon berhasil menang melawan Kai? Atau mungkin Kai bisa membalikan keadaan lagi? Dan apa yang akan terjadi kepada hubungan mereka berdua selanjutnya? Terus ikuti kisahnya ya, hanya di Journey of the Dragon.  Berlanjut ke Chapter 51
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD